Her- somethink

14 2 0
                                    

' Lihat gadis menyebalkan itu sekarang. Ia menghilang entah kemana setelah perdebatan panjang yang melelahkan dan mengesalkan itu terjadi.'

Brukk. .
"awww" pekik seorang gadis yang ditabrak Gio. Gio murutuk kesal. Jika saja ia tidak melamun, memikirkan si Misa, hal seperti ini tidak akan terjadi. Gio benar-benar membenci menjadi pusat perhatian disaat dirinya tidak bersemangat, itu adalah hal yang menyusahkan. Disaat dirinya sedang malas untuk melakukan apapun, dimanapun dan kapanpun gerak-geriknya selalu saja diperhatikan oleh sekeliling nya. Ini benar-benar membuat risih dirinya.

Gio menoleh kebawah melihat gadis yang ditabraknya. Ia seorang gadis bermata sipit dengan rambut lurus sebahunya. Gadis itu mengeluh sakit di bokong nya, ia sudah hampir melontarkan kalimat-kalimat makian kepada orang kurang ajar yang berani menganggunya. Tapi hal itu tak ia lakukan karena yang menabraknya adalah seorang Giovan Aryantara, seorang lelaki most wanted disekolahnya. Tentu saja hal ini tak akan ia lewatkan sedikitpun.

"a,,," ucapan gadis itu terpotong, saat seorang gadis berambut pendek sebahu dan tinggi semampainya menghampiri Gio dengan tatapan sadisnya. Itu Febby. Gadis bertama sipit itu hanya mendecih saat melihat Febby dan pergi meninggalkan mereka berdua.

" Gio bodoh, menyebalkan, brengsek, bajingan, tak ada otak,,dan hmmpphh" belum selesai Febby melontarkan kalimat sumpah serapahnya, Gio terlebih dahulu membekap mulut Febby dengan tangannya.

Ia tak habis pikir dengan gadis satu ini, gadis yang satu spesies dengan Misa ini benar-benar merepotkan. Hanya saja Misa lebih parah dari gadis ini. Lebih cuek dan lebih santai dalam menanggapi apapun. Seperti, dirinya tidak memiliki masalah apapun dalam hidupnya.

"berisik. Ada apa? " Ucap Gio sambil melepaskan bekapan tangan nya dimulut Febby.

"cihh, tangan mu sangat bau. Menjijikkan" ujar Febby sambil sibuk membersihkan bibir nya yang terasa kotor bekas bekapan tangan Gio. Gio mengerutkan keningnya dan mengendus tangannya, memastikan apakah yang diucapkan oleh Febby benar atau hanyalah kebohongan.

"uwahh, bau. Kenapa bau?" gumam Gio pelan.

"bagaimana bisa orang sejorok ini disukai oleh banyak orang? Serius bikin heran" sinis Febby dengan tatapan tajam nya. Gio menarik tangan Febby dan menggigitnya kesal. Febby berteriak kesakitan, menendang tulang kering kaki kiri Gio sekuat tenaga, agar Gio melepaskan tangannya. Hal ini berhasil membuat Gio melepaskan tangannya dari gigitannya dan mengeluh kesakitan.

'Astagaa, bagaimana bisa seorang lelaki kekanakan yang berani menyakiti perempuan dengan cara kekanakan ini bisa disukai banyak orang? Apakah semua wanita yang menyukai nya sudah gila?ahhh, tanganku, anak ini benar-benar' geram Febby.

"baiklah aku kesini bukan untuk bertengkar atau pun berperang. Aku disini untuk memberitau kan mu sesuatu tentang Misa" ujar Febby sambil mengelus tangan nya yang masih terasa sakit.

" tentang Misa? Kenapa kau memberi tahuku? Bukankah kalian teman dekat nya? Kenapa kau tidak membahasnya bersama DENGAN mereka, bukan DENGAN Ku yang tidak memiliki hubungan apapun" jawab Gio dengan penuh penekanan drastis.

"dengar ya pria kekanakan. Jika aku bisa memberitahu mereka, aku pasti sudah mengatakan kepada mereka, bukan menghapiri mu dan repot-repot bertengkar dengan mu" Febby merapikan kembali rambutnya yang terasa berantakkan dengan jari tangannya.

" lalu?" tanya Gio masih dengan kalimat menyebalkannya.

" kau ini benar-benar. Sini, ikut aku. Dikoridor sekolah ini terlalu banyak orang yang melihat." Febby menarik Gio menuju atap sekolah. Dan berhenti tepat dihadapannya. Tampak ia mengeluarkan sesuatu dari kantong roknya.

Sebuah buku catatan kecil kusam yang lepek dengan banyak robekan-robekan kecil ditangannya.

" apa itu kusam sekali? Apakah kau memungutnya? Dasar kurang kerjaan. " cerocos Gio sambil menatap Febby dengan (sok) serius.

Febby menghirup nafas dengan kasar. Lalu menghebuskan nya lewat mulut dengan pelan.

"Gio yang ganteng dan memiliki banyak fans yang katanya bejibun, buku ini buku yang kutemukan tak sengaja di dekat tong sampah diluar sekolah. Aku ingat sekali bahwa ini adalah milik Misa." jelas Febby panjang lebar.

" lalu? " ulang Gio. Febby yang menahan kekesalannya dari tadi memukul kepala Gio sedikit keras. Terkadang Gio bersikap menyebalkan disaat-saat penting, dan bersikap serius disaat yang tidak penting. Benar-benar keterampilan menyesuaikan diri yang sia-sia. Namun ajaib nya, ia memiliki banyak teman disampingnya.

Tentu saja Gio mengeluh kesakitan dan menatap Febby dengan tatapan marahnya. "kenapa kau menyerangku? Aishhh. Sebenarnya, apa salahku? " keluh Gio kesal.

Febby hanya menarik nafas dalam dalam melihat spesies dihadapannya.
"Astaga. Pantas saja, Misa selalu saja kelihatan sakit kepala setelah bertengkar dengan mu. Sekarang aku tahu bahwa kau benar-benar menyebalkan"

Kenapa gadis dihadapannya ini sebelas dua belas dengan Misa. Keganasan mereka tak ada duanya. Apalagi jika menyangkut hal fisik saat marah. Mereka akan bertingkah brutal seperti anak kos pada saat akhir bulan yang dompet nya kosong. Benar-benar membingungkan. Melihat tingkah Febby yang seperti ini mengingatkan Gio pada Misa. Ah, Misa. Kemana ia pergi?

"baiklah, langsung saja intinya, sebelum aku menerkam dan memakan mu hidup-hidup. Misa itu orangnya sangat tertutup, ia biasanya tak akan menceritakan masalah yang baginya sulit untuk diatasinya seorang diri kepada orang lain,termasuk kami sahabatnya. Jadi, aku pernah melihat, bahwa Misa selalu saja menulisnya dibuku ini, ketika ia kelihatan gelisah. Akhir-akhir sebelum ia koma ini pun juga ia selalu melihat dan menulis sesuatu dibuku ini sebelum tragedi itu. Jadi, siapa tahu. Kita dapat memecahkan alasan Misa sampai koma, dan masalah-masalahnya. Aku tahu ini agak lancang, tapi kali ini, aku tak akan membiarkan sahabat ku berjuang sendirian lagi" ujar Febby menerawang. Ia teringat masa-masa menyenangkan bersama Misa. Saat-saat itu adalah saat yang paling menyenangkan dari hal apapun.

Gio yang melihat raut wajah Febby yang berubah kelam, sedikit merasa bersalah. Gio merasakan aura dingin ditengkuknya. Ini benar-benar menakutkan pikir Gio.

Dari belakang Gio, seseorang berbisik ke telinga kiri Gio. Jangan melihatnya. Ucap nya. Suara itu, suara yang sangat ia kenal. Itu adalah suara Misa. Gio cepat menoleh kanan-kirinya, namun tak menemukan Misa dimana pun.

Apa jangan-jangan dirinya tidak bisa melihat dirinya lagi? Bagaimana dirinya akan menjalani hari tanpa gadis yang selalu membantah kalimatnya. Gadis yang selalu mengusik teritori zona amannya. Gadis yang selalu membuatnya terasa bahagia. Gadis yang selalu membuat dunia nya terpusat pada gadis itu. Benar. Sepertinya Dirinya telah jatuh hati pada gadis itu sejak lama. Sejak pertama kali bertemu. Gadis itu telah mengusik zona kosong dalam ruang lingkup hatinya pada pertemuan pertamanya. Gadis dengan mata sayu dan ekspresi wajah datarnya. Namun dibalik wajah datarnya, ia terlihat kesepian dan penuh kesedihan.

.
Hai minna san. arigato ne. Telah membaca tulisan ku sampai sejauh ini. Gomen ne karena masih telat up. Karena banyal halangan seperti kehilangan mood tiba2 dan blank tiba2.
Hmm, dattara, mou ikkai arigato to gomen.

Kurousagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang