Hari Kedua

1.2K 13 0
                                    

Pagi ini gue ngga berani mandi. Dingin banget.
Setelah wudhu, kita shalat jamaah di aula Diponegoro. Setelah shalat acara senam pagi kemudian makan. Kali ini makannya ngga main-main. Sendok ditaruh diatas kepala dan makan pake tangan. Yah, kata pelatih mending ini daripada yg cowok-ikan diatas kepala :v greget.
Setelah makan sendok diangkat di depan kepala. Kemudian kita berterima kasih sama sendok "terima kasih sendok, telah membuat saya tegak pada saat saya makan". Oke, gue harap kalian ngga mencoba ini di rumah.

SKIP

Kita shalat dhuhur kemudian pbb lagi di lapangan dari jam 1.30pm-4.30pm. Habis itu mandi trus ishoma.
Pas ishoma ketemu mr. Bee XD dan kawan-kawan. Gue, Sherlina, sama Wahyu curhat-curhat dulu di depan kantin sama mr. Bee dkk. Gue nyaman bisa ketemu. Bebannya ilang :v
Next, habis ishoma shalat di aula Diponegoro dan dilanjut makan. Seperti biasa, sendok diatas kepala. -,-
Habis shalat istirahat bentar. Kemudian shalat isya-istorahat-apel malam-renungan.
Masuk aula Diponegoro. Gue dapet barisan belakang.
Acara dimulai....
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Menyanyikan lagu Syukur...
Hening. Nyaris tak ada suara. Semua konsentrasi.
Gue lihat "mereka" mulai datang. Di sudut, diatas. Gue pikir "semua" ada di aula. Semua berkumpul.
Satu per satu lampu dimatikan. Renungan dibaca. Satu per satu pula temen-temen gue nangis. Baper. Inget ibu-bapak di rumah.
Gue ngga bisa nangis. Secara, gue berkali-kali dapet renungan. Ngga terlalu baper.
Ketika nangis makin menjadi, gue lihat sekelebat bayangan hitam terbang diatas gue, ke depan, hilang. Apa itu?
Gue lihat ada yang mendekati barisan tengah. "Dia" cewek.
Jantung gue deg-degan ngga karuan. Kuduk merinding.
Ketika itu lampu dinyalakan. Hey, gue lihat "mereka" pergi. Atau bisa lebih buruk kalau "mereka" nempel di tubuh temen gue. Haha, semoga engga.
Pas disuruh berdiri, Nancy, temen gue, pingsan. Habis itu teriak-teriak. Enggh! Dia kerasukan. Semua mengucapkan Istighfar. Nancy makin panas. Tapi sebelum keluar, "dia" menyeringai ke gue.
Gue cepet-cepet wudhu dan tidur. Gue ngga mau hal aneh terjadi di barak gue. Gue ngga mau.
Setelah itu tidur dengan nyenyak. Semoga gue ngga di sembunyiin sama "mereka".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Barak Tentara (Real)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang