II

1.2K 71 0
                                    

Sore di bulan Oktober 1898 itu sungguh muram. Suasana kota London yang ramai ditutupi oleh cuaca mendung dan angin semilir. Sembari menunggu datangnya klien kami, Holmes berdiri di dekat perapian sambil menggesek biolanya. Harus aku akui sejujurnya aku sedikit terganggu dengan nada iramanya yang tidak begitu bagus. Aku sendiri sedang duduk di kursi malasku sembari membolak-balik buku catatanku. Sebenarnya masih banyak kasus-kasus yang pernah ditangani oleh sahabatku, Sherlock Holmes, dalam buku catatanku yang belum aku publikasikan. Terutama kasus-kasus yang sepele seperti kasus ini, selama ini aku hanya menuliskan kasus-kasus yang rumit, unik, dan menarik saja, semata-mata demi mempertahankan reputasi sahabatku. Namun aku yakin, suatu saat pasti akan dipublikasikan, entah itu olehku sendiri, atau oleh orang lain yang juga ikut andil dalam kasusnya, dan dengan seijin Holmes tentunya.

"Kau masih menyimpan catatan kasus sepele tentang Kaleng Buncis itu, Watson? Betapa akhir yang menggelikan ketika kita semua tahu bahwa kaleng itu ternyata dibuat oleh Dr. Eyrul Mounim, dokter dari Sumatra itu sendiri,"

Aku tergelak mengingat-ingat kasus itu.

"Mr. Fedly, kawan kita dari Australia itu akhirnya harus membayarmu untuk kasus yang sia-sia saja baginya,"

"Jangan lupakan juga kasus Kematian Misterius di Sebuah Club itu, namun nampaknya kau tak perlu repot-repot menulis kisahnya. Teman kita, inspektur Yogger Lennon, telah mempublikasikannya kemarin,"

"Kasus permainan aneh dari klub detektif itu ya. Kurasa kau sangat tertarik dengan angka-angka uniknya,"

Tiba-tiba pintu dibuka dan Mrs. Hudson menunjukkan sebuah kartu nama pada kami. Di kartu nama itu tertulis nama Mr. Nattan Hayter. Lalu Holmes mempersilahkan tamu sekaligus klien kami itu masuk. Mr. Nattan orangnya sedikit gemuk, berambut ikal dan badannya tegap. Wajahnya tampan setidaknya untuk seusianya yang sekitar tiga puluhan. Kumis dan janggutnya tipis, nampak sekali bahwa dia rajin membersihkannya.

"Mr. Sherlock Holmes?"

Sahabatku menunjuk pada sebuah kursi. "Silahkan duduk Mr. Nattan. Dan tenangkan diri Anda dulu. Saya tidak tahu, apakah pengaruh dari kasus ini atau memang tidak tahu-menahu daerah London atau ada hal lain, yang menyebabkan Anda harus memilih jalan memutar untuk sampai di sini,"

"Demi jupiter, kalau saya tahu Anda sudah menunggu di stasiun, pasti saya tidak harus susah payah mencari alamat Anda. Saya baru tiga tahun tinggal di Inggris dan belum mengenal dengan baik daerah London. Tapi kenapa Anda malah membuntuti saya?"

"Saya seharian ini tidak bepergian, Mr. Nattan. Saya hanya melihat bekas tanah merah pada sepatu Anda. Tanah seperti itu banyak berada di daerah yang berlawanan dengan arah menuju Norbury."

Tamu kami tersenyum melihat sepatunya sendiri. "Pengamatan Anda jeli sekali, Mr. Holmes,"

"Well, saya dan rekan kerja saya, Dr. Watson, ingin mengetahui apa yang membuat Anda yakin bahwa adik kandung Anda tidak bersalah?"

"Adik saya pernah mengungkapkan isi hatinya pada saya, sir. Mr. Murdock itu punya istri, begitu juga Jones dulunya. Ketika istrinya meninggal karena sakit yang dideritanya, Jones sangat terpukul. Jones tahu bagaimana perasaan saat kehilangan orang yang sangat dicintainya. Dia pun tidak akan tega kalau sampai membunuh suami Mrs. Murdock,"

Aku melihat ekspresi Holmes begitu kecewa. "Mr. Nattan, itu tidak dapat membuktikan bahwa adik Anda bukan pelakunya. Seorang penyayang juga bisa jadi pembunuh berbahaya disaat dirinya sedang berada pada posisi kepepet,"

"Tapi saya yakin sekali, Mr. Holmes. Dia telah hidup bersama saya bertahun-tahun lamanya. Dan saya tahu persis bagaimana sifatnya,"

"Well, apakah Mr. Jones pernah bermasalah dengan mantan tuannya?"

"Mr. Jones itu orangnya baik. Bertolak belakang dengan mantan tuannya. Dia tak pernah punya rasa dendam, meski saat bekerja dulu dia sering kali tidak digaji. Sampai akhirnya saya yang menyuruhnya berhenti dari pekerjaan itu,"

"Setelah dia berhenti, kalian berdua tentunya membutuhkan biaya hidup,"

"Saya mengabdi kepada pemerintah sebagai penjaga hutan Norbury. Meskipun gaji saya tidak seberapa besar, namun masih cukup untuk menghidupi kami. Anda pun tidak perlu khawatir dengan dugaan bahwa adik saya akan merampok kekayaan Mr. Tomb Murdock."

"Bagaimana dengan kuda Mr. Murdock yang ditemukan berada di rumah Anda?"

"Menurut pengakuan Jones, kuda itu datang sendiri. Jones kenal betul dengan kuda milik mantan tuannya itu, dan berniat mengembalikannya keesokannya, karenanya dia mengikat kuda itu di kandang kuda kami,"

"Baiklah, kalau memang keyakinan Anda besar sekali, saya akan dengan senang hati menangani kasus ini. Apakah ada fakta-fakta lain yang bisa membantu penyelidikan kami?"

Tamu kami mengkerutkan keningnya. Nampak bahwa dia sedang berpikir keras. Lalu kemudian ekspresinya berubah gembira.

"Jalurnya berbeda, Mr. Holmes. Jones sempat memberitahu saya di mana mayat Mr. Murdock ditemukan, dan itu bukan di jalur yang Jones lewati sekembalinya dari..."

Cerita tamu kami dipotong oleh Holmes dan sekali lagi aku melihat ekspresi kecewa dari sobatku.

"Ayolah Mr. Nattan. Adikmu diberitakan membawa senjata dan itu..." Tamu kami membalas aksi memotong pembicaraan Holmes.

"Ayolah Mr. Holmes. Perbedaan jaraknya tiga ratus meter, dan seharusnya dokter dari kepolisian telah menemukan butiran pelurunya. Adik saya memang mengambil jalan pintas saat berangkat sesuai petunjuk jalur aman hutan yang saya berikan padanya, karena saya yang menyuruhnya untuk mengambil senjata milik saya itu yang tertinggal di hutan. Tak perlu mencari kesana kemari untuk mengambil senjata itu, dan lokasi senjata dengan lokasi mayat pun berbeda jauh. Dia lalu kembali dari rumah Mr. Murdock dengan melewati jalan umum, karena harus mampir ke agen pengiriman telegram untuk mengirimkan telegram untukku."

"Untuk perlu apa Mr. Jones mengunjungi Mrs. Debora malam itu?"

"Mengantarkan surat pribadiku padanya, sir. Saya tidak mau berkomentar tentang isi surat itu, saya yakin tidak ada hubungannya dengan kasus ini,"

"Sepertinya memang tidak. Tadi Anda katakan, Anda masih harus memberikan petunjuk jalur aman hutan pada saudara Anda. Berarti saudara Anda tidak tahu menahu tentang jalurnya,"

"Di hutan tidak ada jalur umum. Saya penjaga hutan itu dan saya hafal jalur-jalur yang dapat dilalui orang dengan aman,"

"Selain saudara Anda, apakah ada orang lain yang mengetahui petunjuk jalur hutan tersebut?"

"Hanya beberapa. Awalnya hanya saya, dan hari itu bertambah saudara saya, lalu pihak kepolisian. Kalaupun ada masyarakat yang tahu, mereka tak mungkin mau susah payah melewatinya. Isu adanya tumbuhan beracun dan ditambah hantu hutan itu sudah menyebar luas di masyarakat–ya Tuhan, dokter, temanmu ini kenapa?"

Aku berusaha menenangkan dan menjelaskan kepada klien kami yang memang sangat asing dan merupakan hal baru baginya, ketika Holmes sedang duduk terpekur dan tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Lalu kemudian Holmes menggeleng.

"Saya perlu mengumpulkan lebih banyak fakta lagi di Norbury. Sampai jumpa lagi Mr. Nattan, kita akan bertemu lagi di sana. Kami akan berangkat malam ini dengan kereta api awal, jemput kami di stasiun."

Hantu Hutan NorburyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang