- Penghargaan -

32 9 0
                                    

Bagaimana rasanya, ketika mereka yang dekat, tak ada saat momen terpentingmu?
Sakit? Tentu.
Tapi mungkin kamu harus belajar satu hal terlebih dahulu.

♠♥♦♣

Lautan anak kecil itu tampak bersemangat, menatap selembar kertas gambar di hadapannya. Gambar-gambar itu harusnya sudah hampir jadi, karena lomba ini dimulai 1 jam yang lalu. Chiara  menatap anak-anak manis dengan muka serius mewarnai gambar mereka. Ah, tidak sia-sia hari ini ia menerima ajakan sepupunya itu. Sepupunya, Reno, dapat tugas dari bundanya tercinta untuk jaga lomba menggambar-mewarnai yang diadakan oleh teman bundanya. Alhasil Reno mengajak Chiara untuk menemaninya.

"Capek Chi? Pucet gitu, istirahat dulu sana. Tuh di ruangan pojok konsumsinya udah ada." Reno tiba-tiba menghampiri sambil membawa file berisi daftar peserta lomba. "Gak Ren, entar aja. Belum laper kok." "Beneran? Gak usah sungkan, di sana udah ada beberapa orang yang makan juga kok." Reno sambil melirik ruangan konsumsi tersebut. "Beneran. Udah sini, duduk aja dulu, daritadi muter mulu. Sibuk banget?" Chia menepuk kursi plastik kosong di sebelahnya. "Ah elo Chi, kaya gak tau tugas panitia aja. Apalagi kalo ngurusin anak-anak kecil selaut gini, kadang susah tau." Chia yang mendengar langsung menyengir.

"Tapi Chi, lo liat anak kecil pake baju biru dongker itu gak? Baris ketiga itu." Chia berusaha menemukan anak yang dimaksud Reno. "Hem, liat-liat. Kenapa?" Chia menatap Reno, bertanya-tanya. "Oh gak, mukanya keliatan lesu aja." "Apa belum makan kali Ren?" "Gak, tadi gue udah tanya, katanya udah makan kok. Sakit juga gak." Reno menaikkan bahunya. "Mood nya lagi jelek kali. Abis ada masalah mungkin" "Ya kali kaya lo Chi, labil banget mood nya, ngeselin." Reno mencibir. "Sama-sama Ren." Chia menjawab sambil terkikik pelan.

Pengumuman pemenang sudah diumumkan, anak laki-laki dengan baju biru dongker tadi dapat juara 2. Chia, Reno dan panitia lainnya segera membereskan area lomba tersebut. Chia menatap anak laki-laki yang sedari tadi mencuri perhatiannya dan Reno. Ia duduk dengan pialanya di teras depan aula serbaguna. Menunggu jemputan? Chia pikir orang tuanya tadi hadir. Dengan pelan, Chia menghampiri anak itu. "Halo anak manis, menunggu jemputan?". Anak itu menoleh dan tersenyum lucu. "Iya. Papa sama Mama belum jemput. Katanya habis dari kerja mau jemput Arya disini."

Ini hari Minggu dan mereka kerja? Setidaknya datanglah sebentar untuk lihat pengumumannya, Chia tak habis pikir. "Arya senang bisa dapat juara?" Chia bertanya dengan mengelus rambut Arya. "Senang sekali! Tapi, Mama dan Papa tidak datang jadi rasanya tidak seperti juara. Arya ingin Papa sama Mama senang liat Arya jadi juara." Arya menunduk dalam. "Arya, kakak mau bilang sesuatu sama kamu. Ini penting sekali, jadi kamu dengarkan ya." Arya mengangguk mantap.

"Kalau Arya mau buat orang lain bangga dan senang dengan prestasi Arya, Arya harus menghargai dulu prestasi Arya sendiri. Karena kalau diri Arya sendiri tidak menghargai prestasi Arya, untuk apa orang lain menganggapnya berarti? Arya mengerti?" Chia tersenyum manis pada Arya. "Sedikittt" jawab Arya dengan mata ingin tahunya. "Tidak apa Arya tidak mengerti sekarang, yang penting ingat terus sampai besok besar ya. Arya harus menghargai prestasi Arya dulu, baru orang lain akan menghargai prestasi Arya." Arya mengangguk penuh semangat.

"Itu, sepertinya penjemputmu ya, Arya?" Chia berbicara sedikit tertahan. "Iya! Pak Tomo yang jemput ternyata ya! Papa dan Mama sepertinya masih sibuk kerja untuk Arya!" Arya tersenyum, rasanya Chia tahu perasaan itu. "Dadah Aryaa, oh ya, kakak Chia! Salam kenal Arya!" Chia melambai semangat pada Arya. "Dadah kak Chiaaa!!" Arya berjingkrak-jingkrak melambai pada Chia. "Habis ngomongin apaan, Chi?" Reno menghampiri dengan lelah. "Ada lah Ren. Eh sorry, jadi gak bantuin beresin deh." "Udah gapapa, lagian lo juga tadi pasti udah capek. Mending ambilin konsumsi jatah kita berdua di ruangan tadi deh. Gue tunggu di mobil ya, capek banget." "Siap bos!" Chia pun melangkah gesit ke ruangan konsumsi.

♠♥♦♣

Kupu-kupu kecil itu terbang
Sayapnya baru, masih bersih
Menuntunnya pada dunia baru
Semuanya adalah pelajaran
Dahulu, Sekarang, dan Nanti
Dewasalah

nya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang