2

1.3K 48 2
                                    


"ayo steff. Fighting" kata steffi menyemangati dirinya sendiri

Perlahan dia mengetuk pintu kelas 11E. Tertera diatas pintu kelas

Cklekk
Pintu terbuka menunjukkan seseorang paruh baya. 'Ani syahdira' tertera di label kartu nama di bajunya

"Iya? Cari siapa ya?" tanya bu ani

"Emm,  maaf bu. Saya steffi,  anak baru yang dari jerman" ucap steffi sedikit gugup

"Oh,  baik masuklah" kata bu ani memasuki kelas diiringi steffi

"Baik anak-anak ini murid baru pindahan dari jerman. Silahkan perkenalkan namamu nak" kata bu ani, steffi mengangguk

"Hai all, aku steffhanie zamora, pindahan dari jerman. Senang bertemu dengan kalian" ucap steffi gembira

"Baik steffi kamu bisa duduk di, emm.." ucap bu ani terpotong

"Sama saya aja bu" teriak lelaki di bangku tengah ketiga

'fakhri' batin steffi

"Gak gak bisa, lo kan duduk sama gue" kata teman sebangkunya

"Ck, sekali aja di " ucap iqbaal memohon pada aldi

"oke oke" ucap aldi sambil membereskan bukunya dan pindah ke belakang bangku tadi

"Baik steffi kamu duduk disana" aku tersenyum kepada bu ani

----------

Teeett
Tanda waktu istirahat telah tiba

"Steff,  kantin yuk?" tanya iqbaal

"Em, gue masih kenyang fakh, lo duluan aja, gue ketoilet dlu. Ntar gue nyusul" jawab steffi

"Emang lo udah tau toiletnya, belom kan, yuk gue anter"

"gue udah tau kok, tadi ada siswi ngasih tau gue" ucap steffi sambil berlari meninggalkan iqbaal

"Fakh?" tanya aldi mengagetkan iqbaal

"gue jaga identitas di, kan ga lucu klo dia tau nama gue"

"iya juga sih" kata aldi sambil manggut-manggut

"Ck pea" ucap iqbaal sambil menoyor aldi, iqbaal pergi meninggalkan aldi yang tampak sedang merutuki dirinya

"Emang gue pea ya?" tanya aldi pada dirinya

"Lu itu emg pea" ucap shanin kembali menoyor aldi sambil berlalu

"Nin?  Eh, kok gue bego si?" aldi melenggang menyusul iqbaal dan berlari.

***

STEFFI POV

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 10 menit lalu, sekarang aku tengah berada di perpustakaan mengambil buku materi pelajaran yang sempat tertinggal oleh ku dua minggu setelah libur panjang.

Aku tidak sendiri disini, di temani cassie yang sedang memainkan ponselnya di salah satu bangku perpus, bahkan keadaan perpus udah sepi banget' pikirku

"Aww" rintihku saat sebuah buku menghantamku, lupa kalo tanganku masih diaatas ngambil buku yang lumayan gede. Kebanyakan ngelamun sih.

--

Sekarang aku dan cassie sedang berada di UKS, karna tadi ada sedikit luka di kepalaku.

"Done, perfect" ucap cassie setelah menempelkan plaster di jidat ku.

"Perfect pala lo penyek" ucapku sambil menoyor cassie, dia hanya memamerkan jajaran giginya.

Drtt drtt

Dering lantunan lagu heart break girl dari handphone cassie berbunyi.

"Hallo" ucap cassie setelah menekan tombol hijau di ponselnya.

"Gue Lagi nemenin steffi di perpus cari buku, jadi gue belum pulang "

"Kan tadi gue bareng lo bego"

"Lah steffi?"

"Ga bisa gitu dong kan gu..."

"WHAT SERIOUSLY?" Ucapan cassie

kali ini membuatku menutup telingaku. Aku mendengar jelas percakapannya tadi. Sifat annoying dari ayahku membuatku mengetahui rahasia sebesar ini?. Kemana salsha yang mengetahui semuanya?. Kenapa dia tidak memberitahuku tadi diparkiran? Padahal dia juga ada disana tadi. Aku sudah mengetahui dari awal. Tapi aku memang belum percaya tadinya. Tapi sekarang aku mendengarnya sendiri dengan telingaku. Ga mungkin aku salah dengar kan? Oh Ma gosh gue pengen pinsan'

Kulihat cassie langsung menyambar tas punggungnya diatas meja samping ranjang UKS yang ku duduki. Ia tidak mengucapkan sepatah katapun setelah mematikan sambungan telfon dengan iqbaal tadi. 'Yah emang iqbaal yang nelpon'

--
Drtt drtt

Dering lantunan lagu heart break girl dari handphone cassie berbunyi.

"Hallo" ucap cassie setelah menekan tombol hijau di ponselnya.

"Dek lo lagi dimana?" Ucap seseorang di seberang telepon sana, yang kukenal suaranya Iqbaal, iya suara iqbaal aku mengenal suara ini

"Gue Lagi nemenin steffi di perpus cari buku, jadi gue belum pulang"

"Lo bawa mobil?"

"Kan tadi gue bareng lo bego"

"Yaudah gue suruh pak mamat buat jemput lo di sekolah sekarang"

"Lah steffi?"

"Gue kesana gantiin lo, gue yang anter steffi"

"Ga bisa gitu dong kan gu..."

"Dia keturunan dari jerman, anak husen. Gue bakal nanganin dia sekarang. Please jangan bikin rencana gue gagal sekarang".

"WHAT SERIOUSLY?"

"Yeah please."

Tut

--

Aku tau sekarang, nyawaku sedang terancam saat ini, mana lagi iqbaal yang akan datang dan melaksanakan rencananya. Entah rencana apa yang akan dia lakukan yang jelas aku harus pergi sekarang, melihat keaadaanku saat ini pasti iqbaal akan lebih mudah membawaku entah untuk di bunuhnya atau tidak.

Aku beranjak turun dari ranjang UKS, kepalaku sedikit nyeri mengingat buku besar yang menimpaku tadi, aku segera berlari menuju pintu gerbang yang sudah terdapat mobil salsha. Sebelumnya aku menelpon salsha untuk menjemputku.

"STEFFII" tamat riwayat, mampus lo stef' batinku

"Belom juga sampe gerbang, udah ketemu. Yaallah please" gumamku sambil menadahkan tangan ku ke atas.

"Hai" ucap iqbaal setelah berada di depanku.

"Eh... hai?" Kenapa aku gugup. Please jangan bikin aku mati sekarang

"Em. Lo mau pulang?" Tanyanya membuyarkan kegugupanku.

"I..iya. gue duluan ya baal, salsha udah nungguin" kataku lalu berlari menuju pintu gerbang.

Sebelumnya aku masih mendengar teriakannya 'oke. Eh besok gue mau ajak lo ke sesuatu tempat, siapin bajunya. Siapa tau kita bolos' dan ku balas dengan acungan jempol.

Bego. Steffi bego. Kenapa tadi di setujui. Bego banget elah. Bisa bisa rencanaku bakalan gagal mau bikin Mafia damai. Aku yang mati duluan' batinku merutuki kebodohanku.

--

Maaf karna ngaret banget :"))

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang