Menyusuri gelapnya malam sendirian, tak membuat Vinnan merasa ketakutan. Ia sudah terbiasa dengan kegelapan, kesepian, kesendirian. Menunggu gadis itu, membuatnya terbiasa dengan hal ini.
Tadinya, Vinnan ingin pergi ke danau yang selalu menjadi tempat bermain mereka dulu. Tetapi, Keyra -adik Vinnan- menelpon dan menyuruhnya pergi ke minimarket untuk membeli minuman pereda rasa sakit yang disebabkan menstruasi dan juga membeli es krim kesukaannya rasa vanilla.
Awalnya Vinnan menolak mentah-mentah, karena bagaimanapun juga itu hal yang memalukan bagi Vinnan. Jika disuruh untuk membeli es krim, itu tidak masalah bagi Vinnan. Tetapi kalau membeli minuman itu, lebih baik disuruh-suruh Vera deh, daripada membeli itu.
Sesudah Vinnan mengatakan ketidakinginannya untuk membeli apa yang dikatakan Keyra, gadis yang sedang mengalami masa datang bulannya itu, tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Awalnya Vinnan tidak memperdulikan hal itu, tetapi tangisan Keyra semakin menjadi-jadi disertai rintihan sakitnya. Hal itu membuat Vinnan tidak tega untuk tidak mengabulkan keinginan Keyra.
Vinnan memasuki minimarket, lalu segera menuju tempat minuman. Ia mencari-cari minuman yang dimaksud Keyra. Seingat Vinnan, Keyra menyebut nama minuman itu. Kalau tidak salah, namanya kira*ti.
Setelah mencari-cari dimana minuman itu berada, akhirnya ia menemukannya. Lalu, ia berbalik untuk mencari es krim kesukaan Keyra, karena tempat minuman dan tempat es krim saling berhadapan.
Setelah membeli apa yang diinginkan Keyra, ia segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Sembari menunggu antrian, Ia melihat-lihat sekelilingnya.
Pandangannya terfokus pada empat gadis yang berpakaian serba hitam, yang sedang berada di tempat snack-snack berada. Saat salah satunya berbalik, Vinnan segera membalikkan kepalanya agar tidak ketahuan oleh gadis itu.
'Vera?' Batin Vinnan.
"Mas, maju dong. Orang di depan masnya udah selesai tuh." Keluh ibu-ibu yang menggendong seorang balita dan membawa barang belanjaan yang lumayan banyak.
Vinnan segera menaruh barang belanjaannya di kasir. Pegawai di bagian kasir sedikit tergelak dengan barang belanjaan Vinnan, ia tertawa kecil lalu berdehem dan segera menghitung total harga dari belanjaan Vinnan.
Setelah melakukan pembayaran, Vinnan segera keluar dari minimarket tersebut. Ia duduk di kursi panjang milik warung es buah yang sudah tutup, tepat di seberang minimarket tempat ia belanja tadi.
Keempat gadis yang Vinnan tunggu, akhirnya keluar dari minimarket. Vinnan segera menutupi kepalanya dengan tudung hoodie hitam yang dikenakannya, agar tidak ketahuan oleh keempat gadis itu.
Tiga gadis masuk ke dalam mobil, sedangkan yang satunya menuju belakang mobil untuk menaruh barang belanjaan.
Saat seorang gadis membuka bagian belakang mobil, Vinnan bisa melihat apa saja barang-barang yang terdapat di mobil tersebut.
'Banyak snack, botol, kopi, rokok sama ada bungkusan? I think, only bad girl in school. Bad girl tetep aja bad girl.' Batin Vinnan sambil memandang sinis kearah mobil yang pergi meninggalkan minimarket tersebut.
Setelah memergoki Vera dan teman-temannya, Vinnan langsung pulang ke rumahnya untuk memberi pesanan adiknya itu.
-BGF-
Seorang anak perempuan yang cantik dengan jepitan rambut berwarna biru laut itu setengah berlari dengan ekspresi gembiranya. Sesekali ia meloncat sambil menghentangkan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sedang memegang dua buah tempat bekal.
Hari ini, anak perempuan itu ingin mengunjungi rumah temannya. Ia ingin memberikan kejutan dan selamat karena hari ini merupakan hari ulang tahun orang yang istimewa baginya yang ke-13. Sambil bersenandung kecil, anak perempuan ini terus berjalan dengan ekspresi gembiranya.
Kalau dipikir-pikir, lucu ya. Anak perempuan yang polos itu sudah menginjak usia 10 tahun. Pertemuan pertama mereka saat anak perempuan itu sedang berada di pinggir danau. Sendirian. Saat itu, ia sedang mengisi tugas yang diberikan oleh gurunya.
Wushh...
Angin menerpa rambut anak perempuan itu, membuat rambut agak sedikit berantakan.
Krasakk..krusukk.. akhhh...
Anak perempuan itu menoleh mengedarkan pandangannya.
Krasakk..krusukk.. mamaaa...
Anak perempuan itu semakin penasaran, lalu ia segera menuju kearah suara itu.
Anak perempuan itu mengintip melalui semak-semak, ia mendengar suara rintihan.
Tiba-tiba, "kretek..." Anak perempuan itu kewalahan, ia segera menundukkan kepalanya agar tidak ketahuan.
"Siapa disana?" ucap anak laki-laki yang tadinya merintih kesakitan.
"Keluar atau saya lempar pakai batu?" teriak anak laki-laki itu. Lalu keluarlah anak perempuan yang mengintip tadi, "maaf, aku tadi lagi ngerjain tugas. Aku denger ada orang yang sedikit mengganggu, lalu aku kesini dan lihat kamu."
Anak laki-laki itu mendengus kasar. Lalu anak laki-laki itu berkata,"sini kamu, temenin saya."
-BGF-
Vera terbangun dari tidurnya sambil terengah-engah. Ia mendengus lemah, 'lo dimana sih?' batin Vera
"Udah sampe, keluarin barang-barangnya." ucap Dea sambil melirik teman-temannya yang diacungi jempol oleh Salsa dan Aqila.
"Assalamu'alaikum" teriak Aqila sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam" seorang wanita berusia empat puluhan keluar, "wah, udah lama enggak main. Apa kabar?"
"Baik dong, Bun" ucap Salsa
"Ayo, masuk dulu" mereka pun memasuki sebuah rumah yang lumayan luas
"Bunda ambilin minum dulu ya" ucap Bunda Ira
"Enggak usah Bun, kita mau nanya aja. Gimana keadaan Riana?" tanya Vera
Dengan ekspresi sedihnya, Bunda Ira berkata, "Riana selalu memanggil ibunya." Mereka berempat menghela napas lelah.
-BGF-
Maaf lama banget updatenya, ada sedikit (read:banyak) urusan manteman:v
Vote and commentnya ya
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Feeling
Teen FictionVinnan Anindito. Murid baru, pria, tampan, dingin, dan juga cerdas. Siapa yang tidak terpesona dengannya? Tentunya para siswi mudah jatuh ke dalam pesona Vinnan. Termasuk Vera Angelica, bad girl di sekolah ini. Secara mendadak, Vera mengumumkan kepa...