Suara riuh pada kantin The World High School terdengar dengan jelas, semua laki-laki di sana berkumpul membentuk lingkaran, salah satu dari mereka menjadi wasit dadakan. Sedangkan para perempuan mulai meninggalkan kantin dan memilih untuk kembali ke kelas daripada di sini. Hanya ada beberapa perempuan saja yang tetap di sini untuk menonton.
Meja-meja dan kursi-kursi juga sudah disisihkan agar kantin menjadi kosong. Jadi, mereka bisa menggunakan kantin dengan aman tanpa terhalang apa pun. Di kantin tidak ada yang namanya penjual, di sini disediakan makanan khusus yang dimasak oleh para koki, jadi para murid bisa mengambil makanan sesuka hati mereka tanpa memikirkan biaya alias gratis. Jarak dapur dan tempat makan murid-murid juga lumayan jauh, jadi tidak menganggu para petugas dapur jika mereka ingin melakukan keributan seperti sekarang.
Di sisi kantin, ada dua laki-laki yang nampak bersiap untuk melakukan sesuatu. Mereka berdua sama-sama melakukan pemanasan. Salah satu dari mereka bahkan diberikan minuman oleh teman-temannya, sedangkan laki-laki yang berwajah datar ini hanya melakukan pemanasan tanpa ada yang berani mendekati dirinya.
"Mari, kita sambut dengan meriah pemenang tinju kita selama empat minggu berturut-turut dari sisi kanan kita, yaitu Elthan." Ucap semangat sang wasit yang bernama, Luke. Elthan maju dengan ekspresi datarnya.
Suara teriakan perempuan di sana terdengar keras, mereka sama-sama memberikan dukungan kepada El walaupun El tidak peduli hal itu.
"Lalu, kita sambut juga penantang baru kita dari sisi kiri kita, yaitu Thomas."
Thomas melangkah dengan sombong, dia menatap remeh Elthan yang tingginya hampir sejajar dari dirinya, "Lebih baik kau menyerah sekarang, sebelum kau dilarikan ke klinik."
"Buktikan." Ucap El datar.
Suasana semakin memanas, Thomas menatap El dengan tatapan ingin membunuh, namun sebaliknya, El hanya menatap Thomas dengan tatapan datar dan tidak ekspresi apa pun. Rasa tegang sudah dirasakan oleh para penonton,
"Suasana semakin memanas dan bisa kita rasakan bagaimana kedua belah pihak petarung sudah tidak sabar untuk saling menghajar. Agar tidak memakan waktu terlalu lama, saya akan menjelaskan peraturannya. Kalian berdua boleh menggunakan seluruh kekuatan dari tubuh kalian semua, baik itu kepala, tangan, kaki atau mulut. Salah satu bisa dikatakan kalah jika tidak sadarkan diri atau menyerah." Jelas Luke panjang lebar.
"Cepatlah mulai, Luke! Waktu istirahat akan selesai!" Teriak salah satu penonton dan diikuti oleh penonton lainnya.
Luke mengangkat kedua tangannya dan meminta mereka semua untuk diam, "Baiklah, karena semua sudah tidak sabar. Mari kita mulai pertandingan tinju kita, pertandingan dimulai." Ucap Luke keras lalu mundur beberapa langkah.
Thomas sudah bersiap dengan kuda-kudanya, ia memegang sabuk hitam karate, maka dari itu ia semakin percaya diri dapat mengalahkan El. Sebenarnya, ia sudah mendengar kabar angin bahwa El selalu menang dengan mudah melawan lawan-lawannya dan membuat mereka semua masuk ke rumah sakit.
"Lebih baik kau menyerah sekarang, aku tidak ingin membuat kau malu." Ucap Thomas percaya diri.
El mengangguk pelan lalu mendekati Thomas dengan cepat. Ia melayangkan kakinya tepat di wajah Thomas. Thomas yang nampaknya belum siap untuk menerima tendangan El, sontak langsung mundur ketika kaki itu tepat mengenai wajahnya. Ia mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah.
Thomas lalu mendekati El, ia melayangkan tinjunya namun El menghindar dengan cepat. Kaki El kembali digerakan, ia mengincar punggung Thomas yang nampak bebas di depan matanya. Hal itu membuat Thomas terjatuh ke lantai sambil mengerang kesakitan.
Thomas yang masih belum berdiri dan berbaring di lantai, tidak menyadari bahwa El mendekati dirinya. El tersenyum sinis ketika melihat Thomas mengerang kesakitan, dengan santainya ia menginjak punggung Thomas berkali-kali dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death
Romance(REVISI, JADI TIDAK AKAN SAMA KAYAK YG DULU) (JUDUL AWAL YOU'RE DEVIL) -------- Karin Harriston, dia baru saja lulus mengejar sarjana ekonominya, dia berpikir untuk mencari tempat kerja yang layak untuknya. Semenjak perusahaan ayahnya bangkrut, Kari...