Kita kembali bertemu di bus biru arah jalan protokol. Kamu mengenakan dasi hitam bergaris-garis merah lengkap dengan penjepitnya yang bewarna keemesan. Kali ini kamu menggenggam sebuah kopi hitam yang terlihat mulai mendingin. Tidak ada roti ataupun sandwich seperti biasanya, mungkin kamu lupa sarapan lagi.
Di jalan menuju perkantoran, pria beruban yang biasa kamu panggil dengan sebutan profesor itu menyapamu ramah. Meski sudah tiga tahun berlalu, kamu tetap menjadi murid kesayangannya. Kalian saling bertanya kabar lalu senyum sambil melambai.