6

544 28 7
                                    

POV Steffi

Hari ini cerah, berbeda dari biasanya yang penuh kecemasan didalam diriku. Aku memesan tiket pesawat tadi malam, tanpa pikir panjang karena menurutku tugasku sudah selesai. Tidak terasa sebulan yang lalu kami sudah lulus, selama sebulan itu juga cekcok antara aku dengan Iqbaal terjadi.

Dia ngotot ingin ikut aku ke Jerman. Katanya mau jagain aku dari lelaki jahat. 'Alasan' pikirku.

Saham Fakhri's company jatuh Ke tangan Iqbaal, satu satunya anak lelaki di keluarga itu. Rencana Iqbaal untuk menikahiku sudah tersusun rapi, dan kemungkinan akan dilaksanakan dua tahun lagi. Aku yang memintanya menunda, karena menurutku aku perlu waktu untuk mencerna ini semua, lagi pula kita terlalu muda untuk menikah bukan?.

Seminggu sebelum keberangkatanku Iqbaal uring uringan di apartemenku, apartemen yang aku sewa dengan uang dari Salsha, sebelum uang partime ku turun.

~~
saat ini Iqbaal tengah tidur dipangkuan steffi "Aku gak tau apa jadinya kalo gak ada kamu disini"

Steffi menghela nafas, sudah berkali-kali menjelaskan namun lelaki ini tidak puas dengan jawaban Steffi "Sayang, tidur yuk" ajak Steffi karena jengah menanggapi.

"Ga mau" Iqbaal tetap kekeuh ingin terus memandangi wajah gadis cantik didepannya ini.

"Aku peluk deh sampe tidur, ya?" bujuk Steffi

"Cium dulu"

"Tapi janji tidur ya?"

Iqbaal sok berpikir, padahal siapa yang tidak mau dipeluk sampai tidur? Bahasa anehnya 'Dikelonin' + dicium lagi, kapan lagi bisa begini. pikirnya

"Ayo sayangggg, Aku ngantuk, pegel tau paha nya, kepala kamu berat" Steffi merajuk manja.

Aahhh apalagi ini? tidak tahan dengan ini, Iqbaal menyetujui tawaran itu.

"Alright babe"

Steffi tersenyum senang mendengarnya. Lalu beranjak ke arah kamar.

Namun Iqbaal menahan lengannya "Apa?" kernyit Steffi bingung

Iqbaal menyentuh bibirnya.
Oh iya, dia tadi menawarkan ciuman hadiah kepada laki-laki manja ini. Bagaimana bisa dia melupakannya.

"Sini" Iqbaal berdiri didepannya, mengikis jarak dengan bersemangat. Senyuman lebar menghiasinya.

Steffi mendekatkan wajahnya

Cup

Lalu senyuman itu memudar.

"Kok di pipi?" Iqbaal memanyunkan bibirnya merajuk.

Steffi terkekeh, senang sekali mengerjai anak ini. Dia berlari ke kamar dengan Iqbaal yang mengejarnya.

Grep..
Iqbaal menangkap Steffi lalu mengunci pintu kamar Steffi.

mereka bercanda, saling menggelitik hingga tidak sadar sudah berada diatas ranjang besar milik Steffi.

"AHAHAHAH ADUH GELII SAYANG" Steffi tertawa sampai menitikkan air mata. meski begitu Iqbaal tidak menghentikan perbuatannya, dia harus memberi gadis manis ini pelajaran.

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang