Chapter 1

670 69 34
                                    

Caramel POV

Waktu istirahat tiba, gue duduk di pinggir lapangan basket sambil bengong nungguin Dio yang tadi sudah ngomel-ngomel di Line karena Pak Edi--Guru Matematikanya yang killer itu baru saja mengambil beberapa menit waktu istirahatnya.

Tiba-tiba ada yang menimpuk kepala gue. Gue yang tersadar lalu mendongkak, mendapati Dio dengan muka merengut nya.

"Eh buset lo kenapa dah? Muka lo udah kayak anak tikus kejepit roller coaster." ledek gue.

"Bacot lo mel, buruan ayo jajan. Entar waktu istirahat keburu habis nih, gue jadi gabisa nonton dulu anak-anak Cheers latihan deh."

Gue menatap lurus ke depan, memperhatikan cowok-cowok yang lagi main basket, keceeee gila!

"Pea lo ya emang. Otak lo gatau diasah pake apaan dah sampe-sampe omes tujuh turunan." Kata gue mendelik kearahnya.

Lalu tiba-tiba gue tersadar, orang yang dari tadi gue ajak ngobrol udah melenggang pergi gitu aja. Pea emang tu orang, gaada otaknya banget. Dewi sinis di diri gue mulai bersuara.

"Wooii Diooooooooo! Anjingg, tungguin gueeee!"

------------------

Dio POV

Sesampainya gue di kantin, Caramel baru saja berhasil menyamai langkahnya dengan langkah gue.

"Cih, dasar siput. Lari aja lo lama banget, apalagi jalan."

"Sialan lo malah ngatain gue, lo tuh harusnya minta maaf udah bikin gue capek kaya gini, setannn!" Kata Caramel geram.

"Mana ada setan ganteng kaya gue mel, lagian letoy amat sih baru lari segitu juga udah ngeluh." Kata gue sambil ngerangkul bahunya, terasa pas.

"Ih apaan si lo rangkul-rangkul segala. Risih gue, banyak yang ngeliatin tau." Katanya sambil mencoba melepaskan rangkulanku.

"Ohiya, sekarang flowers day ya mel? Lo mau bunga ga?" Kata gue sambil terus saja merangkulnya.

Saat itu juga mukanya langsung merah padam, gue jadi gemas ngeliatnya.

"Sok-sok an lo mau beliin gue bunga. Beli batagor aja lo minta traktir ke gue, iya kan?" Kata Caramel kencang

Gue langsung membekap mulutnya saat itu juga.

"Jangan kenceng-kenceng dong princess ngomongnya. Nanti reputasi gue sebagai cowok most-wanted di SMA Wijaya bisa hancur!" Bisik gue sambil senyum yang dipaksakan.

"Iya deh iya, kalau gituu, beliin gue bunga!"

"Okay kita selesaikan nanti, perut gue udah demo nih. Traktir gue batagor yaa?" Rengek gue sambil memamerkan puppy face gue.

"Anjing banget lo emang." Jawab dia

Setelah selesai makan batagor, gue dan Caramel lagi jalan di koridor sekolah, sesampainya didepan kelas Caramel, tiba-tiba kita berpapasan sama Ghea, mantan gue.

Gue menghentikan langkah gue, jantung gue berdegup kencang, gue masih sayang banget sama Ghea, sama sekali belum bisa move on dari dia.

"Mmm.. Hai Dio, Hai Caramel.." Sapa Ghea duluan.

Gue melirik Caramel, wajahnya sangat jelas menampakkan ketidaksukaan kepada Ghea. Huftt.. dia kenapa sih gapernah suka sama Ghea, padahal menurut gue Ghea itu baik.

Keadaan pun hening, tidak satupun dari kami berdua menjawab sapaannya. Baiklah, sepertinya harus gue yang mulai duluan.

"Hai Gh..gg..ghea." sapa gue balik. Shit, kenapa gue gugup gini sih.

GASPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang