Sejak kedatangan wartawan-wartawan itu ke rumah, aku menjadi tidak betah berada di sana berlama-lama. Aku kemudian keluar mencari bantuan atau mungkin sekedar hiburan yang tentunya hanya bisa kunikmati sendiri dalam kesepian ku. Aku akhirnya mengerti bagaimana keadaan seseorang yang merasa selalu kesepian walau berada di dalam keramaian sekalipun. Dulu aku selalu mencibir mereka yang merasa kesepian, sebab aku punya apa yang mereka tidak punya. Kini aku lah yang merasa keaepian, sendirian, dan diabaikan.
Saat ini bila aku berpergian aku bebas untuk naik kendaraan apapun tanpa membayar karcis, awalnya aku merasa senang dan gembira namun lama-lama aku merasa bosan juga. Aku naik bis yang sama dengan teman satu kelas ku yang aku sukai, Jack Williams, dan aku duduk disebelahnya sebelum seorang gadis lain bernama Emily mengambil tempat duduk ku.
Sejak aku berubah menjadi seperti ini, aku tidak pernah merasakan kelaparan. Aku bahkan sudah tidak makan sejak 5 hari yang lalu. Ini juga merupakan hal yang menyenangkan pada awalnya tapi lama-lama aku tersiksa juga saat melihat orang-orang makan dengan lahap nya sementara aku kehilangan nafsu makan ku.
Aku tidak pernah pulang kerumah lagi, menurut ku keadaan di rumah sangat menyiksa ku, aku tidak tahan melihat Mom, Dad dan adikku Helena yang selalu sedih. Aku harus menemukan orang yang bisa membantuku dan hari ini aku sedang berdiri di depan sebuah rumah tempat seorang peramal paling terkenal di kotaku tinggal. Aku akan mengunjunginya dan berharap dia bisa melihatku, melihat masa depan saja dia bisa apalagi hanya melihatku, aku sangat yakin dia mampu melihatku bahkan berbicara denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada hari Ke 29
ParanormalOnun.. apa kau menyesal bisa melihatku? aku mohon bantu aku.. kau tidak boleh meninggalkanku. Aku juga manusia biasa sepertimu sebelum aku menjadi seperti ini. Onun.. aku sudah mencari kesemua sudut kota dan pada hari ke 29 ini aku bertemu denganmu...