Bagian 1

133 0 0
                                    

* * *

Aku membawa buku-buku mata kuliah yang baru saja aku pelajari dan berniat mengambil Buku mata kuliah selanjutnya dari lokerku.

"Nate" Panggil seseorang yang ternyata Grace. Grace adalah mahasiswa jurusan "Art". Dia teman satu kelasku saat masih duduk di Sekolah Menengah Atas.

"Hai" Sapaku.

"Aku mendengar Ayahmu seorang Dokter Hewan, apakah benar?" Tanya Grace.

"Ya, itu benar"

"Apakah aku bisa meminta nomor teleponnya?  hal aneh terjadi pada anjingku , anjingku meninggal dengan tidak wajar. Aku ingin berkonsultasi pada ayahmu." Terang Grace. Aku menatap Grace, seolah memberi isyarat aku ingin penjelasan yang lebih dari itu. Grace merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar foto dan memberikannya padaku. Aku mengambil dan melihat foto tersebut. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja  aku lihat. Aku melihat anjing berwarna hitam terbujur kaku dengan darah yang berserakan disekitarnya. Terdapat banya luka cakaran di sekujur tubuhnya. Aku terperangah dan rasanya ingin menangis. Tanganku bergemetar. Aku melihat foto yang lainnya dan menemukan sebuah foto yang menampilkan seperti 2 lobang hitam dileher anjing itu. 

"Pihak dokter tak menjelaskan alasan kematian anjingku. Kau tahu itu anjing kesayanganku" Ujar Grace lirih. Aku menatapnya kasihan. 

"Baiklah. Aku akan mengantarmu bertemu ayahku." Kataku sambil mengembalikan Foto-foto tersebut.

"Benarkah? Terimakasih Nate" Ucap Grace dengan mata berbinar-binar.

"Ya. tidak masalah Grace. Sepulang kuliah tunggu aku didepan kampus. Aku harus ke kelas sekarang. Sampai Jumpa"

"Ya, sampai jumpa" Ujar Grace lalu aku pergi menuju kelasku.

***

Saat aku akan memasukki kelas, aku berbenturan dengan seseorang "Brukkk...." suara benturan yang cukup keras.

"Auw" Ringgisku kesakitan terjatuh di lantai. Aku menengadah keatas , untuk melihat sosok yang menabrakku. Niall. Aku bertabrakkan dengan Niall. Aku terjatuh dilantai sementara Niall tak goyah sedikitpun, dia tetap berdiri tegak. Tanpaku duga dia mengulurkan tangan kanannya padaku. Dengan ragu-ragu aku meraih tangannya, Aku merasakan tangan Niall yang dingin dikulit telapak tanganku. Aku berdiri dan mulai gugup. Kejadian saat aku mengikutinya kembali berlari dipikiranku.

"Terimakasih" Ucapku. Niall tersenyum. Apa? Aku tak salah lihatkan? Niall tersenyum padaku. Aku tak pernah melihatnya tersenyum. Dan menurutku dia sangat manis ketika tersenyum. Aku memberinya seulas senyum terpaksa.

"Perhatikan langkahmu jika berjalan" Nasehat Niall dingin padaku lalu memasuki ruang kelas. Aku masih berdiri didepan pintu kelas tak percaya tentang apa yang baru saja terjadi.

***

Sepulang kuliah, aku pergi bersama Grace menuju Klinik ayahku. Kami pergi menggunakan mobil Bentley hitam Grace. Selama diperjalanan aku dan Grace banyak bercerita tentang diri kami masing-masing dan terkadang diselingi oleh lelucon. Grace menceritakan padaku tentang mantan-mantannya. Ya, aku pernah mendengar bahwa Grace memang memiliki banyak mantan kekasih. Dan aku rasa Grace, sosok yang terbuka, pendengar yang baik dan humoris.

"Kau tahu Nate, pria di dunia hanya ada 2 tipe, Jika dia tidak bajingan , dia pasti Homo" Ujar Grace. Yang segera disusul oleh tawa kami. Aku tak tahu apa itu benar atau tidak, karena aku sama sekali belum pernah jatuh cinta atau lebih tepatnya belum ada pria yang mampu membuatku jatuh cinta.

"Hei... Mengapa kau tertawa? itu kenyataan. Aku sudah berpengalaman tentang hal itu, kau setuju tentang hal itu kan?" Ujar 

"Ntahlah. Aku tak tahu. Aku belum pernah jatuh cinta apalagi berkencan dengan seorang pria dan berpacaran"

Black SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang