<<Real Life(?)>>
Hari pertama sekolah memang cukup menyenangkan. Apa lagi sekelas dengan teman yang menyenangkan di kelas sebelumnya. Itu menambah kesenangan tersendiri.
Langit hari ini sangat mendukung pada saat upacara kali ini. Tidak terlalu panas juga tidak mendung. Upacara usai seluruh siswa mulai memenuhi papan pengumuman.
Aku Hasami Ruuka. Siswi kelas 2E. Banyak yang mengatakan kalau kelas itu adalah kelas anak buangan atau bisa dibilang anak yang terkenal kurang pandai dan terkenal dengan kenakalannya. Padahal masih ada kelas F sampai H, kenapa harus kelas E?
"Ruuka!" Seseorang memanggil namaku. Aku pun menoleh ke sekitarku mencari sumber suara.
"Aku diatas!" Suara itu lagi terdengar dan kali ini aku mendongak. Dia temanku saat dikelas 1, namanya Ayane Koori.
"Ayo cepat ke atas! Kita kan satu kelas!" teriaknya lagi.
Aku pun langsung ke lantai atas untuk menemuinya. Ia menunggu di dekat tangga, padahal di kelas bisa.
"Kenapa kamu tunggu di sini?" Koori hanya tersenyum.
"Yah, soalnya aku tidak mau jadi penunggu tas di kelas," ucapnya dengan muka malas.
"Maksudmu?"
"Lihat saja. Ayo!" Koori menarik tanganku dengan santainya.
Kami memasuki kelas dan aku sekarang tau apa yang dimaksud. Disana sudah ada beberapa tas yang langsung ditinggal oleh majikannya. Tidak banyak sih, hanya ada enam.
Kami memilih meja secara acak. Karena tempat duduk yang biasanya aku duduki telah ada yang menempati. Koori duduk di depanku dan mulai berbicara panjang-lebar, padahal aku tidak paham apa yang sedang dibicarakannya. Selama itu banyak penghuni kelas ini yang mulai berdatangan
"Eh tadi lihat ekspresi anak tadi ga?!" Seorang gadis dengan santainya berteriak dan membuat semua orang yang ada di kelas memperhatikannya.
"Iya. Trus mukanya merah gitu. Tapi lucu loh," ucap gadis yang lainnya.
"Udah tuh ambil aja. Ganti jangan yang itu terus," ucap gadis lainnya -lagi- sambil menyenggol tangan gadis yang kedua.
"Tenang. Aku orangnya setia kok, ga gampang lirik kanan-kiri." Gadis itu membela dirinya sendiri atau lebih tepatnya menyindir gadis yang disebelahnya.
Tanpa sadar aku memperhatikan mereka. Bukan semuanya tapi, gadis yang berada dibelakang yang mengenakan earphone itu. Dia tampak tak terganggu oleh temannya yang ada di depan juga yang ada disebelahnya. Dia tampak tidak perduli dengan keberisikan temannya itu.
Entah kebetulan atau tidak, ia balik menatapku. Otomatis aku membuang tatapanku entah ke arah mana.
"Woi!" Makhluk entah dari mana tiba-tiba datang ke tempat dudukku sambil menggeprak meja dengan keras. Aku dan Koori yang duduk di depanku hanya menatapnya dan ia tersenyum. Dengan sedikit terpaksa, aku membalas senyumannya.
"Kenalin namaku Ubake Purin. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik." Ia tersenyum lagi dan kali ini ia juga mengulurkan tangannya. "Nama kalian?"
"Ayane Koori." Ayane menyambut tangan gadis itu dengan ramah. Aku pun melakukan hal yang sama. "Hasami Ruuka."
Ubakane mulai bercerita. Aku tidak terlalu memperhatikannya, karena tatapanku beralih ke rombongan yang heboh tadi tepatnya kepada gadis ber-earphone itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Life(?)
FantasyAku ingin kembali. Di dunia yang seharusnya sudah kutempati dengan tenang. Kehancuran yang seharusnya tidak aku lihat, kembali terlihat. Semuanya terulang kembali.