[3]

17 1 1
                                    

What a feeling to be right here, beside you now.
Holding you in my arms.

Hari ini adalah hari yang terbaik untuk Taza. Karena ia sudah resmi sebagai anggota OSIS sekolahnya. Dan itu cukup membuat Taza terhibur untuk sementara, karena masih ada masalah lain misalnya, masalahnya dengan Sofie tentunya.

"Oke. Jadi kita turun ke lapangan ya, latihan buat pelantikan kita dihari senin."ujar pembina OSIS, bu Diandra.

Semua anggota OSIS baru melesat keluar kearah lapangan. Dan Taza berjalan perlahan, karena ia harus menyiapkan dirinya untuk melihat Sofie nantinya.

Hari ini adalah jadwal anak Paskib latihan. Dan Sofie merupakan salah satu pembina Paskib. Dan inilah detik-detik Taza melangkahkan kakinya kearah lapangan. Ia melihat seorang gadis yang tingginya biasa saja sedang melatih kumpulan gadis-gadis lainnya.

"Kalian bisa gak?!"

"Siap bisa!"

"Kurang keras suaranya! Bisa tidakk!?"

"SIAP BISAA!!!"

Dan Taza tahu sekali tipikal seorang Sofie itu seperti apa. Cuek dan dingin sama orang-orang itu adalah tipikal seorang Sofie.

"Ayo baris sesuai divisi!"ujar seseorang yang membuyarkan lamunan Taza. Ia memilih baris dibelakang, daripada didepan harus memandu barisan.

Setelah baris, Taza melihat kearah anak paskib. Dan seorang lelaki memanggil Sofie dari kejauhan.

"Sofieeeee! Bantuin dong liatin mereka di barisan! Gue ngasih aba-aba susah kalo ngeliatin mereka jugaaa!"

Dan Taza menoleh melihat Sofie.

"Iya drian, bentar narok botol dulu."

Sofie dan Anggita berjalan kearah lapangan basket, dimana anak OSIS berdiri sekarang. Entah mengapa, Sofie berlari duluan, dan Anggita dibelakangnya.

Taza tak tahan menahan rasa penasaran nya, ia menoleh dan mengikuti kemana Sofie melangkah.

"Cie jadi OSIS ya za?"

Taza menoleh, dan Anggita menatapnya dengan tatapan usil.

"Ehheh git."

Dan saat itu juga Taza berkeringat dingin lantaran Anggita tahu kalau ia melihat kearah Sofie tadi.

Oops!

🍃🍃🍃

Taza menghampiri Aryo yang sedari tadi menunggunya siap latihan. "Ayo, yo! Dah sore nih!"

Aryo mengangguk, "Ayo."

Mereka melangkahkan kaki mereka ke parkiran sekolah. Namun, ada yang membuat Taza dongkol disana. Ada Fakhri dan Sofie disana, membicarakan sesuatu yang serius.

Dan Aryo dan Taza memutuskan untuk menguping sejenak.

"Kamu yakin gapapa kalo aku gak jemput kamu?"

What A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang