3

1.2K 55 0
                                    

Berangkat pagi. Bahkan sepagi-paginya. Targetnya satu. Menghindari Iqbaal. Fix tapi ini bukan berita bagus, steffi dengan cepat turun dari kasur setelah melihat jam weekernya 06.45 siapa yang ga kaget?

Bukan karena telat sekolah aja, tapi si qobal gimana???!!!!!

"SALSH???" Tapi tidak ada sautan dari salsha,

"Jahat banget sih, udah ga ngebangunin, malah ninggalin! Awas aja lo, gue cincang jadi acar" gerutunya sebal

Perfect. Setelah memakai sepatunya ia membuka pintu rumah salsha, dan betapa terkejutnya dia, kala Iqbaal telah stay di depan pintu sambil bawa sebuket mawar merah gede

"Hai baby. Kamu lama banget sih, kan aku udah nunggu lama" iqbaal mengerucutkan bibirnya

Matanya membelalak, sejak kapan iqbaal jadi sejijik ini, ilfeel dehhh "sejak kapan lo jadi ewh gini baal?" Ia menggidikkan bahunya geli

"Dan ya, gue ga minta lo nungguin gue"

Dan. Damn! Percuma
Saat ini steffi membuang mukanya dan memperhatikan mobil berlalu lalang dan berpapasan dengan mereka, yah bukan iqbaal jika gak memaksa. Dan akhirnya steffi kalah, dan memilih nurut.

"Lo mau bawa gue kemana sih! Dari tadi muter-muter mulu" diabaikan. Yaampun kalau lo gak lagi nyetir udah gue jambak, masalahnya gue masih pengen hidup. Gerutunya, sambil memutar bola matanya jengah

"Makan dulu ya beb" steffi bergidik ngeri mendengarnya

"Lo bawa gue ke bogor dan sekarang mampir ke rumah makan padang! Dijakarta ada kali!" Tangannya melayang memberikan pukulan dan tepat mengenai lengan iqbaal

Yang dipukul hanya memasang wajah innocent-nya "udah ikut aja, yuk turun. Ga bakal nyesel deh, janji"

Itu kalimat terakhir, karena pada akhirnya hening. Mereka turun dan kemudian masuk ke dalam rumah makan.

Mereka memilih duduk dibalkon yang berada dibelakang rumah makan, pemandangannya yang menyejukkan dengan tumbuhan teh hijau yang membentang.

Menikmati makanan yang mereka pesan lalu berakhir dengan keheningan.

"Ekhm" steffi menoleh

"Aku cuma, mau kita selesaiin masalah itu" suara iqbaal terdengar serak

Steffi berfikir keras, mencoba apa salahnya?

Ia mengangguk menyetujui.

Iqbaal tersenyum menggenggam tangan lawan bicaranya yang diletakkan diatas meja.

Steffi sedikit gemetar merasakannya. Tangan yang mengingatkannya pada kejadian silam.

*****

Bangun pagi adalah salah satu kewajiban seorang siswa cantik yang tengah memandang wajahnya sendiri di depan cermin, tak jarang mengumpat kan kata kata fuck pada kejadian kemarin yang ia alami.

"Fuck. Bangsat. Susun susun rencana baru lagi" ucapnya menadakan sedikit dengan alunan lagu dangdut sambil menuruni anak tangga.

Terlihat salsha yang menahan tawanya di meja makan "why steff?" Tanyanya disela sela tawanya.

"Just. New plan? Maybe" ucapnya menggidikkan bahu.

Salsha mengerutkan keningnya dan terlihat ingin mengintrogasinya sekarang juga"bukannya plan lo udah siap semua kemarin?" Tanyanya lagi. Steffi memberitahukan semua rencana yang sudah tersusun rapi kemarin, tapi terhambat dengan begitu cepatnya ia membuka seluruh pengetahuan yang baru ia ketahui kemarin lusa.

"Hem...." steffi mulai bercerita tentang apa yang ia lakukan kemarin bersama iqbaal, dan melewati perlakuan goda menggoda terhadap iqbaal kemarin. Katakanlah jika steffi orang yang bodoh jika menyertakan cerita itu terhadap salsha dengan mulut embernya.

"Okey.. berarti sekarang mungkin lo bisa diskusi sama iqbaal dan.. em menjelaskan bersama sama maybe?" Ucap salsha faham dengan apa yang diceritakan steffi

"Yeah.. menurut lo this is was..."

"Percaya sama gue" potong salsha lalu beranjak pergi meninggalkan steffi yang sedang menyantap sarapannya.

"Okey. Fight baby mora" ucapnya menyemangati diri.

---

Pelajaran yang sangat membosankan bagi steffi, tak jarang dia menghenrakkan kakinya di bawah meja, memukul meja dengan ritme datar, dan meremas apapun yang ada di sekitarnya termasuk tangan iqbaal yang menjadi sasaranya diatas meja.

Tak jarang iqbaal meringis merasakan kuatnya remasan steffi. Tapi dia hanya membiarkannya, setelah melihat raut wajah steffi yang memandang guru didepan dengan tatapan membunuh.

Dan kini objek yang tadi selalu menjadi bahan remasannya kini berganti menjadi objek gigitannya, yang sukses membuat iqbaal berjengkit lalu menarik tangannya kasar dan mengibaskannya.

Iqbaal meringis sambil meniup telapak tangan yang mulai memerah lalu menatap steffi yang kini menunjukkan wajah betenya yang membuat iqbaal gemas.

"Kamu kenapa sih?" Tanya iqbaal sukses membuat steffi menatapnya.

"Cape,kesel,bete,ngantuk, pak botak emang ngeselin ya kaya kata cassie" celetuk steffi lalu mengindahkan kepalanya di bahu kiri iqbaal.

Sukses membuat mata para siswa dua bangku kebelakang menatap mereka dengan tatapan kaget, iri.

'Pms mungkin' batin iqbaal menggema

---

Waktu istirahat membuat steffi berjengkit semangat lalu berlari mengejar aldi dan shanin yang baru keluar pintu kelas juga meninggalkan iqbaal sendirian didalam kelas yang melongo tak percaya lalu kendengus sebal melihat calon tunangan masa kecilnya itu menyebalkan baginya hari ini.

"Aldi, shanin. Boleh gabung?" Tanya steffi lalu menatap keduannya

"Dengan senang hati" ucap shanin sukses membuat rangkaian kata aldi gagal dan mendengus kesal menatap shanin tak percaya.

Iqbaale
Rencana pdkt keganggu target lo baal

Whatsapp iqbaal berdering. Dari aldi

---

NEW PLAN

1. Mengirim surat tanda kematian ibu
Iqbaal

Steffi dan iqbaal kini telah berada di rumah pohon tempat bermainnya dulu 10 tahun silam yang sengaja di bangun menggunakan besi baja di taman dekat danau rumah iqbaal.

Menikmati satu gelas coklat panas di cuaca hujan seperti ini memanglah cocok.

Mereka di geluti pekerja masing masing, iqbaal yang menatap layar monitor laptopnya. Berusaha membuat daftar surat rumah sakit yang dulu pernah di tempati ibu iqbaal sebelum akhirnya beliau meninggal, sedangkan steffi yang berada di depan iqbaal menatap objek didepannya yang tengah seserius mungkin.

Mengerucutkan bibir, bertumpukan kepala dengan kedua tangan, dan menatap objek didepannya dengan geram. Kemudian mendengus gusar kala ia di acuhkan. Kemudian menarik laptop di depannya hingga terbalik kearahnya, kemudian matannya menatap sempurna dan takjub dengan apa yang di buat oleh iqbaal.

Kemudian menatap iqbaal dengan rasa terkejutnya lalu mendekap prianya.

"Aku yakin pasti berhasil" bisik steffi masih berada didekapan iqbaal

"Jangan terlalu yakin, percaya dan berdoa sama tuhan, pasti jika dia menghendaki kita akan berhasil" lalu menangkup kedua pipi gadis itu.

Sungguh Pasangan yang hangat, setelah terpisahkan 10 tahun lalu, hingga tunangan mudanya terbatalkan karena ke salah fahaman ayah iqbaal yang tidak mengetahui secara benar keterusan jalan ceritanya dulu.

****

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang