Tidak pernah terbayangkan bagaimana jadinya bila aku mulai menjatuhkan hati pada seseorang. Bahkan mengharapkan mereka datang pun, tidak. Ya, aku adalah wanita paling tidak menyukai hal hal yang menggunakan hati. Lebih tepatnya, aku belum dewasa. Saat perempuan seusiaku sudah mulai menyukai seseorang, aku masih menyukai kesendirian. Memang aku tergolong orang yang irit dalam berbicara, tidak bisa basa basi, kaku, dan kutu buku. Tapi setidaknya aku punya keluarga yang selalu hadir untukku. Aku tidak bisa mempercayai siapapun, maka dari itu aku tidak mempunyai teman seperjuangan seperti yang lainnya. Aku tidak tertarik untuk bersosialisasi. Aku pikir, itu hanya akan membuang waktumu untuk sesuatu yang sia sia.
Pagi ini, aku mulai melangkahkan kakiku pada kelas yang baru. Ya, aku baru saja naik kelas. Seperti biasa, aku duduk paling depan karena hanya itu bangku yang tersisa. Bel berbunyi tanda masuk kelas. Semua mulai duduk pada bangku masing masing. Kadang aku merindukan kebisingan kelas dalam beberapa waktu. Selebihnya, aku benci bersosialisasi dengan mereka, orang orang munafik. Beberapa menit kemudian, guru pengajar kami datang membawa murid yang tak dikenal namanya lalu memperkenalkan dirinya di hadapan kelas. Oh, namanya Zeir. Lalu, tubuhnya berjalan mengarah kepadaku. Entah apa yang aku rasakan ini namun seketika tanganku berkeringat dan tak berhenti menatapnya. Dengan polosnya, Ia duduk disampingku dan tersenyum memperkenalkan diri. Mataku masih tertuju padanya, tak berhenti mengambil nya pada memory pada otakku. Tak lama, aku sadar dan memperkenalkan diriku, Tyar. Jantungku berdetak kencang, terkaget rupanya dia duduk menemaniku. Kutepuk dahiku dan berkata pada diriku sendiri "ini hanya sementara, tidak mungkin dia duduk disini terus". Dia menengok kearahku, memasang muka tak mengerti akan apa yang aku lakukan barusan. Aku terdiam, sengaja kutarik ujung bibirku sedikit. Kemudian, kami mulai belajar dengan biasa, yang berbeda hanyalah; ada seorang lelaki manis di sebelah kananku, yang mencoba menarik kedua sisi bibirku setiap menangkap matanya.
YOU ARE READING
Si Pencuri Hati
RomanceBerdiri ditengah ramainya manusia tapi masih merasa kesepian, apakah bodoh? Ya, aku masih menyimpan perasaan itu dan menutup mata; telingaku untuk berpaling. Berjalan lurus kearah yang entah tak bertujuan, supaya lari pula hati ini pada lelaki indah...