<<Real Life(?)>>
Sudah tiga bulan berlalu semenjak kenaikan kelas. Sekarang kelas kami sudah tidak mengenal kata jaim. Walau ya, masih ada juga yang jaim sih.
Beberapa kali kelas ini kena hukum guru dan dapat surat peringatan dari anggota OSIS karena melanggar peraturan sekolah. Walau di kelas ada anak OSIS pun tidak ada yang perduli.
"Eh, eh! Ada yang udah pr math? Mau nyontek nih," tanya pengerusuh kelas, Kouta.
"Emangnya math ada pr?" tanya Mika yang sedang fokus menghitung uang kas.
"Banyak."
"Helah, cuma 15 soal doang gek," Sela Reina.
"Iya sih 15 soal dan 15 menit lagi bel."
Kalian pasti tau apa yang terjadi selanjutnya.
"Woi! Ada yang udah belum?! Nyontek dong!"
"Eh! Pinjem buku math bentar!"
"Cepetan woi! 15 menit lagi!"
Kelas ramai dengan kata-kata 'pinjem', 'nyontek', 'cepetan'.
"Eh! Ini beneran, jawabannya panjang banget?" tanya.... entah aku lupa siapa namanya.
"Kalau tidak mau lihat yaudah. Masih banyak yang butuh kok!"
Aku menoleh ke arah gadis yang ada disebelahku. Dia masih santai membaca novel ditangannya.
"Udah ngerjain pr?"
"Belum," jawabnya sambil berdiri.
"Mau ke mana?"
"Ke loker, ambil baju olahraga." Menaru novel di kolong meja. "Pelajaran pertamakan olahraga bukan math. Lagian juga math pelajaran terakhir."
Di saat itu juga kelas langsung hening. Mulailah adegan larak-lirik antar murid di sini. Dan lirikkan pun berakhir pada seseorang yang tertawa sangat geli di tempat duduknya.
"Hahahaha.... kau jahat Rei." Dia memeganggi perutnya. "Seharusnya kau biarkan saja mereka mengerjakannya dengan buru-buru. Hahaha...."
Aku tidak tau apa ucapan yang selanjutnya. Karena, dia tertawa sambil berbicara. Ya mana jelas.
"Seharusnya itu kata-kataku tau. Boleh sih aku biarin, tapi kalo pak gorila ngamuk aku tidak ikut campur." Dia berjalan keluar kelas dengan santainya.
Untuk keberapa kalinya kelas ini hening.
"Kouta!"
€€€
Kelas ini masih ramai seperti yang tadi hanya saja...
"Ayo! Hajar dia!"
...lokasinya yang sedikit berbeda.
"Jangan biarkan mereka lewat!"
Sekarang kami sedang dalam pelajaran olahraga.
"Serang ke kanan!"
Dan disaat ini waktu yang menegangkan telah tiba.
"Serang mereka!"
Jadi inilah yang terjadi.
"Ayo sedikit lagi! Menangkan!"
Jangan pernah berpikir kalau kami sedang berkelahi.
"Sekarang!"
Karena sekarang kami...
"Yeah! Tiga poin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Life(?)
FantasyAku ingin kembali. Di dunia yang seharusnya sudah kutempati dengan tenang. Kehancuran yang seharusnya tidak aku lihat, kembali terlihat. Semuanya terulang kembali.