Part 1

20.4K 815 9
                                    

Hai semua ^^

semoga suka dengan cerita ini yah :)
& tolong coment bila berpendapat ceritaku ini kurang sesuatu

hehehe...

Maklum saya penulis baru :D

==================================================================================

Merenggangkan  otot-ototku yang pegal setelah duduk di depan komputer terlalu lama aku melirik jam dan melihat sekarang jam 12, waktunya makan siang.

Aku menjemput temanku Andrea yang bekerja  di lantai atas di gedung yang sama untuk makan bersama. Kami bergegas memasuki lift yang hampir tertutup yang ternyata ditahan oleh pria di dalam lift yang menekan tombol untuk menahan lift itu agar tidak tertutup, aku melihat penampilan pria itu sekilas tetapi menyeluruh; pria itu sangat menarik, tinggi, bertubuh tegap dan sepertinya berotot, wajahnya juga tampan dan warna matanya yang paling menghipnotis, berwarna coklat muda sampai terlihat seperti caramel tetapi menyorot tajam. Sepertinya pria itu memiliki darah campuran pikirku.

Andrea menyenggolku lenganku dan berbisik “itu bos ku yang pernah kuceritakan padamu.”

Apa?!

Itu bos nya Andrea yang katanya Gay? Sayang banget!

Bener-bener penyia-nyiaan stock cowok cakep di dunia, pikirku sembari menggeleng-gelenggkan kepalaku.

Tapi…

Sebuah ide melintas di kepalaku, kalau benar kata Andrea bos-nya Gay aku bisa manfaatin dia buat jadi pacar bohonganku kan sama-sama untung aku bisa hidup tenang lagi tanpa ibuku yang pidato panjang lebar tentang topik yang sama sedangkan dia bisa yah mungkin memperbaiki reputasi Gay nya.

Pertama-tama pastinya aku musti pastiin dulu bener gak kalo Lucas, bos-nya Andrea ini Gay.

***

Tiga hari setelah bertemu Luke di lift aku masih mencari bukti langsung tetapi itu sangat susah karena kami bekerja di lantai yang berbeda dan sangat jarang ketemu membuatku hampir putus asa.

Aku hampir menyelesaikan pekerjaanku saat kulihat gelas kopi-ku kosong, tanpa kopi aku tidak bisa berkonsentrasi bekerja. Jadi aku menuju pantry untuk membuat kopi lagi dan terdiam ketika aku mendengar suara  di celah yang tersembunyi dibalik rak.

Penasaran akupun mendekat dan melihat dengan terkejut Luke dan pria di sampingnya yang kukenali sebagai manajer pemasaran alias bos-ku, Marcus dengan posisi yang mencurigakan.

Luke sedang merangkulkan tangannya pada bahu Marcus dan wajah mereka saling berdekatan sedangkan lengan Luke yang satu lagi memgang pergelangan tangan Marcus, mereka terlihat senang satu sama lain.

Aku mengeluarkan suara terkejut  dan kedua orang menoleh kaget ke arahku kemudian melepaskan rangkulan mesra mereka.

“maaf…” dan aku pergi secepat mungkin dari sana.

Gila!

Ternyata bener Luke itu Gay, homo, Yaoi!

Tapi, itu berarti sesuai dengan tujuanku, aku mengingatkan diriku sendiri dan tersenyum puas setelah rasa syok-ku hilang.

***

Hari berikutnya aku memberanikan diri ke ruangan Luke saat jam makan siang karena semua pegawai sedang pergi dan aku tahu dari Andrea kalau bos-nya jarang makan di luar dan lebih sering makan di ruang kerjanya.

Mengetuk pintu aku aku mendengar dia berkata “masuk”

Mengumpulkan rasa percaya diriku aku menegakkan bahu dan membuka pintu “permisi”

Luke sedang yang sedang membaca berkas-berkas di mejanya mengangkat kepala ketika aku masuk dengan pandangan bingung dia mempersilakan aku duduk.

“saya Kim Dara” aku memperkenalkan diri “saya dari bagian pemasaran. saya eh…. Saya akan langsung menuju pokok permasalahan jika anda tidak keberatan.” Kataku langsung tanpa basa-basi berusaha mengumpulkan rasa percaya diriku.

Melihat dia mengangguk menyetujui aku pun melanjutkan kata-kata itu dalam satu tarikan napas “maukah anda berpura-pura menjadi pacar saya?”

Pria itu tampak shock dan membuatku geli sendiri.

“kau pasti bercanda” ia melihat ke arahku seolah tiba-tiba tumbuh tanduk di kepalaku.

“tidak aku serius, aku membutuhkan pacar bohongan mungkin dalam beberapa bulan saja agar ibuku tenang.”

“kenapa aku?” tanyanya masih terdengar ketidakpercayaan pada suaranya.

well… alasan utamaku karena kau hmm… penyuka sesama jenis?” kataku gugup “sehingga hubungan kita tidak akan rumit nantinya selain itu ini juga merupakan keuntungan buatmu.”

Sekilas aku melihat kilat kemarahan pada matanya sebelum digantikan dengan pancaran geli di matanya.

“keuntungan buatku?”

“yah karena dengan status kita yang berpacaran gossip tentang kau itu Gay bisa teredam dan kau bisa sembunyi-sembunyi bertemu kekasihmu itu dan alasan lainnya karena kau merupakan anak kesukaan ayahku, beliau sangat memuji hasil kerjamu. Jadi aku yakin beliau tidak akan melarang hubungan kita nanti”

Yah.. ayahku merupakan pemilik dari perusahaan ini dan juga mentor Luke. Luke itu sebenarnya anak teman baik ayahku yang ingin belajar dibawah bimbingan ayahku ,yang sukses merintis  perusahaan dari nol.

“tunggu kau bilang Gay? Aku?”

“iya, aku sudah tau jadi kau tidak perlu berpura-pura dan kalau bisa menenangkanmu kau bisa memberi tahukan pada pasanganmu itu.” Yang aku maksud adalah Marcus bos-ku di bagian pemasaran.

“oke beri aku waktu 3 hari untuk memikirkannya.” Dari raut wajahnya aku tau kalau dia mulai tertarik dengan ide itu.

“tidak bisa, batas waktu yang diberikan ibuku besok jadi jawabanmu harus hari ini.” Kataku tetap dengan suara tenang walaupun jantungku berdekup penuh harap.

“ok pulang kerja datanglah ke ruanganku, aku akan memberikannya saat itu.” Lalu ia meneruskan pekerjaannya mengisyaratkan pembicaraan sudah selesai.

Di luar kantor Luke aku mendesah lega dan berharap semoga ketertarikan yang kulihat tadi bukan imajinasi-ku saja.

***

FAKE MARRIAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang