Him

13 2 0
                                    

"jadi kau benar-benar hantu? Bagaimana bisa? Apakah kau benar-benar bunuh diri?" cerocos Gio menatap tajam Misa. Tentu saja ia bertanya banyak hal, menurutnya hal ini sangat tak masuk akal. Terlebih kenapa ini hanya terjadi pada nya.

"aku tidak ingat apapun. Yang ku tahu, aku tiba-tiba terbangun dan melihat didepan ku, tubuh ku penuh dengan alat-alat medis. Orang tua ku juga menangis di luar ruangan itu. Aku tak tahu apa yang terjadi. Semua ini membuat kepala ku rasa nya pecah. Kumohon bantu aku mencari cara agar aku kembali seperti semula" penjelasan Misa kini terasa seperti sangat menyebalkan di telinga Gio. Gio mendengus pelan, gadis itu saja tidak ingat apapun, apalagi membantu nya kembali ke semula.

" Misa yang cantik dan ganas, menurut mu bagaimana caranya aku menolong mu jika kau saja tidak tahu apapun" kesal Gio diiringi tatapan tajam nya. Gadis itu hanya menunduk dalam tak membalas ucapan Gio. Biasanya gadis itu pasti akan memprotes dan membantah apapun yang ia ucapkan, kali ini gadis tersebut terlihat seperti orang lain. Apa yang sebenar nya terjadi? Kenapa ini terasa menjengkelkan? Kenapa ia harus mengurusi orang lain? Arggghh.

"baiklah, aku akan membantu mu. Mungkin jika ingatan mu di pulihkan, kau dapat kembali seperti semula" putus Gio akhirnya. Ia tidak tega melihat gadis yang selalu membuat nya resah, menunduk dalam sedih. Ia akan mencoba membantu apapun demi gadis ini.

.

"jadi kau tidak mengingat apapun? Kurasa kau yang jadi menyebalkan sekarang" kesal Gio selama diperjalanan pulang menuju rumahnya. Misa hanya melayang-layang disampingnya dan sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Gio.

Misa berhenti melayang " dari pada itu yang terus-terusan kau tanya. Bukankah kau lebih memprihatinkan?" ucap Misa menatap punggung Gio. Gio menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Misa.

"apakah kau sedang bercanda? Jelas-jelas kondisi mu yang saat ini lebih memprihatinkan" ketus Gio menatap Misa tajam. Misa tak menjawab ucapan Gio, melainkan hanya mengangkat tangannya, menunjuk kerumunan ibu-ibu yang sepertinya sedang menggosipi mereka. Atau lebih tepatnya menggosipi Gio yang berbicara seorang diri.

"lihat-lihat, anak itu berbicara sendiri, ahh anak zaman sekarang memang mengerikan. Seharusnya kita lebih memperhatikan anak-anak kita mulai sekarang. Sayang sekali, tampan-tampan tapi gila. Jika tidak gila, mungkin akan kujodoh kan dengan anak ku" bisik salah satu ibu-ibu yang berkumpul tak jauh dari tempat Gio berdiri.

'siapa juga yang mau dengan anaknya. Menjengkelkan. Jika mereka berada disituasi seperti ku, mereka pasti juga akan lebih gila. Aku tidak gila tahu. Ahh, aishhh menyebalkan sekali' gerutu Gio dengan wajah masam nya. Misa hanya tertawa terkikik melihat Gio dipermalukan. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasa lega seperti ini. Untuk pertama kali nya, ia bersyukur bahwa Gio dapat melihatnya.

"waaa, bahkan kau sangat mirip dengan hantu-hantu difilm-film itu. Tertawa mengikik tidak jelas" ledek Gio saat telah jauh dari kurumunan ibu-ibu tukang gosip. Kali ini ia lebih memperhatikan sekitarnya, ia tidak mau dipermalukan lagi.

"Biar saja. Bukan urusanmu" kesal Misa dan tiba-tiba menghilang.

...

"Hei Misa, aku bercanda, sungguh. Maaf, Kumohon kembalilah" ucap Gio yang saat ini berada dikamar nya seorang diri. Ia merebahkan badannya kekasur nya yang empuk.

Setelah mengganggu Misa tadi, Misa tidak kunjung kembali. Tidak seperti biasanya. Biasanya sekalipun gadis itu di ledek, ia pasti akan membalasnya. Selalu seperti itu. Misa itu terkenal akan tidak mau mengalahnya. Tapi sekarang, setelah kejadian itu. Rasanya banyak hal yang berubah. Misa kini tak terasa seperti dulu lagi. Ia terasa seperti seorang yang rapuh dan lemah. Tak seperti biasanya, Misa yang tak pernah mau kalah dan tangguh. Apa yang terjadi dengan nya?

Makin dalam Gio memikirkan Misa, membuat Gio tak dapat menahan kantuknya dan terlelap.

Sebuah tangan pucat menyentuh pipi Gio dengan lembut. Misa kembali dengan pakaian yang berbeda. Sebelum nya ia memakai pakaian sekolahnya, namun sekarang ia memakai gaun putih selutut tak berlengan. Ia bahkan tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Hanya saja, sejenak ia merasakan tubuhnya mulai terasa berbeda.

"apakah ini tandanya, aku tak dapat kembali? Kumohon, tuhan. Beri aku kesempatan sekali lagi, setidaknya, memberikan keadilan kepada orang tua ku, beri aku waktu untuk mengurus semua nya sebelum aku pergi" ringis Misa menatap Gio sendu.

...

"hei, kumohon. Berhentilah merajuk. Aku bercanda, serius" ucap Gio dengan kedua tanyannya membentuk tanda 'v' dan juga sambil mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Misa tersenyum geli melihat wajah menggemaskan Gio. Ingin rasanya ia mencubit pipi berisi Gio, jika saja ia tidak sedang dalam masa mogok bicara. Ia sudah pasti melakukannya sejak tadi. Misa menatap Gio dengan tatapan tak terbaca. Gio yang memiliki wajah tampan dan sedikit manis, aroma tubuh maskulinnya, tubuhnya yang proposional dan kelebihan lainnya, membuat banyak gadis rela mengantri menunggunya selesai mengikuti eskul basketnya. Hanya demi seorang Gio. Tapi hal itu tak akan berlaku untuk seorang Misa. Karena dari semua gadis bodoh yang mengejar-ngejar Gio, mereka tidak tahu, bahwa si kampret Gio adalah seorang lelaki yang sangat usil, pecicilan, tebar pesona sana-sini, tidak peka dan sederetan sifat buruk lainnya. Bagaiman Misa tahu? Entahlah, semua sikap itu hanya ditunjukkan kepada Misa. Gio selalu bersikap (berpura-pura) baik dihadapan para gadis yang selalu menantinya latihan ataupun memujanya.

Dari sekian banyak gadis, hanya Misa yang tidak terpengaruh ucapan dan pesona yang berasal dari makhluk tuhan, keturunan adam-hawa, dan kaum adam. Bagi Misa, Gio itu sama seperti film bergenre romance yang sangat dibenci Misa. Dimana seorang karakter utama adalah seorang pria tampan dengan aksi dan adegan romantis tak masuk akal nya bersama sang katakter gadis pemeran utama. Itu terasa sedikit menjijikkan.

Menurut Misa, Gio selalu menganggunya lantaran kesal, karena dari sekian banyak gadis yang tergila-gila padanya, ada seorang gadis yang tak terpengaruh sedikit pun. Gio itu menyebalkan, brengsek, jahat, usil, tapi terkadang memiliki sisi baik yang hanya bisa ia lakukan, bahkan lelaki lain tak bisa lakukan.

"baiklah, baiklah. Aku mengalah" ujar Misa sambil tertawa, ia tidak tahan lagi melihat wajah menggemaskan Gio.

"mengalah? Apakah kau bodoh? Walaupun kau sedang sekarat, kurasa otak mu bermasalah. Apa jangan-jangan, kau koma karena kepala mu ikut terbentur atau sesuatu. Tapi kurasa, walaupun terbentur, otak kecil dan bodoh mu tetap saja seperti dulu" ledek Gio sambil membukukan lidahnya.

Astaga,, pria ini benar-benar menyebalkan. Bukankah baru saja beberapa saat lalu ia memohon meminta maaf. Sekarang, ia mulai berulah lagi.

"cihh, menyebalkan" kesal Misa memalingkan muka dengan tangan bersedekap di dada nya.

Gio tertawa terbahak melihat Misa yang marah. " biasanya kau tidak akan menyerah membalas ejekan ku. Kenapa sekarang kau diam? Apa jangan-jangan ada saraf otak, untuk kau berpikir sudah putus" ledeknya lagi.

Pria ini benar-benar... Arghhhh.. Menyebalkan.

...

Arigato gozaimasu.
Okagede minna san to
Jangan lupa vote and comment .

Kusagi89

The SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang