Bagian 3

100 4 1
                                    

* * *

Aku melihat Niall duduk disebuah perosotan di taman kota yang ada didekat rumahku ketika malam hari. Dia menunduk dan menatap ujung sepatunya. Aku baru saja pulang dari club karaoke bersama Grace dan yang lainnya . Jam sudah menunjukkan pukul 11 p.m. Mengapa dia ada disini? Aku mendekatinya walau rasa gugup menyelimuti hatiku. Apalagi setelah kejadian di kampus tadi. Aku tak pernah berpikir akan bertemunya disini.

"Hai.." Sapaku padanya. Niall mengangkat kepalanya dan menatapku tajam. Aku segera memalingkan wajahku dan berpura-pura menyebarkan pandangan keseluruh penjuru taman karena tak ingin terintimidasi.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku tanpa melihatnya.

"Bukankah ini tempat umum? Semua orang bisa ketempat ini kapanpun" Jawabnya dingin.

"Ya, kau benar. Hanya saja aku tak pernah melihatmu disini sebelumnya" Ujarku. Niall bangkit berdiri. 

"Beritahu aku, apa yang kau pikirkan saat ini?" Ucap Niall padaku.

"APA???" Heranku dengan nada suara meninggi. Mengapa dia bertanya seperti itu? Itu pertanyaan teraneh yang pernah kudengar. Angin malam berhembus dan udara terasa sangat dingin malam ini. Aku bisa melihat ada asap yang keluar dari mulutku setiap kali aku bernafas. Suasana menjadi sangat hening saat itu.

"Aku tak bisa menebak dirimu. Beritahuku apa yang kau pikirkan?"Ujar Niall sambil mendekatiku. Aku bisa melihat setiap garis wajah Niall dengan jelas. Aku berusaha tetap tenang dan tak menjawab apapun. 

Sekelompok pemuda yang sedang mabuk datang menghampiri kami. Mereka ada 5 orang dengan badan yang cukup besar. Mereka meminta barang berharga kami. Niall menarikku untuk berada di belakangnya. Aku menatap wajah Niall dari balik punggungnya. Apakah ini berati Niall berniat melindungiku?

"Jadi,kalian lebih memilih mati daripada memberi barang-barang kalian?" Pria yang memiliki jenggot, datang mendekat kepada kami.

"Aku rasa aku menginginkan gadis itu" Ujar seorang berbaju kotak-kotak

"Ayo berpesta" Seru yang menutup kepalanya dengan topi kupluk . Pria berjenggot tersebut sudah berada dihadapan Niall dan Tanpa Ragu Niall memberi pukulan keras di perut pria itu yang segera terjatuh bertekuk lutut di tanah. Yang lainnya mulai mendekat kepada kami.

"Pergi sekarang juga dan Segera menjauh dari sini" Suruh Niall sambil berjalan menghampiri mereka. Aku tetap berada di tempat itu, aku tak akan menjauh dari sini. Niall tak mungkin bisa menang dari mereka, mereka terlalu banyak. aku takut terjadi sesuatu pada Niall. Mereka mulai berantam. Para pemuda mabuk tersebut mulai melayangkan pukulan mereka ke arah Niall. Mereka menyerang Niall dengan keroyokan. Tapi, itu sama sekali tak berarti. Apa yang kupukirkan barusan berbanding terbalik. Aku rasa Niall pasti menguasai bela diri karena dia sangat sigap dalam mengelak dari pukulan mereka dan berbalik memukul mereka. Aku memperhatikan pertarungan mereka. Niall terlalu kuat untuk mereka. Semakin aku perhatikan ada yang aneh dari pertarungan tersebut. Setiap kali pukulan brandalan tersebut mengenai Niall, Niall sama sekali tak terluka dan Dia bergerak dengan sangat cepat. Sangat cepat. Bahkan terkadang aku tak dapat mengikuti gerakannya.

Tanpa sepengetahuan Niall , seseorang dari brandalan tersebut, pria memakai kemeja kotak-kotak biru mengambil sebuah kayu yang berada disekitar tempat tersebut . Aku tahu dia berniat memukul Niall . Aku memalingkan pengelihatanku kepada Niall, Niall terlihat masih bergulat dengan salah seorang dari mereka yang memiliki tatoo di lengannya . Niall memukul pria bertatoo itu hingga di tanah.  Pria berkemeja kotak-kotak biru itu berlari dengan secepatnya kearah Niall.

"JANGANNNN" Teriakku sekencang-kencangnya namun terlambat . "BUKK..." Suara hantaman kayu membentur keras di kepala Niall. Aku menutup mulutku, shock dan tanpa sadar aku air mataku terjatuh. Aku berpikir Niall pasti terluka parah akibat pukulan tersebut Tapi, aku salah Niall tidak terluka, Dia masih berdiri tegak.

Black SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang