Sepanjang perjalanan malam itu, Holmes terus berpidato mengenai suasana dan keadaan alam pedesaan Inggris. Dia sama sekali tidak menyinggung soal kasus yang tengah ditanganinya ini. Dari tingkahnya itu aku tidak bisa mengerti, apakah dirinya sudah menarik kesimpulan atau bahkan belum sama sekali. Namun sepertinya tidak ada bahaya di dalam kasus ini, melihat sikapnya yang acuh-tak acuh. Setibanya di stasiun terakhir, kami disambut oleh klien kami yang sudah lama menunggu.
"Sebelum kami memulai penyelidikan, bisakah Anda mengantarkan kami ke penginapan terdekat?"
Penginapan yang kami tempati sangat sederhana. Cocok sekali dengan statusnya sebagai penginapan pedesaan. Setelah menaruh koper bawaan kami di kamar, aku, Holmes dan klien kami berkumpul di ruang duduk.
"Aku ingin menanyakan beberapa hal kepada Mr. Jones. Tapi tampaknya kami kesulitan mengenai ijinnya di rumah tahanan setempat," Holmes berkata sambil menyalakan rokoknya.
"Oh, itu gampang. Saya yang akan mengusahakan agar besok Anda dan Dr. Watson dapat mengunjungi Jones. Hal itu mudah saja saya lakukan. Apakah ada hal lain yang Anda butuhkan, Mr. Holmes? Apapun akan saya usahakan, yang penting bagi saya adalah keadilan terhadap saudara saya dapat ditegakkan,"
"Ada satu hal lagi. Tolong gambarkan di kertas ini ilustrasi peta wilayah Antara rumah Anda dan rumah Mr. Murdock lengkap dengan jalan utama dan jalur hutannya–serta lokasi mayat dan senjata Anda–baiklah, terima kasih, selamat malam Mr. Nattan, sebaiknya kami memulai melakukan penyelidikan sejak besok pagi saja. Tidak, besok tidak perlu ditemani, kami akan melakukan penyelidikan sesuai cara kami sendiri. Kami akan mengabari Anda jika menghadapi kesulitan. Kirim kabar ke sini jika ijinnya telah siap,"
Sepanjang malam sebelum aku tidur, aku memperhatikan sobatku Holmes sibuk mengamati dan mempelajari gambar peta yang digambar Mr. Nattan itu. Sebelumnya aku sempat pula mengamati sejenak, yang kira-kira ilustrasi gambarnya seperti ini:
Keesokan paginya, aku dan Holmes berjalan kaki sejauh sekitar setengah mil menuju daerah hutan Norbury seperti yang tergambar di ilustrasi petanya. Di tengah perjalanan kami berpapasan dengan inspektur Lestrade dari Scotland Yard.
"Biro Anda sedang sepi akhir-akhir ini, Mr. Holmes? Sehingga harus menangani kasus-kasus yang sepele dan tidak memerlukan kemampuan pikir Anda seperti kasus ini,"
Holmes hanya tersenyum mendengarnya. "Well, kebetulan sekali saya bertemu Anda. Kuda milik Mr. Murdock telah dikembalikan?"
"Sudah. Tadi pagi kami mengembalikannya ke Porter Bork Ville. Kasihan kuda itu, mungkin ikut terlibat pertikaiannya sehingga jalannya agak aneh,"
Holmes terdiam sesaat.
"Lalu, bisakah saya mengetahui kondisi mayatnya?"
"Anda terlambat, sir. Saya hanya bisa menceritakannya saja. Kondisi mayat dalam posisi telentang, tangannya terjulur, dan wajahnya hancur. Menurut dokter dari kepolisian, dadanya juga seperti dihantam benda yang sangat keras namun tumpul. Di sebelah mayat tergeletak pula senjata milik korban,"
"Jejak kaki?"
"Saya sudah memeriksa di sekitar mayat dan Anda harus yakin bahwa tidak ada jejak kaki manusia di sana. Kalau jejak kaki kuda sudah pasti,"
"Mayatnya ditemukan di sebelah mana?"
"Ah, kalau itu, mari ikut saya,"
Kami melanjutkan perjalanan melewati jalan umum berkerikil namun sedikit lunak karena seringnya hujan. Tak jauh dari pertemuan kami, Lestrade membelok ke kiri dan kami mengikutinya berjalan masuk ke hutan. Jalan yang kami lalui nampak jelas bahwa jarang sekali ada orang yang melewatinya. Sesekali Lestrade memperhatikan batang pohon dan melanjutkan perjalanannya. Holmes pun ikut-ikutan memperhatikan batang-batang pohon di sekitarnya sambil terus berjalan di belakang Lestrade. Jalan yang kami lalui tidak lurus, terkadang berjalan ke arah kiri, lalu membelok ke kanan, begitu kami mengikuti Lestrade. Hingga akhirnya kami tiba di tanah lapang yang luasnya hanya beberapa meter saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Hutan Norbury
Cerita PendekKetika Sherlock Holmes menjadi public domain, banyak orang-orang yang berlomba untuk menulis ceritanya. Salah satunya ada Gifanda Manandi, seorang Sherlockian asal Bondowoso.