Part 3

17.6K 731 1
                                    

Pagi harinya aku terbangun saat tercium wangi nasi goseng, keluar dari kamar aku menuju dapur dam melihat Luke sedang memasak di sana sambil mendengarkan lagu dan tidak menyadari kehadiranku.

Dengan perlahan aku mendekat dan memeluknya dari belakang menghirup aroma tubuhnya yang bersih dan menyenangkan dan berbisik di telinganya “hmm…sepertinya enak.”

Tubuhnya langsung kaku dan akupun tertawa terkekeh-kekeh melihat reaksinya

“tidak usah takut begitu ah…” kataku masih tertawa “aku gak gigit koq.  biz reaksi kamu tuh lucu bikin aku jadi pengen usil.”

“oh, usil yah.” Katanya sambil mendekat ke arahku dan tatapan matanya terlihat berbeda ,lebih intens dari biasanya.

Aku mundur selangkah dengan napas terengah-engah seperti habis berlari marathon dia mengikutiku sampai aku menambrak dinding.

Saat dia mendekat dan wajah kami berdekatan aku memejamkan mata perasaanku campur aduk antara takut, terkejut dan mau tidak mau aku akui aku sedikit senang.

 Kemudian dia mencium dahi-ku dan balas berbisik di telinga ku “aku juga hanya usil.”

Membuka mata aku melihat dia menertawakan aku membuatku malu dan wajahku merona “Dasar Gay!” teriakku lalu membanting pintu kamar.

Bukannya tersinggung pria itu hanya tertawa.

***

Kami datang ke kantor dengan mobil masing-masing karena orang kantor tidak ada yang tau kalau kami sudah menikah selain sahabatku Andrea, aku yang meminta pada Luke agar itu di rahasiakan karena aku tidak mau ada gossip macam-macam nantinya.

Lagipula aku merasa waktunya kurang pas untuk memberitahukan itu pada mereka.

Aku mengerjakan pekerjaan seperti biasa hari itu.

Sesampainya di rumah aku melihat lampu masih mati yang berarti Luke belum pulang, sepertinya dia lembur malam ini. Untungnya aku sudah makan di luar tadi.

Setelah mandi dan memakai baju tidur kebangganku; celana pendek & tanktop. Aku menyetel musik lalu membuka laptop dan mulai bekerja tetapi bukan pekerjaan kantor aku memiliki pekerjaan sambilan lain yang tidak diketahui oleh orangtua-ku dan orang lain.

Aku menulis untuk cerita bersambung di majalah, pertama kalinya itu karena temanku yang seorang editor majalah tidak sengaja melihat karya-ku saat meminjam laptop-ku dan menurutnya hasil karya ku sangat bagus, dia kemudian menawarkan untuk bekerja freelance di majalahnya.

Aku setuju karena aku memang suka menulis dan sangat senang bila karya ku dipublikasikan tentu saja dengan memakai nama pena.

Jadi di sinilah aku masih mengetik di laptop-ku ketika Luke masuk ke kamar.

“sedang apa?” tanyanya.

Cepat-cepat aku save hasil ketikanku ketika dia mendekat

Mengerutkan kening dia bertanya lagi “sedang apa sih?”

“bukan apa-apa hanya asal main game saja” sahutku tidak ingin rahasiaku ini terbongkar karena aku merasa nyaman menjadi penulis anonym. “cepat mandi sana, bau tau.”

“iya…iya…baru jadi istri juga satu hari tapi udah mulai cerewet.” Katanya sambil mencium pipi-ku.

“iiih…cium-cium sembarangan” menghapus bekas ciumannya itu.

“tapi suka kan..??” Luke menaik-naikkan alisnya dengan lucu.

“siapa juga yang suka..” sungutku.

FAKE MARRIAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang