Karin pernah bermimpi, bermimpi tentang pernikahan sekaligus rumah tangganya. Ia selalu bermimpi sedari kecil nantinya ia harus menikah yang sangat ia cintai dan laki-laki itu juga harus sangat mencintai dirinya. Ia ingin memiliki keluarga yang sederhana dan harmonis. Ketika akhir pekan, keluarganya akan menghabiskan banyak waktu untuk berkumpul dan berjalan-jalan. Ia akan membuatkan bekal untuk suami dan anak-anaknya lalu mereka akan berpiknik di taman. Ia akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang ia sayang dan cintai. Mereka akan hidup bahagia untuk selamanya.
Mimpi yang indah bukan? Mimpi yang selalu ia bangun sejak ia kecil.
Mimpi ini tentunya berasal dari pengalaman pribadinya. Dimana Karen dan Marc selalu meluangkan waktu di akhir pekan untuk berkumpul dan berjalan-jalan bersamanya. Selalu menikmati keindahan air laut, taman, ataupun pegunungan. Karen dan Marc selalu mengajak dirinya untuk mengerti arti kehangatan dalam suatu keluarga.
Karen dan Marc selalu ada di sampingnya baik suka maupun duka. Bahkan ketika Marc bangkrut, Karen masih setia untuk mendukung dirinya begitu juga Karin. Karin selalu menganggap kehidupan ini seperti roda yang terus berjalan. Kala ada waktu untuk bahagia atau bersedih dan ada waktu untuk kamu selalu berada di atas atau di bawah.
Tapi, mimpi yang sudah ia impikan sedari kecil dan terbayang-bayang dipikirannya seketika sinar ketika El datang.
Laki-laki egois itu menghancurkan kehidupannya, ruang gerak dan kebebasannya. Ia dapat berbuat sesuka hati kepada Karin tanpa takut Karin akan meninggalkannya. Siapa yang berani melawan keinginannya? Ketika ia menginginkan sesuatu, maka hal itu harus ia dapatkan dengan cara apa pun, termasuk Karin. Ia akan menyingkirkan hama-hama yang menganggu dirinya. Seperti apa yang akan ia lakukan sekarang.
"Aku mau kau membakar cafe itu tanpa jejak. Laporkan hasilnya besok."
El langsung mematikan telfonnya tanpa menunggu jawaban dari anak buahnya. Ia sangat yakin anak buahnya akan menjalankan perintahnya dengan baik. Bagaimana jika perintah yang ia berikan gagal? Maka katakan silakan katakan selamat tinggal pada dunia.
"Kau sangat keras kepala, jika kau menuruti keinginan ku, maka cafe itu akan tetap aman, sayang." El menyeringai sembari melihat foto Karin yang ia letakkan di atas meja kerjanya.
El menunggu, ia akan menunggu ekspresi putus asa dari gadisnya saat ia mendengarkan kabar indah dari hasil perbuatannya. Ia tidak sabar menunggu ekspresi itu esok hari, sembari menikmati wine, El juga memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan izin dari Marc.
Apa ia harus membunuh Marc dan Karen? Membuat mereka meninggal karena kecelakan? Itu bukan ide yang buruk.
Tapi, itu akan ia lakukan jika Marc dan Karen tidak memberikan izin untuk menikahi Karin. Jika, Marc memberikan izin maka dengan senang hati El juga memberikan Marc dan Karen izin untuk bernafas lebih lama.
Ah, membayangkan Karin menjadi istrinya membuat El semakin ingin mempercepat pernikahannya. Seminggu adalah waktu yang cukup lama yang El berikan untuk Karin mempersiapkan dirinya. Tapi, jika sampai hari itu Karin belum siap juga, maka El tidak akan bersabar lagi. Ia akan memaksa Karin dengan cara apa pun.
-----
Chris hanya bisa terduduk lemas saat melihat cafe yang ia bangun susah payah, hilang dalam satu malam. Ia tidak tahu siapa yang tega membakar cafe-nya, semalam ia memang mendapat telfon dari kepolisian namun ia tidak mengangkatnya karena sudah tidur. Ia dan beberapa pegawainya hanya bisa terdiam saat mendengar penjelasan dari polisi.
"Sesuai dengan apa yang kami selidiki, cafe anda terbakar tanpa ada unsur ketidaksengajaan. Seorang pemabok menyiramkan bensin ke cafe anda lalu membakarnya. Kami sudah memiliki data-data pelaku." Jelas polisi kepada Chris.
![](https://img.wattpad.com/cover/68306317-288-k804081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death
Romance(REVISI, JADI TIDAK AKAN SAMA KAYAK YG DULU) (JUDUL AWAL YOU'RE DEVIL) -------- Karin Harriston, dia baru saja lulus mengejar sarjana ekonominya, dia berpikir untuk mencari tempat kerja yang layak untuknya. Semenjak perusahaan ayahnya bangkrut, Kari...