Warning 19+!!!
Chapter ini mengandung bumbu-bumbu berbahaya untuk kesehatan diri kalian. Diharapkan bijak dalam membaca.
Happy reading
-----
Karin terus mengutuk dirinya dalam hati, kenapa ia bisa sebodoh ini? Seharusnya ia sadar dari kemarin bahwa El hanya mempermainkan dirinya, membuat dirinya seolah-olah akan menjadi pemenang untuk game kemarin. Seharusnya juga ia juga tidak kabur tadi, jika seperti El pasti akan menghukumnya lebih kejam.
Tubuh Karin lemas seketika, ia sangat ingat kemarahan El saat jaman mereka sekolah dulu, kemarahan karena dirinya kabur dari hukuman El. Ia bahkan tidak bisa sekolah selama tiga hari karena kemarahan El yang sangat gila. Sekarang, apa kejadian itu akan terulang?
Memikirkan hal itu, Karin merasa mual dan ingin pingsan, apa ia harus pura-pura pingsan? Haruskah?
"Jangan berpikir yang aneh-aneh, aku takkan melepaskan mu saat ini." Ucap El datar.
Karin menatap El diam-diam, mata laki-laki itu masih fokus pada tablet-nya tapi ia seakan-akan bisa membaca pikiran Karin. Karin curiga jika dulu El adalah cenayang.
"Ki-kita akan kemana? Aku harus pulang." Ucap Karin pelan, ia memainkan kukunya untuk mengurangi rasa tegang yang menguasai dirinya.
El mematikan tablet-nya lalu menatap Karin, ia mengusap lembut pipi Karin, "Apa kau berpikir kau bisa pulang setelah semua ini?" Tanyanya sambil tersenyum lembut.
Jangan tertipu, Karin tahu bahwa senyum itu lebih menyeramkan dari apa pun juga. Ia akan memilih El untuk menyeringai atau tersenyum licik daripada harus tersenyum seperti itu. Ia tidak bisa menebak isi otak El jika sudah seperti ini.
"A-aku-"
El menempelkan jari telunjuk di bibir Karin sebelum ia selesai berbicara, "Ssttt, saat ini kau dilarang untuk berbicara, kau baru boleh berbicara saat aku memintanya, mengerti?"
Seakan terhipnotis akan perkataan El, Karin langsung mengganguk patuh dan selama itu juga ia tidak berbicara apa pun. Ia terdiam sampai mereka tiba di rumah El. Karin juga langsung turun begitu saja, ia merasa lebih baik ia tidak membuat El marah daripada hukumannya bertambah. Jika, Karin patuh, mungkin saja El akan mengurangi hukumannya, bukan? Bisakah?
Jack membuka pintu masuk untuk El dan Karin, para pelayan dan bodyguard sudah berbaris dan membungkuk hormat ketika mereka masuk ke rumah. Mereka baru berani mengangkat kembali kepala mereka saat El menaikan tangan kanan ia, yang artinya sudah cukup.
El menatap Elizabeth, "Kau sudah menyiapkan kamarnya?"
Elizabeth mengangguk cepat, "Sudah Tuan dan sesuai dengan perintah Tuan."
"Bagus, kau dan Ann bisa ikut aku."
Elizabeth dan Ann mengikuti El dan Karin dari belakang hingga mereka tiba di salah kamar. El membuka kamar lalu masuk sambil meneliti kamar itu, seakan-akan mencari apa ada yang kurang atau tidak sesuai dengan perintahnya.
"Kalian bertiga masuklah." Perintah El lalu Karin, Elizabeth, dan Ann masuk ke dalam kamar itu.
Karin menatap tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat masuk ke kamar ini. Desain, interior dan warna kamar ini sangat terlihat cantik dan elegan. Walau seluruh kamar ini dipenuhi warna putih, tapi berhasil memanjakan matanya. Ia terus melihat semua sudut kamar ini, mulutnya terus berdecak kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death
Romance(REVISI, JADI TIDAK AKAN SAMA KAYAK YG DULU) (JUDUL AWAL YOU'RE DEVIL) -------- Karin Harriston, dia baru saja lulus mengejar sarjana ekonominya, dia berpikir untuk mencari tempat kerja yang layak untuknya. Semenjak perusahaan ayahnya bangkrut, Kari...