Part 5

20.5K 773 6
                                    

Percaya atau tidak, setelah pertandingan dari Qatar bulan lalu, aku benar-benar menjadi manusia yang sangat bahagia. Iyalah, cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Dia, benar-benar mengungkapkannya langsung. Aku mengira itu hanya akan menjadi angan-angan saja, dan pikiranku tentang adik-kakak zone itu tidaklah terjadi.

Ya, manusia hanya bisa berencana. Selebihnya Tuhan yang mengatur, bukan?

'Hi, morning sunshine :).'

Sebuah pesan masuk, senyum-senyum aku membacanya. Siapa lagi jika bukan 'My Dearest Fahri' yang mengirim. Mungkin isinya memang agak kekanak-kanakan, tapi namanya juga sepasang insan yang sedang di mabuk cinta. Dan jujur saja, ini kali pertamanya aku menjalin cinta dengan seseorang laki-laki, it's true, karna kedua orang tuaku melarang keras untuk aku berpcaran, tapi ini? Aku nekat...

'Ooo.. hi too, safety first for your tournament and journey ya, Ri! Have fun, give the best ever! I'm going to Magelang too.' Balasku dengan bibir membentuk bulan sabit.

'Aamiin.. Thank u dear. I'm going to take off, be careful, bye.. se you soon.' Dan mengirimkan beberapa gambar dari jendela pesawat.

Benar, Fahri akan ke Korea Selatan untuk mengikuti pertandingan bela diri. Tadinya aku pun akan ikut bertanding, tapi tidak jadi. Karna orang tua tidak mengizinkan, dan aku akan berangkat ke Magelang untuk menghadiri pelantikan kakakku. How much feeling missed my brother.

And.. Hubungan aku dan Fahri belum diketahui Ibu dan Ayah. Entahlah, mungkin aku akan merahasiakannya dulu sampai waktu yang tepat. Melihat aku masih di tingkat satu kuliah dan belum lulus juga, mungkin mereka akan menerka-nerka. Baiklah, aku harus backstreet.

Tapi.. Orang tua Fahri sudah mengetahui hubungan kami, mereka very welcome asalkan tidak melebihi batas. Mungkin pacaran secara wajar. Pun, aku sudah dekat dengan Tante Aira—Mama Fahri— yang begitu senang aku dekat dengan Fahri. Tante Aira sudah mengangapku seperti anaknya sendiri. Mengingat Fahri adalah anak tunggal.

"Alya.. Ayo cepat, Nak. Nanti telat loh."

Oke.. Suara Ibu sudah menggema di singga sana.

Memakai jilbabku dan memberikan beberapa peniti, lalu bercermin, "Sebentar.. Tanggung nih Bu."

Well, liburan semester yang to takes a long time. Andai hari ini aku tidak ke Magelang, mungkin aku sedang dalam perjalanan ke Korea Selatan. But,.. I'm must attending this event. Pelantikan perwira atau Praspa—istilahnya—Kakak laki-lakiku, empat tahun sudah ia berada di kota itu.

****

"Happy graduation for my greatest brother! How I lucky sister have brother like you, Bang!"

Aku memeluk lelaki jangkung yang mengenakan seragam hijau kebanggannya yang dibanggakannya sedari kecil. Akhirnya aku menemukan dia berbaris di sebelah mana. Di hamparan lapangan yang sangat luas ini, semua sama tidak ada yang beda. Sampai-sampai Ibu salah menemui Abangku ini.

"Thank you, Dik. I'm very happy and so surprised you here." Mencuil hidungku, ".. Tumbenan banget kamu hadir di pelantikan Abang, biasanya kamu anti banget ikut-ikut acara Abang yang udah bau-bau militer."

Mendengus dan memukul bahunya, "Ish! Ya gak selamanya aku gitu lah, Bang! Life must changed! Gegara ini juga sih aku gagal ke Seoul."

"what?!" sok-sok an kaget, ".. Kali-kali diem di rumah kek, bukannya bulan lalu kamu dari Qatar, ya? Tiga bulan lalu juga bukannya dari Kazakhstan? Haduh Dik, gimana sama kuliah kamu? Jangan-jangan sering skip ya?"

Memukul kembali bahunya, "sekata-kata aja nih kalau ngomong!"

"Eh kalian ini, gak dimana-mana betengkar terus!"

Hidupku Hanya Untukmu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang