Yee,,, udah part 5. Yang bosen sabar ya ! Pliss tetep baca. Bentar lagi. Oke !!
Air mataku menggenang lagi. Ingin rasanya berteriak 'jangan'. Tapi, mulutku sudah bergetar tak mampu berucap. Kuputuskan meninggalkan tempat ini begitu saja. Aku sudah tidak tahan.
Sial ! Kenapa harus menabrak pintu. Sekarang pintu terbuka seluruhnya aku harap mereka tidak melihatku. Secepatnya aku kabur dari tempat itu. Yoongi, ternyata aku belum mengenalmu atau justru tidak bisa mengenalmu, sekarang maupun yang akan datang.
Aku termenung di tempat tidur. Beberapa hari ini suasana hatiku benar-benar kacau. Jika ku ingat seperti apa perjuanganku mendapatkannya aku kasian pada diriku sendiri. Apa mungkin dia hanya terpaksa menikah denganku ? Pikiran itu juga sempat singgah di otakku. Menjadi istri yang seolah tak diharapkan, wajar jika berpikiran seperti itu.
Pintu terbuka, kulirik jam di dinding waktu menunjukkan pukul 9 malam. Dia melihatku datar begitu pula aku. Kali ini aku tidak menyambutnya. Hatiku terlalu lelah mengingat apa yang telah terjadi. Dia langsung bersiap ke kamar mandi.
"Yoongi, ada yang ingin kukatakan padamu" Ucapku datar. Seperti biasa dia hanya menoleh, aku pun mendekatinya. Ku tatap matanya dalam-dalam. "Aku ingin kita..." Mataku mulai panas. kutarik nafas panjang agar aku bisa mengatakannya dengan baik.
"Sebaiknya kita bercerai saja. Aku ingin kita cerai" Rasanya otakku kacau mengatakan hal itu. Ku gigit bibir bawahku menahan tangis. Aku tidak tahu apa yang dia rasakan yang jelas matanya membelalak dan tampak kaget. Ini pertama kalinya aku melihat ekspresi wajahnya seperti itu.
"Apa kau salah bicara ?!" Sedikit aroma bentakan.
Aku tersenyum pahit. "Tidak,tentu saja tidak. Aku--- sudah memikirkannya jauh-jauh hari dan hari ini adalah saat yang tepat mengatakannya"
"Apa kau sudah gila ?!" Dia justru membentakku.
"Tidak ! Justru aku akan gila jika tidak melakukan ini" Kubalas dengan nada yang sama.
"Rae Na ! Apa yang terjadi padamu ?!"
"Tidak terjadi apa-apa denganku tapi, apa yang terjadi padamu ?!" Aku terdiam sejenak. "Sebelum semua terlambat, sebelum kau mendaftarkan pernikahan kita, sebelum kita bulan madu sebaiknya kita akhiri saja" Jelasku lembut dengan air mata yang perlahan membanjiri pipiku.
"Kau marah karena aku belum mendaftarkan pernikahan ?! Omong kosong apa yang kau bicarakan, ha ?!"
"Bukan. Dan aku tidak beromong Kosong. Tapi, kita adalah dua yang berbeda dan perbedaan itu sulit di satukan. Aku Bukanlah wanita yang kau harapkan. Setiap waktu kau mendiamkanku, kau acuh, kau asyik dengan dirimu sendiri. Aku sudah lelah. Sekuat kemampuanku aku berusaha jadi wanita yang baik untukmu. Tapi, sedikitpun kau tidak menganggapku. Bahkan kau tidak bisa tersenyum seperti saat kau bersama Ah Soon. Aku sadar, aku hanya butiran embun yang akan hilang di siang hari. Dan kau adalah apa yang tidak bisa kumengerti--"
"Rae Na !" Dia kembali membentakku.
Air mataku semakin deras mengalir. "Besok aku akan pergi dari rumah ini jadi, aku minta maaf jika aku bodoh dan aku minta maaf tidak bisa jadi yang kau inginkan. Yoongi, aku mencintaimu, Maafkan aku"
"Baiklah, lakukan jika kau mampu !" Dengan mudahnya dia berucap.
Tuhan, Bahkan dia siap melepasku. Benarkah, sedikitpun aku tidak ada di hatinya ?.
TBC
Tanggapannya, Responnya, Jejaknya pokoknya sangat berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me,Kiss Me (END)
Fanfiction"Aku tidak ingin kau pergi meninggalkanku,tetaplah disini bersamaku.Maafkan aku,aku mencintaimu" "Mungkinkah ini awal kebahagian pernikahan kami ?"