Room No.0 : Rules

1.6K 42 0
                                    

Di hadapan Zeiro saat ini ada empat orang.

Mereka adalah empat orang yang telah menerima eksekusi mati oleh pengadilan karena kejahatan mereka.

Mereka adalah

Renata Dila

Seorang artis yang terbukti merencanakan pembunuhan terhadap managernya lima tahun yang lalu.

Januar Derian

Seorang dokter yang melakukan malpraktek selama tiga belas tahun.

Ginanjar Setiawan

Anggota dewan rakyat yang melakukan korupsi triliunnan rupiah selama menjabat dalam pemerintahan.

Sisilia Firda

Mahasiswi yang terlibat pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga orang anak kecil.

Keempat orang yang terikat dengan borgol itu melihat Zeiro dengan pandangan miring. Zeiro hanya tersenyum tipis dengan cara para kriminal itu memandangnya. Ia seperti sudah biasa menghadapi orang-orang ini.

"Selamat datang di rumah eksekusi."

Zeiro mengatakan itu sambil melihat reaksi mereka semua, tetapi Zeiro berpendapat bahwa keempat orang ini sudah tidak takut apa pun juga, kecuali satu orang yang terlihat sangat gugup sekali, yaitu Renata Dila.

"Kalian tahu kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Zeiro dingin, "kalian akan dieksekusi mati hari ini. Aku adalah orang yang akan mengeksekusi kalian. Tetapi.... Ada sebuah kabar baik buat kalian, bahwa mungkin saja salah satu dari kalian bisa keluar dari rumah ini hidup-hidup."

Jelas sekali perkataan ini mengena buat Renata, Januar, Ginanjar dan Sisilia saat itu juga. Perkataan itu jelas membuat mereka semua sadar bahwa mereka yang sudah dipastikan akan mati hari ini mempunyai kesempatan untuk hidup.

"Kami masih bisa hidup?" tanya Ginanjar.

"Ya. Salah satu dari kalian."

"Apa maksudmu?" sahut Sisilia.

"Jalan menuju kehidupan ada di tangan kalian sendiri atau memang kalian mendapatkan keberuntungan."

"Jangan bertele-tele," sahut Januar, "katakan saja apa maksudmu!"

"Baik, akan kujelaskan."

Zeiro kembali memperhatikan tiap orang di hadapannya itu dengan seksama.

"Di rumah ini ada tiga buah ruangan yang akan kalian masuki, tiap ruangan akan ada sebuah hukuman mati untuk salah satu dari kalian, jadi jika salah satu dari kalian beruntung, maka ia akan keluar dari ruangan terakhir hidup-hidup."

"Kau ingin membuat kami saling membunuh?" tanya sinis Januar.

"Tidak, aku hanya ingin melihat seberapa beruntung kalian."

"Kau gila!!!" seru Januar ketus.

"Aku tidak gila," Zeiro mengelengkan kepalanya, "perlu kalian ketahui. Kalian di mata dunia sudah mati. Serfitikat kematian kalian pun sudah jadi. Keluarga kalian sudah pasrah. Jadi dunia sudah tidak ada yang peduli dengan kalian. Dan kalian harus merasa beruntung telah aku pilih untuk mendapatkan kesempatan hidup kedua kalinya. Dan jika salah satu dari kalian hidup, maka orang itu akan keluar dari rumah ini dengan indentitas baru di negara baru nanti."

"Aku bisa hidup?" tanya Renata penuh harapan.

"Jika kau beruntung, tentu saja."

"Sudahlah," kata Januar lagi, "jelaskan segera bagaimana caranya salah satu dari kami bisa keluar dengan bebas?"

"Ada tiga ruangan...." tiga jari ikut ditunjukan Zeiro saat ia mulai menjelaskan, "pertama, Ruangan Api..."

House of ZeiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang