YAOI,BL,OOC,TYPO.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.Baru saja monitor laptop menunjukan kata THE END. Wanita paruh baya dengan selang infuse dipunggung tangan kirinya itu menyeka air mata yang sejak tadi menggenangi kelopak matanya.
"Benar-benar mengharukan."
Jimin menoleh, ia menyibak poni lalu berjalan pelan mendekati ranjang dan duduk di tepinya. "Apa ceritanya sudah selesai?" Jimin menggeser bantal penadah laptop sehingga ia dapat melihat bahwa drama tersebut sudah berakhir.
"Ceritanya Bagus. Kau harus menonton nya juga," saran Eomma lalu membelai rambut Jimin lembut. Jimin terkekeh. "Drama ini pernah dinonton teman sekelasku melalui layar proyektor."
"Persahabatan adalah awal dari sebuah pengertian yang mendalam. Pengorbanan adalah jawaban atas kadar kesungguhan persahabatan. Benar-benar menyentuh. Hmmㅡ aku jadi ingat Taehyung. Bagaimana kabarnya? Dia baik-baik saja kan
Jimin menghela napas "dia baik-baik saja. Kemarin dia baru menang balap lari denganku," kenangnya.
Eomma tersenyum hangat, penuh keteduhan. "Aigoo..terakhir kali aku melihatnya seminggu yang lalu ketika dia datang menjenguk." Eomma menghela napas sembari mengenang. "Anak itu benar-benar manis. Apa dia sudah punya kekasih?"
Jimin menatap Eomma-nya dengan tatapan penuh tanda tanya. Eomma terkikik melihat ekspresi anaknya yang salah mengerti.
Eomma memberi pengertian dengan menepuk-nepuk pundak anak semata wayangnya itu. Jimin tersenyum masam lalu menutup semua program laptop sebelum mematikan nya.
"Sebelum tidur, maukah kau menyanyikan lagu untuk Eomma?"
Jimin terkesiap, "M-menyanyi? Aish... Eomma, aku mana bisa menyanyi" tolaknya lalu menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Tapi eomma ingin lagu pengantar tidur."
Jimin terdiam, Berpikir sejenak. "Bagaimana kalau aku memainkan lagu dari ponsel?" sarannya lantas merogoh saku celana dan mengambil ponselnya itu.
Eomma mengeleng. "Tidak! Eomma ingin mendengar suaramu Jimin."
Eomma mengusap pipi kanan Jimin sekilas.
"Eomma berniat membuatku malu ya?" gumam Jimin tak habis pikir.
"Apa yang harus kau jadikan alasan untuk malu? Kau hanya menyanyi kan lagu untuk eomma-mu" jelas eomma dengan senyum bijak yang selalu menjadi ciri khasnya. Jimin meleleh. Saat ini ia sedang tidak ingin membantah permohonan eomma-nya, bahkan ia selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginan eomma-nya. Tapi untuk satu ini, sepertinya sedikit memberatkan.
Jimin berdehem-dehem lalu mengusap kepalanya leher bagian depannya, bersiap untuk mengeluarkan suara mahalnya. "Bagaimana kalau rumah sakit ini runtuh karena aku menyanyi, eomma?" pikirnya mengada-ada.
.
.
.
.
.
."Yakk!" Taehyung mengagetkan seseorang yang tengah melamun dengan memeluk biola.
"Kau ini!" sergah namja itu sebal. Namja itu mulai menyingkir, tentu saja Taehyung mengejar nya.
"Sepertinya kau sedang ada masalah." sekarang mereka jalan beriringan meskipun namja disebelahnya berusaha untuk jalan lebih cepat. Taehyung masih bisa menyamakan langkah mereka.
Tiba-tiba langkah kaki namja itu berhenti.
"Kau membuntuti ku?" hardiknya sejurus kemudian.
Taehyung tercekat, "aku tidak membuntutimu." elaknya ikut berhenti. Namja itu mengerang sebal. Ia benar-benar ingin memukul kepala Taehyung dengan biola saat ini juga. Namja itu kembali melangkah. Bergegas Taehyung melakukan hal yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love-{MinYoon/TaeGi}
FanfictionRemake fanfiction from-Love Examination. Karya Annisa Widi Astuty. . . . . Warning : YAOI,BL,OOC,TYPO. . . . Fanfic ini remake dari ff yang sudah dibuku kan(?yang berjudul-Love Examination-karya Annisa Widi Astuty. Saya hanya mengubah sedikit alur...