the photografer (2)

295 31 0
                                    


"Oke, baiklah."

---------------------------------------

"Oke, baiklah."

Kelihatannya si namja menyerah untuk berbasa basi dengan jungkook. Akhirnya, namja itu mengalihkan pandangannya ke jalan.
Selama perjalanan, kaki jungkook terus bergerak tidak nyaman. Lima menit perjalanan memang terasa begitu lama baginya akibat ketidaknyamanan iyu. Namun gadis itu begitu keras kepala dengan memutuskan tidak peduli. Ia bepikir lebih baik nanti saja ia membeli alas kaki di kampus. Ia membiarkan begitu saja pandangan aneh orang-orang dan tidak nyaman si kakinya.

Bus sudah sampai, lewat lima menit dari jadwal seharusnya. Memang sempat terjadi kemacetan saat perjalanan tadi. Dan, saat turun, jungkook melirik si namja yang belum beranjak dari tempatnya. Dalam hati, jungkook heran. Soalnya, seharusnya mereka turun di tempat yang sama. Belum lama tadi namja itu menanyakan letak universitas bangtan. Pastilah mereka seharusnya turun bersama

"Ng.... kau tidak turun?". Tanya jungkook dengan suara pelan, sebelum dia benar-benar turun. Kebetulan mereka berdua memang berdiri di dekat pintu keluar bus.

"Eh?"namja itu binggung. Beberapa orang yang mengantri untuk keluar bus ikut memperhatikan mereka berdua.
"Memangnya sudah sampa" tanyanya lagi.
Jungkook mengangguk. Dan, senyum merekah di wajah si namja. Ia pun mengikuti jungkook untuk turun.
"Aku pikir, kau akan bersikap masa bodo dan meninggalkan ku di bus. Ternyata kau tidak meninggalkanku. Bagus," ujar namja itu. Keduanya kini berjalan bersamaan, padahal jungkook tidak bermaksud 'pemandu' namja itu di kampus.

"Oke, sampai nanti!" Namja tadi tiba-tiba berlalu dari jungkook. Jungkook berhenti sejenak dan menatap namja yang berlarian memasuki gedung kampus itu. Dia sempat mengernyitkan alis saat namja itu berhenti pada dua namja yang sepertinya adalah mahasisiwa, kemudian berbicara akrab seolah mereka memang saling kenal.
" apa dia juga mahasiswa di sini?" Gumam jungkook. Meskipun penasaran, jungkook tetap tidak peduli. Jungkook memang tipikal orang yang memilih untuk tidak mempertantakan hal-hal yang kurang perlu. Ia lebih memilih diam dan membiarkan pertanyaan tidak terjawab di pikirannya dari pada akan bermasalah jika dia bertanya.
Dia berlalu memasuki area Taman. Gadis itu ingin menuju pertokoan kampus, dia berharapa disana ada penjual safal atau alas kaki apa pun. Namun saat berjalan melewati jalan utama yang ramai,

Cekrek!

Jungkook mengerjapkan mata saat tiba-tiba sebuah sinar blitz kamera mengenai matanya. Gadis itu terkejut dengan munculnya seorang namja dari balik papan di depannya. Namja yang tadi bersamanya di bus.
"Hey, apa kau tertarik dengan fotografi?" Tanya namja itu dengan antusias. " bagaimana?bagaimana? Foto-fotonya Bagus tidak?"namja itu mendekat kepada jungkook, lalu coba merangkul pundaknya. Merasa risih, jungkook menyingkirkan tangan namja itu dan berlalu.
"Hey!!"namja itu memanggil.
Jungkook tetap berjalan tidak peduli. Lalu namja itu melepas satu foto yang tertempel dan mengimbangi langkah jungkook.
"Ini fotomu, kan?"namja iru bertanya dengan menunjuk foto yang tengah ia bawa. " ayolah.... berikan pendapatmu apakah foto ini Bagus atau tidak?".
Jungkook tidak menyahut.
"Hey! Ayolah..... kalau kau tertarik kau bisa datanf ke club kami. Hey!".

"Hey!"
"Hey!".
Suara panggilan namja itu lama kelamaan menjadi samar terdengar oleh jungkook. Ia terus melangkah tanpa menoleh ke belakang sama sekali. Selain mersa risih, sebenarnya jungkook juga sedikit takut dengan sikap namja itu. Seolah-olah namja itu memang mengikutinya ke mana saja.
"Hey! Cepat sekali kau jalannya!"
"kyaaa!" jungkook terkejut. Namja tadi tiba-tiba berlari cepat dan telah berada di hadapannya. Jungkook menyesal ketika berjalan tadi hanya menatap ke bawah dan tidak begitu memperhatikan bahwa namja itu masih mengikutinya.
"Hey! Aku tidak akan macam-macam, kau tidak usah takut," ujar si namja. Namun jungkook malah melotot
"Oke, maaf kalau aku terkesan mengganggumu. Tapi, jika kau tidak peduli soal foto-fotoku tadi, tidak masalah, tidak apa apa." Namja itu mencoba menenangkan jungkook dengan tersenyum. "Aku hanya ingin bilang......kau tidak takut tidak mengenakan alas kaki?"lanjut si namja yang membuat jungkook refleks mengernyitkan alis.
"Hey, kenapa diam?"
Jungkook memundurkan langkah sedikit. Namja itu masih tersenyum.
"sebaiknya, kau mengenakan alas kaki, nona," ucapa namja itu lagi sambil terkekeh. Jungkook kelihatan mulai tidak suka. Dia mentap si namja dengan tatapan tajam.
"Hey,jangan menatapku seperti itu. Aku bermaksud baik, hanya ingin membantumu," bujuknya.
Akan tetapi, jungkook tidak yakin. Kemudian namja itu mengembuskan napas.
"Kau tahu 'kan Maya kuliah hari ini diisi oleh pak tua botak?"
Jungkook tersentak. Dia semakin heran dengan si namja. Darimana namja itu tau bahwa aku akan mengikuti mata kuliah seonsaengnim kim botak? Batin jungkook. Namun seperti biasa jungkook takut bertanya. Dia khawatir percakapan akan berlanjut jika ia bertanya. Sementara itu, jungkook sangat ingin segera pergi dari hadapan namja di depannya ini.
"Hah....jangan bilang kau tidak kenal siapa aku,"ujar si namja sambil menyilangkan tangan. Jungkook mendadak merasa salah tingkah. Namja itu seolah membaca isi hati jungkook.
Siapa namja ini? Jungkook sedikit takut jika memang namja itu adalah orang yang penting di kampusnya. Sejak awal gadis itu memang tidak mengenali namja itu sama sekali.
"Ng....," jungkook bergumam, merasa tidak enak.
"Kau benar-benar tidak mengenaliky sepertinya.....," namja itu bekata dengan sedikit nada kecewa. Jungkook kembali dibuat merasa tidak enak. "padahal, sudah tiga tahun kita kuliah di jurusan yang sama, eoh? ah.... kau yang tiga tahun. Aku sudah memasuki tahun keempat,"lanjut si namja itu dengan mengucapkan kalimat terakhir dengan sedikit bergumam.
"Dan, aku yang melakukan itu," jelas si namja sembari menunjuk pada papan yang di tempeli foto-foto tadi. " sekedar kebetulan.... aku mengambil tema suasana kafe untuk karya itu. Aku hanya promsi supaya ada yang tertarik bergabung dengan club fotografi. Kau tahu kan club itu peminatnya tidak terlalu banyak?".
Jungkook tetap terdiam dan mengerutkan dahi. Wajahnya yang terlihat bingung justru membuat si namja merasa gemas.
" haaaah........"namja itu mengembuskan napas pelan. " ikut aku!" Ia lalu dengan santai menarik tangan jungkook untuk mengikutinya.

Jungkook terus Melihat ke bawah kakinya yang telah mengenakan sepatu kets. Sepatu itu tampak tidak cocok baginya. Sebenarnya gadis itu merasa risi, tapi tidak berani protes.
"Sepatunya cocok denganmu. Kau jadi tak perlu khawatir bila si pak tua botak itu menegurmu,"kta si namja dengan antusias.
Jungkook mendongak menatap tidak yakin kepada si namja lalu menggerutu dalam hati. Hanya orang yang tidak mengerti mode yang mengatakan bahwa sepatu kets cocok dengan dress,kesalnya.
"Sudah, tidak usah khawatir," namja itu menepuk pelan pundak jungkook. " ini keren!" Namja itu langsung mengacungkan jempolnya kepada jungkook
" tapi...,"gumam jungkook. Dia ingin berpendapat tapi ia urungkan lagi.
" kenapa?" Tanya namja itu
Jungkook menggeleng. Gadis itu mundur dengan cepat, lalu berbungkuk. "Terima Kasih sepatunya," katanya, lalu berbalik pergi
Si namja di buat melongo akan tingkah laku jungkook gadis itu tidak protes, tidak bertanya lebih lanjut, tidak juga ingin tahu tentang si namja. Sambil mengelus-elus dagu, si namja bergumam pelan, " jeon jungkook.... kau mirip sekali dengan appamu."

Suasana kelas pak tua botak mulai ramai. Ini adalah kelas besar. Jungkook memilih tempat duduk di depan, di posisi dekat jendela kelas. Selama menunggu beberapa menit sebelum kelas di mulai, jungkook melirik sesekali ke arah bawah, mengangkat kakinya sedikit agar melihat sisi samping, belakang, dan depan sepatu kets yang ia kenakan. Dia penasaran dengan namja tadi. Dan gadis itu baru mengingat satu hal. Dia lupa bertanya lebih lanjut bagaimana nanti mengembalikan sepatu kets ini.
"Ternyata kau duduk di sini." Sebuah suara mengagetkan jungkook. Gadis itu menoleh cepat dan membelalak kaget. Si namja tadi duduk di sampingnya. Dan namja itu tersenyum ke arahnya
Jungkook memperhatikan si namja yang tengah bersiap membuka tas dan mengambil peralatan tulisnya. Gadis itu berpikir, ini saat yang tepat bertanya soal sepatu ini.
Bagaimana cara mengembalikan sepatu ini? Tapi pertanyaan itu tak sempat terlontar karena dalam hitungan detik kelas akan di mulai. Si pak tua botak sudah datang. Jungkook hanya menelan ludahnya sendiri setelah sebelumnya ia membuka mulut ingin bersuara.
Pada akhirnya, mereka harus serius mengikuti perkuliahan. Tapi Jungkook melirik sekilas buku catatan namja di sampingnya itu, buku catatan yang belum di buka itu akhirnya menjawab penasaran jungkook soal namja itu. Meskipun hanya sebuah nama yang tertera di sana. Kim taehyung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc ^^

Maaf aku lama updatenya soalnya lagi banyak pr! --"

Semoga suka ^^°

Vomment!!^_^

~taeyo~'

innocent  -vkook |hiatus|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang