Bagian 6

20.1K 2.3K 80
                                    

Zavier tidak pernah menyangka bahwa akan melihat pakaian tidur Zia yang tersingkap saat membuka pintu kamar istrinya itu. Ia sama sekali tidak terpikir akan mendapati pemandangan menghibur demikian. Istri kecilnya itu tampak asik bertelepon dengan posisi menelungkup, namun tidak menyadari kehadirannya. Membuat Zavier punya banyak sekali waktu untuk memandangi kaki mulusnya hingga ke ujung pakaian tidur Zia yang tersingkap. Jelas memperlihatkan bagian yang selama ini tertutup dan membuat Zavier penasaran.

Zavier sangat menikmati saat-saat bebasnya itu, meskipun rasa ingin tahu juga sempat mengusiknya. Karena Zia sempat menyebutkan perihal dihukum oleh seniornya. Tapi Zavier menahan diri. Hal itu bisa ia tanyakan nanti tanpa harus menginterupsi Zia yang sedang sibuk bertelepon dengan seseorang yang terdengar seperti sepupunya.

Dan tak disangka, begitu mendapati dirinya ada di sana, Zia tampak sangat terkejut. Bahkan sampai terjatuh dari atas kasur.

Setelah membuat gadis itu kaget dengan kehadirannya dan pada akhirnya mendapat penjelasan dari Zia mengenai hukuman yang ia terima, Zavier menawarkan diri untuk membantu Zia mengerjakan soal tersebut. Awalnya Zia tampak tidak yakin padanya dan mengatakan bahwa besok ia akan minta bantuan teman sepupunya saja. Membuat Zavier harus mengeluarkan stok kesabaran ekstra agar tidak mengeluarkan protes karena tidak terima dianggap remeh.

Disiplin ilmunya adalah teknik sipil, yang mana membuat Zavier cukup kenyang bergaul dengan ilmu Fisika selama kuliah. Ketidakyakinan Zia jelas membuatnya tersinggung karena sempat memandangnya dengan sebelah mata. Mungkin gadis itu beranggapan demikian karena posisinya sebagai GM di sebuah hotel dan sedikit tidak nyambung dengan disiplin ilmunya. Tampaknya Zia tidak tahu bahwa selama kuliah ia juga mempelajari ilmu managemen yang mana juga cukup bermanfaat untuk posisinya sekarang.

Zavier tahu istrinya itu masih terlalu belia. Jadi sengaja ditepisnya rasa tersinggung itu kali ini. Mungkin Zia juga beranggapan ia adalah tipikal orang sukses karena nepotisme, karena hotel tersebut merupakan milik saudara ayahnya. Jadi tidak sepenuhnya salah gadis itu. Ia awalnya memang dipaksa untuk berada di posisi tersebut alih-alih terjun langsung di perusahaan properti milik keluarga. Jadi secara tidak langsung ia memang pelaku nepotisme, sekaligus korban dari sikap membangkang sepupunya yang menolak jabatan tersebut.

Tapi Zavier tentu tidak perlu repot-repot menjelaskan hal itu pada Zia, bukan? Setidaknya sekarang bukan saat yang tepat untuk curhat-curhatan. Saat ini Zia bersedia dibantu olehnya, sebelum besok mereka akan mengunjungi teman Mia yang merupakan guru Fisika. Jadi sekarang, Zavier harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena diberi kesempatan berlama-lama berada di kamar istrinya.

Zia datang mendekatinya dengan beberapa buku dan kertas. Benda-benda itu diletakkannya di atas kasur, sementara Zia merangkak perlahan untuk duduk di sisinya.

Zavier bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya gadis ini memang benar-benar polos atau wujud dari setan penggoda yang menyamar? Lihat apa yang sudah diperbuatnya. Baru saja dia merangkak mendekati Zavier. Membuat isi kepala Zavier seketika membayangkan hal-hal lain akibat dari gerakan tersebut.

Sementara sebelumnya tadi, tanpa sadar saat mereka akan menuju meja belajar, Zia bilang sebaiknya mereka belajar di atas tempat tidur saja karena kasur itu masih luas dan cukup ditempati berdua. Jika harus belajar di meja belajar dengan satu kursi, Zavier akan lelah karena berdiri terlalu lama.

Tahukah Zia apa efek kalimat itu padanya? Kalimat "belajar di atas tempat tidur" itu punya arti lain di benak Zavier. Begitu pula dengan "berdiri terlalu lama". Zavier ingin sekali menjawab dengan "Berdiri tidak akan membuatku capek. Kamu tidak tahu saja nikmatnya 'berdiri'", namun tidak sampai hati. Ia tahu Zia pasti tidak akan mengerti.

"Jadi kita mulai dari soal yang ini?" tunjuk Zavier pada kertas yang tadi diletakkan Zia, lalu menoleh pada istrinya.

Zia mengangguk. Gadis itu kemudian meraih sebuah bantal dan meletakkannya di pangkuan. Seketika pemandangan yang tadi membuat fokus Zavier sedikit teralihkan segera tertutupi. Dengan wajah tak berdosa, Zia menatap soal kemudian bertanya pada Zavier.

CopulabisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang