Rayap

13 1 0
                                    


1 Minggu. 2 Minggu. 3 Minggu. 1 Bulan. 2 Bulan. Hari ini ada film baru yang tayang. Tika telah menggenggam 2 tiket untuk pukul 3 nanti.

Angannya melayang, dan langkah kakinya seringan kapas. Seperti kapas jatuh ke tanag lumpur. Seperti itulah saat Tika tiba-tiba mematung.

Matanya terarah pada Anam yang entah bagaimana menggenggam tangan seorang gadis turun dari ekalator. Dengan senyum yang terus mengembang, mereka terlihat sangat bahagia.

Kemudian mereka duduk berjejer di meje dekat jendela. Entah apa yang mereka perbincangkan, mereka terus tersenyum. Anam menggenggam tangan si gadis di atas meja, mengelis rambutnya, pipinya, dan kembali mereka tersenyum.

Masih di tempat saat kapas itu jatuh dalam lumpur. Tika mengepalkan tangannya yang bergetar. Ia menangis tanpa suara. IA SEPERTI POHON JATI YANG DISERANG RIBUAN RAYAP. PERLAHAN KEMUDIAN RAPUH.

Tika menyeka airmatanya, menjernihkan suaranya dan mengambil ponselnya menekan nomor ponsel Anam.

"Hallo?" Tika

"Hallo!"

"Kamu dimana sayang?" Tika

"Dirumah. Kenapa?"

"Yuk nonton sekarang! Aku tunggu ya, di Last Coffe Shop deket bioskop."

"Tapi----"

"15 menit lagi kayaknya aku sampe"

"Tika---"

"Sampe ketemu disana!"

"Tut... tut.... Tuttt,,,,,"

AKAR BENIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang