III.

356 29 3
                                    














Hari ini hakyeon menginap dirumah  leo , karena beberapa hari yang lalu ibu leo meminta hakyeon untuk menemani leo karena ia sedang ada urusan bisnis keluar kota.

"Oppa... apa dirumahmu tidak ada makan yang bisa dimasak? Aku lapar" tanya hakyeon yang sibuk mencari-cari sesuatu didapur leo untuk dimasak.

"Tidak .." jawab leo singkat dan sibuk dengan stik game ditangannya.

"Oppa. . . Aku lapar. . ." Rengek hakyeon berjalan menuju sofa tempat duduk leo bermain game, dan merebahkan tubuhnya disofa itu.

Leo tidak menjawab dan hanya sibuk dengan aktifitasnya.

"Oppa. . ." Rengek hakyeon sekali lagi sambil memegang perut kecilnya.

"Hmmm" gumam leo sebentar .

"Aku benar-benar lapar, apa kau tega jika aku mati kelaparan begini" ucap hakyeon yang menarik-narik baju leo yang berada disampingnya.

Seperti tidak terjadi apa-apa leo masih tetap berkutik dengan stik game ditangannya, ia tidak bergerak sedikitpun, seakan ia juga tidak mendegar kata-kata hakyeon.

Hakyeon yang melihat leo tanpa respon, tiba-tiba berdiri dan maju kedepan. Ia mencabut kabel listrik game leo, dan membuat televisi yang awalnya berisik dengan game yang dimainkan leo, tiba-tiba berubah menjadi hitam padam.

"Yah. . . . Cha hakyeon . . . ." Teriak leo sambil berdiri dan melempar stik gamenya.

"Apa ? Apa kau akan memukulku? " hakyeon berjalan maju didepan leo "pukul...pukul saja aku" ia menarik tangan leo dan mengarahkan pada dadanya.

Dug....dug ...dugdugdugdugdug. ....

Bukannya marah tapi leo malah merasakan jantungnya berjalan tak terkendali setelah hakyeon menarik tangannya. Ia merasakan ada yang salah setelah hakyeon memegang tangannya. Merasakan hal yang sama seperti sebelumnya .
Sejenakpun leo memandang hakyeon dan merasakan kecepatan jantungnya yang begitu cepat. Dan ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada namja didepannya.

"Plaakkkk. . ." Suara benturan antara kepala leo dan tangan milik hakyeon. "Kenapa kau malah melamun??" Rengek hakyeon yang menghentak-hentakkan kaki nya bertemu dengan lantai rumah leo  "aku lapar. . . ."

Pukulan hakyeon yang sekarang membuat kepala leo mengarah kearah bawah dan langsung menyadarkan lamunannya tadi .
Leo memegang kepalanya dan mengarahkannya lagi kehadapan hakyeon. "Kenapa kau memukulku?" Tanya leo enteng.

"Aku lapar.. aku memintamu untuk mencari makanan, tapi kenapa kau malah melamun?" Kata hakyeon tanpa henti.

Leo melihat hakyeon sejenak sekali lagi, dan "kenapa aku menyukai orang seperti dia" ucap leo dalam hati .

Hakyeon mengangkat tangannya sekali lagi dan akan memukul leo, tapi ketika hendak memukul kepala leo lagi, akhirnya leo menghindar dan langsung kabur dari hadapan hakyeon.

Leo pergi kekamarnya yang berada diatas, ia mecari ponsel miliknya dan memencet beberapa nomer untuk ditelfonnya.

"Aku sudah memesan makanan, 10 menit lagi akan sampai" leo berjalan menuruni tangga dan sambil memegang ponsel ditangannya.

Hakyeon hanya tidur disofa dan memegangi perut kecilnya. Ia merasakan perutnya berbunyi terus menerus dari tadi dan mencoba menahannya.

Dan disisi lain leo memasang lagi game miliknya.








10 menit kemudian .

T

ok. . . . Tok. . . .

Akhirnya pesanan leo datang, ia segera membuka pintu dan membayar pesanannya.

"Hakyeon ah . . ." panggil leo sambil membawa pesanan makanan mereka.
Ia menaruh makanan itu dimeja deoan sofa dan melihat hakyeon yang tertidur diatas sofa panjang miliknya.

Hakyeon tertidur dengan tangan yang masih memegang perutnya dari tadi.

Leo mendekati hakyeon yang tampak pulas dengan tidurnya, ia berdiri diantara kedua lututnya dan melihat hakyeon yang berada didepannya.
Bukannya membangunkan hakyeon, leo tampak asik memandangi wajah hakyeon yang berada didepannya. Leo melihat hakyeon terus menerus dan .

"apa aku sudah gila bisa menyukai sesama namja" lirih leo yang masih menatap hakyeon.

Tanpa disadari tangan leo maju berada didekat pipi hakyeon dan akan menyentuhnya. Ia mengarahkan tangannya bergerak mengikuti bentuk wajah hakyeon dan tanpa menyentuhnya .

Tapi ketika hendak akan menyentuh pipi hakyeon, tiba-tiba .

"Plaakkk" leo menampar pipi hakyeon.

"Kenapa kau menamparku?" Tanya hakyeon yang bangun sambil memegang pipinya.

"Ada nyamuk" jawab leo singkat dan langsung duduk menghadap makanannya.

"Kenapa tiba-tiba ia bangun" ujar leo dalam hati sambil memakan makanannya .

setelah beberapa saat menghabiskan makanannya. Akhirnya mereka berdua pergi untuk tidur.

Kamar.

Hakyeon dan leo tampak berbagi tempat tidur. Mereka berbagi selimut besar milik leo dan tidur yang saling membelakangi satu sama lain.

"Hakyeon ah..." panggil leo.

"Hmmmm"

"Apa kau masih menganggap bahwa dirimu adalah yeoja?"

"Kenapa?"

"Apa kau benar-benar belum pulih sepenuhnya?"

"Hmmmm" hakyeon hanya bergumam .

"Hakyeoh ah ... aku tidak tau kapan kau akan sepenuhnya pulih, tapi apakah salah jika aku . . . Lebih memilih agar tetap seperti ini saja, karena aku terlanjur nyaman dengan ini semua"
Leo membalik badannya dan melihat hakyeon masih membelakanginya.

"Maaf jika aku mengatakan ini mendadak, tapi aku benar-benar tidak tau kenapa aku merasakan hal seperti ini kepadamu" leo terus berbicara disamping hakyeon, ia mencoba mengumpulkan keberanian untuk berbicara seperti itu pada hakyeon.
Dan ia tidak berpikir tentang apa jawaban hakyeon, yang ia tau bahwa perasaannya malam ini sedikit terasa lega.

"Hakyeon ah. . ." Panggil leo setelah berbicara panjang lebar.

Leo menatap hakyeon yang tak bergerak sedikitpun, ia memutar badan hakyeon dan didapatinya mata hakyeon yang sudah tertutup rapat.

"Apa kau tidak mendengarku dari tadi? Apa kau tidur dari tadi?" Ucap leo yang sedikit kecewa karena hakyeon tidak mendegar kata-kata nya.

"Ah...sudahlah" leo memutar tubuhnya dan sekarang tampak ia membelakangi hakyeon .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

oppa !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang