But i can't hold you too close now
Through the wire, through the wire🍃🍃🍃
Taza memainkan ponselnya, wajahnya kecut dan alisnya berkerut.
"Ck! Apa-apaan ini!"seru Taza sambil melempar ponselnya kearah nakas. Ia mengusap kasar wajahnya. Ia sedih. Ia kecewa.
Ia baru saja melihat foto kaki Sofie dengan kaki seorang cowok disebuah pantai.
"Siapa sih cowok itu! Kok gue penasaran!?"Taza mengambil ponselnya kembali dan melihat kembali foto yang ia lihat tadi.
"Ihhh gak ada tag akunnya pula!"lagi-lagi, Taza melempar ponselnya kearah nakas, lagi.
Taza mengambil mp3 player mini miliknya dari laci nakas. Tak lupa juga ia mengambil earphone putih miliknya. Kemudian, ia memakaikan earphone ditelinganya dan memutar lagu dari mp3 player itu.
Masihkah ada padamu
Sedikit bayang diriku
Akankah suatu saat
Kau berubah pikiran
Dan kembali
Taza membuka galeri foto di ponselnya, ia membuka foto candid Sofie sedang tertawa kecil bersama teman-temannya.
Masihkah ada padamu
Sedikit cinta untukku
Akankah suatu saat
Kau kembali kepadaku
Taza mengusap layar ponselnya dengan ibu jari kanannya, mengusap wajah sang bidadari.
Memang kita t'lah jauh rasanya
Memang kita sudah tak bersama
Jika kita memang di takdirkan
'Tuk bersama slamanya
Cinta takkan kemana-mana
"Sumpah gue nyesel banget gituin lo kemarin. Sedih gue jadinya."Taza terus menatap gambar dilayar ponselnya itu.
Taza menghela napas berat, ia memejamkan matanya.
Ting!
LINE
Sofia : alooo jangan lupa makan*ting*Mata Taza membelalak kaget, napasnya tertahan.
'Ini gak mimpi kannnn???'batin Taza. Taza langsung membuka aplikasi itu dan berniat membalas pesan itu.
Namun, sebuah pesan lainnya muncul.
Sofia : sorry salkim.
Deg!
Betapa hancurnya hati Taza melihat pesan dari Sofie yang satu ini. Ia kira pesan itu memang untuknya, ternyata Sofie salah kirim.
KAMU SEDANG MEMBACA
What A Feeling
Teen Fiction"Senang rasanya kalo deket kamu, tapi kamunya bahagia sama orang lain." -Taza. Taza, seorang yang baru saja sadar akan perbuatannya yang telah menyakiti Sofie.Taza menjadi galau setengah mati karena Sofie tersenyum bukan karena dirinya, melainkan...