Ini kisah tentangnya. Yang menemukan cinta setelah disakiti dan menjauh dari sang pemilik cahaya.
♠♥♣♦
Perempuan itu berjalan riang menuju lelaki itu. Lelaki dengan cahaya paling terang yang pernah ia rasakan. Hari ini hatinya sudah dipersiapkan, untuk menjadi bagian dari sang pemilik cahaya hati yang paling terang. Lelaki itu berdiri dan tersenyum manis ditempatnya berada, melambai pasti pada perempuan yang berjalan ke arahnya.
Lambaian itu dibalas dengan senyum manis sang perempuan. Detak jantungnya berdegup kencang, tak sabar rasanya. Dua insan itu berjalan menuju taman yang menemukan mereka pertama kali. Di tempat inilah perempuan itu akan mencoba mendapat ijin lelaki itu untuk berbagi cahaya mereka masing-masing.
Mereka duduk, saling bercanda dan berbagi cerita. Sampai ada pada saat diam sejenak, dua insan itu saling memanggil nama. Tergelak, lelaki itu mempersilahkan perempuan itu memulai pembicaraan. Perempuan itu pun membuka mulutnya, menumpahkan semua isi hatinya, semuanya tanpa keraguan.
Selesai mengucapkan semuanya, perempuan itu memejamkan mata sebentar dan menatap kembali wajah lelaki itu dengan senyum. Kosong, pandangannya kosong! Perempuan itu tak merasa salah bicara tadi, semua sudah dipersiapkannya. Perempuan itu menunjukkan raut wajah minta penjelasan.
Lelaki itu tersadar, hening sejenak, menatap perempuan itu. Tatapannya memeriksa. Lelaki itu akhirnya tertawa, menyatakan perempuan itu sedang latihan untuk menyatakan hatinya untuk lelaki lain. Senyum perempuan itu pudar seketika, hatinya panas, matanya memerah. Ditahannya itu semua dan bertanya apa yang lelaki itu akan katakan.
Lelaki itu menghentikan tawanya. Diceritakannya pada perempuan itu tentang perempuan lain yang membuat lelaki itu menaruh hati pada perempuan lain. Perempuan itu sadar sesuatu, matanya, mata lelaki itu berbinar, wajahnya merona. Ia sadar, cahaya itu tak akan pernah jadi miliknya, selamanya. Hatinya sekarang dipersiapkan untuk meninggalkan lelaki itu, taman ini akan jadi saksinya.
Perempuan itu berusaha pergi dari sang lelaki dengan alasan. Pergi dengan terburu-buru, meninggalkan lelaki itu dengan bingung. Arah kakinya menuntun ke bangku kecil dekat danau. Hatinya terlalu remuk untuk pulang ke rumah sekarang. Seorang menepuk pundaknya dengan perlahan, refleks ia menoleh. Disana berdirilah lelaki lain yang ia kenal, seorang yang perempuan itu panggil sahabat.
Lelaki itu dengan sedikit terkejut memeluk perempuan itu. Perempuan itu dengan tangisnya, menjelaskan pada lelaki itu. Lelaki itu dengan sabar melipur lara sang perempuan. Perempuan itu tersenyum kecil, tanda terimakasih kecilnya. Terlalu penasaran ia, dianggap apa dirinya di mata sang sahabat. Perempuan itu menelisik mata lelaki itu.
Jawabannya terlalu mengejutkan. Ada cahaya unik disana, bukan saja cahaya biasa. Terukir namanya. Ditanyanya lelaki itu tentang satu cahaya terdalamnya. Lelaki itu cukup terkejut perempuan di sampingnya bertanya tentang cahaya hatinya. Lelaki itu tersenyum tenang, penuh makna. Hati perempuan ini menghangat, ah, manis sekali.
Lelaki itu menjelaskan dengan tenang, seolah sudah siap dengan keadaan ini sejak lama, tapi sejak kapan? Alunan hati menyeruak lewat mulut lelaki itu, sesuatu yang sudah lama ingin disampaikan. Bahkan kalimat terakhirnya membuat perempuan itu tak sadarkan diri. Bagaimana tidak? Lelaki itu menyampaikannya dengan tenang dan pasti.
"Mau gak kita jadi teman hidup selamanya? Gak ada kata aku atau kamu lagi, tapi kita, kita perjuangin semuanya, bersama."
Perempuan itu terharu dan mengangguk pasti, dalam hatinya Ia berbisik dengan bahagia,
saat ini pula hatiku sudah memilih.