A shit grandmother

29 1 2
                                    

Irina terbangun ketika neneknya mengetuk pintu kamar dengan marah dan penuh emosi. "Rina!!!!! Bangun!!!!! Dasar pengangguran!!!!".
Nenek Hartati. Ia berusia 66 tahun. Wajahnya masih segar, licik dan jahat. Seluruh tubuhnya juga masih bugar dan sehat. Nenek hartati masih sempurna dan cukup kuat untuk memarahi Irina setiap pagi. Irina menghela nafas berat. Dia benci neneknya. Sangat.

Untuk beberapa detik, mereka saling tatap penuh kebencian.
"Benar benar payah!!" Desis nenek hartati. Irina terdiam. Dia sudah lelah menghadapi neneknya setiap hari. Perempuan tua sial, batinnya dalam hati. Rasanya, Irina ingin sekali membuat neneknya bisu seumur hidup.
"Nek, lebih baik nenek minta ampun sama Tuhan atas dosa dosa nenek selama ini!" Irina mengatakannya dengan santai seraya bangkit dan menuju ke kamar mandi. Namun, ucapan Irina itu ternyata membuat nenek geram dan bertambah marah. Nenek bergegas mengambil sapu lidi lalu mengejar Irina, menarik bajunya, lalu memukuli Irina tanpa ampun.
"Dasar bocah sial!!!! Pembawa sial!!!!! Anak setan!!!!!" Nenek seperti kesurupan setan. Ia terus menghantam Irina dengan sapu lidi, tapi, Irina hanya diam saja. Ia tidak melawan, ataupun berteriak minta tolong. Irina menahan semua rasa sakitnya sampai nenek kelelahan sendiri. Ia pergi meninggalkan Irina yang masih mematung didepn pintu kamar mandi.

Seluruh badan Irina memar kemerahan. Rasanya pedih dan sakit sekali. Tapi, hatinyalah yang paling terluka. Tinggal bersama nenek selama 18 tahun, nenek tidak pernah menyukai Irina. Nenek selalu marah dan mencaci maki Irina, bahkan ketika Irina tidak melakukan kesalahan apapun. Walaupun Irina diberi makan dan dibiayai sekolah oleh nenek,  tapi, nenek tidak pernah menyayanginya. Mereka berdua selalu seperti kucing dan anjing yang terpaksa ada didalam satu kandang.

Irina sebenarnya adalah anak yang baik, dia selalu sopan kepada semua orang. Meskipun irina tergolong sebagai gadis yang pendiam, tetapi ia memiliki dua sahabat baik sejak kecil. Mereka adalah Cleo dan Putra. Sayang, sekarang mereka jarang bertemu karena Cleo harus melanjutkan kuliahnya di Jakarta dan Putra sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai teller bank. Di antara mereka, hanya Irina lah yang tidak meneruskan kuliah. Dia tidak punya biaya. Sudah dua tahun ini, Irina bekerja sebagai kasir di sebuah toko kecil. Sialnya, ia baru saja dipecat sebulan yang lalu karena dituduh mencuri. Hal ini membuat Irina stress dan bingung bagaimana caranya memenuhi kebutuhannya sehari2. Perfect cinderella. Hidupnya memang hampir2 tidak pernah mengenal kata 'bahagia'.

Sebenarnya, beberapa hari yg lalu, Irina melamar kerja sebagai asisten rumah tangga, tetapi rumah calon majikannya sangat jauh. Membutuhkan waktu 6 jam untuk bisa sampai kesana, belum lagi, ia harus menyebrang laut karena memang rumah calon majikannya itu berada di sebuah pulau kecil ditengah laut paling barat propinsi lampung. Irina ragu, namun, setelah kejadian sapu lidi barusan, Ia merasa bahwa mungkin keputusannya untuk bekerja di luar kota adalah keputusan yang cerdas yang ia pernah buat seumur hidupnya. Ia akan jauh dari nenek. Ia tidak akan mendengar teriakan nenek setiap pagi. Irina akan hidup dengan damai. Tanpa nenek.

TUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang