chapter 2

18 1 0
                                    

Sorot mata yan sangat tajam , raut wajah yang terlihat santai.
Terukir senyum manis dengan lesung pipit di pipi kanan. Matanya memancarkan sejuta daya tarik dari seorang pria muda, salah satu pemilik pembisnis dibidang tekstil.

Arman menatap Jey dengan lekat , tak henti mengukir senyum . Berbeda dengan faza , dia hanya tersenyum tipis tapi terlihat manis . Lebih tepatnya seperti preman berwajah boneka .

" nak arman , ini Jey anak om "
" hai Jey , aku Arman "
" hai Arman apa kabar mu ?"
" aku baik , bagaimana pekerjaan mu disana ?"
" sungguh merepotkan "

Hanya beberapa patah kata saja yang mereka katakan . Jey masih bingung siapakah kedua pria itu , mereka berdua sangatlah berbeda. Sementara Jey merasa aneh dengan sikap faza . Dia diam seribu bahasa .

" maksud papa memintamu pulang agar kau bertemu dengan Arman dan segera melakukan pertunangan "
" pertunangan ? "

Bagaikan telapak kaki tertusuk duri yang tajam , sangat terkejut , sakit dan bingung. Bahkan dizaman yang modern ini masih saja ada perjodohan .

" aku belum siap bertunangan apalagi menikah , aku masih ingin melanjutkan karir ku "
" Setelah menikah nanti kamu masih bisa melanjutkan karir mu "
" menurutku tidak begitu "
" tapi "
" Aku akan memikirkannya "

Sejak Arman dan Jey berdebat, faza hanya diam dan memutar bola matanya seakan sedang memikirkan sesuatu.

Malam semakin larut ,akhirnya mereka memutuskan mengakhiri pertemuan ini.

Tiba-tiba faza mimisan dan berlari seperti orang mabuk ,menabrak jey dan dengan cepat menerobos kamar jey. Jey tercengah dan bingung mengapa hanya dengan mimisan ,faza seperti ketakutan melihat darah.

" ehh ehh ngapain lo ?"
" gue....."

Faza langsung masuk ke kamar mandi jey dan mengunci pintu kamar mandi . Semua orang merasa aneh dan kaget kecuali Arman . Dia terlihat biasa saja .

Jey berfikir keras , ada apa dengan ini semua . Perjodohan ? Serta bertemu orang-orang aneh seperti Arman dan Faza . Lalu sekarang mengapa dia begitu ketakutan melihat darah ?
Semua begitu buram tidak bisa dijelaskan .

" kenapa perasaan gue jadi aneh gini ? "
Hanya itu yang jey katakan dalam hatinya . Bahkan sudah hampir 2 jam kami menunggu faza membuka pintu kamar mandi jey sedangkan ayah dan ibunya jey sudah berada di kamar mereka .

Faza keluar dengan wajah santai terbalik 180 derajat dengan raut wajah saat faza mimisan.

" lo kenapa ? Masuk kamar orang sembarangan keluar dengan santai "
" bawel lo , makasih kamar mandinya "

Jey semakin aneh , dia tidak begitu memikirkan apa yang terjadi karena dia sangat lelah dan akhirnya memutuskan untuk tidur .

Jey sangat ingin merasajan sejuknya kota Jakarta di pagi hari , meskipun setiap pagi sudah dipadati kendaraan. Jey masuk ke kamar mandi lalu mencuci wajahnya , dan obat apa ini ?

Baru lanjutin cerita sibuk urusin kuliah .. tapi sekarang going on

Only You And A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang