- Belajar Mempertahankan -

24 8 0
                                    

Hujan, ketenangan, dan lamunannya. Sebuah comfort zone yang amat penting bagi Leena. Setidaknya untuk sementara, dia bisa berperan jadi tokoh wanita utama dalam komik atau novel cinta menye-menye. Seperti tokoh utama, ia bagai menunggu pangeran yang akan datang dan melamarnya. Lalu mereka berdua akan melakukannya dan mereka akan punya anak. Lupakan, terlalu cepat untuk hal seperti itu sekarang.

Kali ini ia menunggu Alvaro, sahabat yang dikenalnya waktu SMP. Tak pernah ada yang spesial, menaruh rasa pun tidak. Alvaro bisa dikategorikan sebagai cowok yang punya daya tariknya sendiri. Leena sendiri mengakuinya, setiap cewek yang pertama kali melihat sahabatnya itu, akan langsung terpesona. Tapi dengan santainya, Alvaro tau sekali pesonanya mirip prince charming maka ia kadang-kadang memanfaatkan untuk meminta bantuan.

Alvaro datang dengan tergesa-gesa, menghampiri Leena yang duduk kalem melihat gerak-gerik Alvaro yang tersenyum sumringah. "Kenapa lagi?" Alvaro pasti sedang mengalami kejadian bagus. "Ah, tau aja. Waktu Valentine kemaren, doi ngasih coklat. Kita tukeran sih tepatnya, dadakan lho! PDKT gue berhasil dong. Moga-moga aja cocok, gue udah beberapa kali deket sana-sini." Leena mengangguk. "Udah berapa lama?" tiba-tiba Leena mengajukan pertanyaan. "Eh, PDKT nya? sebulan kurang, 2 minggu an deh kayanya." Alvaro tampak mengingat. "Move on dari yang lama?" lagi, Leena ajukan pertanyaan. "Eng... 1 minggu an?" Alvaro tampak hati-hati berbicara.

Leena mengalihkan pandangan matanya dari kopi yang sedang diminumnya. Leena berdeham penuh arti. Alvaro yang sadar segera menjawab, "Tapi yang ini beda, gue ..." "Kalimat itu udah gue denger puluhan kali, Alvaro. Berkali-kali juga lo ninggalin banyak cewek dengan patah hati yang terlalu dalam. Itu karena lo dengan gampangnya menjauh tanpa pamit. Kalau lo udah masuk ke hati seseorang, jangan pernah keluar tanpa permisi."

Alvaro sedikit terkejut dengan penjelasan Leena yang penuh tekanan. Rasanya dia tak pernah merasa sesalah ini dalam hatinya. "Gue pulang duluan aja." Leena membereskan bawaannya dari meja. "Eh, tapi kan gue baru dateng. Pesen aja belom." Alvaro kebingungan. "Mood gue jelek." Leena segera beranjak dan menatap wajah sahabatnya. "Gue mau tanya satu hal lagi." "Ya?" "Apa enaknya dateng sana-sini ke hati seseorang terus ninggalin begitu aja dengan alasan ga cocok dan ninggalin mereka dengan perasaan yang digantung?" "Eh, gue ... " "Pikiran aja jawabannya, gausah dibicarain juga gapapa. Oya jangan lupa, belajar mempertahanin sesuatu dengan pasti ya" Leena tersenyum dan meninggalkan Alvaro dengan pikiran dan hatinya yang campur aduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

nya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang