Antara Indonesia dan Korea

23

Tiga tahun kemudian...

Author POV

Sepasang kekasih sedang asyik menikmati hari libur mereka. Melepas rasa rinduh yang mereka simpan selama sebulan karena pekerjaan mereka dan juga jarak antara keduanya. Yang laki-lakinya kerja sebagai artis di Korea dan juga Cina, sedangkan perempuannya bekerja disebuah perusahan orang tuanya di Indonesia. Yaa sepasang kekasih itu Kris dan Andien.

Mereka berdua sedang berada di Dufan, Indonesia. Kali ini Kris yang mengunjungi Andien ke Indonesia karena Kris ingin sekali bermain semua wahana yang berada di Dufan. Itu karena rasa penasarannya selama ini tentang dufan dan Andien dengan senang hati menurutinya.

Mereka terus berpegangan tangan sambil memakan es krim yang berada di tangan mereka masing-masing. Pasangan yang banyak dikenal public ini sangat menarik perhatian pengunjung di Dufan. Bagaimana tidak, Kris yang artis besar datang bersama dengan kekasihnya yang terkenal karena aksi sosial dan semua sikap baiknya. Mereka adalah sepasang kekasih yang perfect dimata penggemar Kris dan masyarakat yang melihatnya.

Kris POV

aku sangat senang saat ini karena Andien berada disampingku. Dia manis sekali memakai kaos, kemeja besar dan celana hotpant-nya. Tapi kalau dilihat-lihat pakaianku denganya hari ini sama. Style-nya sama. Santai dan casual. Dia memakai kemeja kotak-kotak yang sedikit kebesaran dibadannya dengan kaos didalamnya. Kancing kemejanya dibiarkan tidak dipasang. Memakai celana hotpant pendek warna hitam dan sepatu converse. Aku juga memakai kaos dan kemeja yang ku biarkan tidak dikancing. Celana jens hitam dan sepatu converse. Tidak lupa kami juga memakai kacamata hitam. Kami juga sama-sama memakai tas gendong. Aku tertawa sendiri memperhatikan penampilan kami. Tidak janjian tapi sama.

"Ada apa kamu ketawa begitu?", tanya Andien.

"We dress alike. Funny hehe", ucapku terkekeh.

Andien memperhatikan pakainnya lalu memperhatikan pakaianku. Lalu dia tertawa terbahak-bahak.

"It's so funny", ucapnya disela-sela kegiatan tertawanya itu.

Aku akhirnya ikutan tertawa. Aku dan Andien suka sekali menggabungkan bahasa. Kadang aku dan dia berbicara pakai bahasa inggris, kadang juga bahasa korea, kadang dua-duanya kami gunakan dalam waktu yang bersamaan. Aku juga sedang mempelajari bahasa indonesia. Bahasanya unik sekali, tapi seru.

"Benar sekali, kenapa kita bisa sama seperti ini?", tanyanya.

Aku hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. Kami melanjutkan bermain wahana yang ada ditempat ini. Sangat menyenangkan. Apalagi saat kami naik rollercoster, Andien terus saja berteriak karena ketakutan. Ternyata dia sama seperti Luhan. Takut ketinggian, tapi tidak separah Luhan yang bahkan tidak ingin menaikinya. Setelah bermain itu, Andien langsung memarahiku dan aku hanya akan tertawa melihatnya marah-marah seperti itu. Dengan rambut yang diikat sembarangan ditambah bermain permainan tadi, rambutnya terlihat berantakan. Aku mencoba untuk merapikannya. Aku memandang wajahnya yang cantik itu. Mau diapain juga, Andien tetap cantik.

Kami berhenti di stand minuman. Andien memesan air mineral untuknya dan aku cola. Kami duduk disalah satu bangku taman.

"Bagaimana pekerjaanmu di Korea honey?", tanya Andien.

"Baik. Jadwal kami semakin padat, apalagi jadwalku. MC, shooting drama, CF, model dan pekerjaan lainnya", jelasku dan Andien hanya mengangguk. "Bagaimana dengan pekerjaanmu?", tanyaku.

"Baik. Di kantor itu membosankan, aku lebih suka kerja dilapangan. Aku lebih suka menulis", jelasnya.

"Aku senang dengan cerita yang kamu kirimkan untukku. Bagaimana kalau diterbitkan?", ucapku memberi usul.