Prolog

82 8 0
                                    

Mr. Kim

Prolog

@@@@@

"Siapa nama kamu?" lelaki itu bertanya tanpa membalik kursinya. Bagaimana aku bisa melihat calon bos ku jika dia menutup diri seperti itu?

"Kang Haejin, pak."

Agak risih, karena Mr. Kim itu membuat wajahnya tidak terlihat. "Kamu bisa mengasuh anak-anak?" tanyanya lagi.

"Bisa, pak."

"Kenapa kamu jawab dengan sangat singkat? Kamu tidak punya kata-kata lain?" angkuh sekali nadanya. Hanya menjadi pengasuh, tapi pertanyaan Mr. Kim ini seolah aku akan menjadi sekretaris pribadinya.

"Maaf, pak. Saya pikir itu jawaban yang tepat, saya mohon maaf kalau jawaban saya membuat bapak tidak suka."

"Panggil aku Mr. Kim," ucapnya begitu dingin.

"Ah-baik, Mr. Kim. Jadi... apa saya diterima?" padahal aku sangat malu menanyakan hal itu. Aku melakukannya agar jawabanku tidak terlalu singkat. Memangnya aku harus menjawab apalagi?

"Kamu mau saya pecat, dengan berdiri di situ saja?!"

Ya, ampun... Dia bahkan tidak memberitahuku kapan mulai bekerja. Bos yang gila!

**

Dulu, aku bekerja sebagai asisten Kim Taehyung. Dia artis terkenal sekarang, karena aku muak dengan sikap temperamennya, aku putuskan untuk keluar. Setiap hari, aku tak mengerti kenapa dia menyiksaku, sedangkan kepada orang lain... dia bersikap sangat baik. Artis yang gila!

Dan sekarang? Tentu aku berhasil menjadi salah satu orang Tuan Kim, tunggu... Kim? Kenapa aku baru menyadari kemiripan nama keduanya, pantas saja mereka sama gila-nya. Kim Taehyung: Mantan bos ku. Memerintah semaunya, selalu melempar barang yang tidak ia sukai padaku, semena-mena jika situasi hatinya buruk---salah, dia selalu semena-mena dalam situasi apa pun padaku.

"Haejin! Apa kamu mau bermain denganku? Aku sangat bosan, datang lah ke rumah... Aku sangat kesepian." Kim Seo Joon, ya... Anak Tuan Kim yang ku asuh selama kurang lebih satu minggu ini. Aku terkadang begitu heran, bagaimana bisa anak itu bisa sangat dekat denganku, walau aku pengasuhnya... Bukankah seharusnya sang Ibu yang memiliki waktu lebih bersama anak laki-laki itu? "Haejin, aku tidak sedang berbicara sendiri di telepon!"

Astaga, kelakuan sinisnya sama persis seperti Ayahnya. "Joon, ini sudah sangat malam. Ke mana Ayah dan Ibu mu? Aku harus beristirahat sekarang, bahkan belum ada satu jam aku sampai rumah." Boleh, kan jika aku mengeluh? Dalam kontrak, aku dibayar sesuai jam yang bisa pulang jam 4 sore, tapi yang ada... Aku selalu kembali jam sembilan malam.

"Haejin, buka pintu apartemenmu. Aku mulai merasakan dingin," titahnya layak nya seperti orang dewasa.

"Apa maksud mu, Joon? Kamu ada di luar?" tanyaku cemas. Kenapa aku harus cemas?

Putra Tuan Kim ini... selalu membuat kejutan!

^^^^^^^^^^^

Nah, lohaaaa....

Saya kepikiran bikin cerita ini, tapi baru mau ngetik sampai prolognya saja. Eum, hati-hati deh... takutnya ide liar saya muncul di sini---memang akan muncul. Karena saya fokus---berusaha---menyelesaikan Abang Idaman, cerita ini akan slow banget. Dan alasan lainnya, karena saya lagi intens banget buat cerita yang fluffy young adult gitu. Tapi cerita ini bakalan romance-romance mature gitu... Yah, nambah lama kayaknya nih ngetiknya. Eum, sepertinya juga cerita ini part nya akan banyak, soalnya... Saya bakal bikin words nya cuma kira-kira 500-700an lah. Berdoa deh, supaya saya bisa ngejar ngetik Mr. Kim ini juga. Aaammmiiinnn.

Doakan Jae wifeu ini, ya^^


Mr. Kim?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang