▪9▪

9.8K 756 123
                                    

9.

==========
Bukankah lebih baik, mendengar kebenaran walau menyakitkan, daripada menyenangkan namun hanyalah kebohongan?
Menurutku, tidak begitu.
Bisa jadi, orang itu tidak mau menyakiti hatimu lebih dalam lagi.
Karena pelaku kebohongan, juga tersiksa dengan mulut manisnya.
==========

          Andra benar-benar menikmati hidup.

Terik matahari yang menyengat kulit semenjak tadi tidak menghalanginya untuk menikmati suasana Pantai Bandengan. Ia kembali duduk di kursinya setelah lelah bermain voli pantai bersama turis asing. Masih ada sisa dua hari cuti dan kesempatan itu Andra gunakan untuk menyegarkan otaknya dari tekanan kerja yang tampak nyata. Ia meraih kelapa muda yang terletak di meja. Memakai kacamata dan kembali bersandar di kursi santai. Peluhnya mengalir deras di antara pelipis, membuat anak rambut yang tidak ikut terkucir menempel di dahi.

“Udahan mainnya?”

Kepala Andra menoleh ke samping begitu suara Amel mengalun di telinga. Semenjak tadi sepupu perempuannya itu hanya duduk diam di bawah tenda. Bukan karena enggan menikmati panorama alam yang Tuhan berikan, tapi lebih kepada kulitnya yang sangat sensitif terkena sinar matahari langsung. Bisa-bisa nanti di sekujur tubuhnya terdapat bercak-bercak merah. Menyadari satu kenyataan itu membuat Andra bersyukur kepada Tuhan. Ia diberikan tubuh yang kuat dan juga sehat. Ia juga tidak memiliki satu alergi apapun.

“Istirahat sebentar.”

“Ponsel kamu dari tadi bunyi. Mau aku buka tapi ada sandi. Kesel!”

“Masa sih?”

“Tadi bos kamu nelpon, aku angkat deh siapa tahu penting. Tapi doi cuma nanya kamu lagi ngapain. Terus di tutup telponnya,” jelas Amel sambil mengoleskan tabir surya ke kakinya.

“Kenapa gak manggil aku, Mbak?” tanya Andra. Ia meraih ponsel yang tergeletak, menekan kombinasi angka dan melihat berpuluh-puluh pesan chat dari grup kantor. Mendadak perasaannya menjadi tidak enak, apalagi mengetahui jika Rendra menghubungi nomornya.

Ay
Anjir sumpah, si bos kesambet apa deh hri ini marahnya ga ketulungan. Dede gak kuattt!

Endrow
Mungkin kamu ada salah

Awsari
Serem mukanya kalo lg rewel. Berantem sma pacarnya kali

Erza
Kita salahnya dimna sih? Proposal jdi gitu dibanting.

Bang Ikin
Krg dikasih jatah sm pcrnya.

Sila (Tim)
Harap tenang. Tolong nnti seblm pulang kita rapat dlu aja tanpa Rendra. Plan job ulang. Mulai dari awal. Eka nnti bilangin skalian

Andra langsung meng-scroll layar cepat saking banyaknya chat yang tidak penting. Banyak makian dan juga gerutuan menghiasi layar ponselnya. Ia kemudian mengetik sesuatu.

Ada masalah apa di kantor mbak-mbakkuh dan abang-abangkuh?

Endrow
Yang pulkam, gk update berita kantor.

Ay
Tau tuh, cuti brapa hari sih, An? Nglembur lg nih

Kenapa kok lembur? Bukannya kita udh selesai ngerjain majalah bulan ini?

Erza
Oleh2 aja deh, An. Cepet balik. Gaada yg brani masuk ke ruang bos kalo bukan kamu.

Sila (Tim)
An minta tolong kirimin desain sampul untuk bulan ini. Ada yg harus diganti

The Fact. - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang