At first the Devil

552 58 27
                                    

Xavier terus saja memanggil ibunya Namun, selalu saja ditak perdulikan.

Xavier berusaha menenangkan hatinya yang bergemuruh marah.

Xavier tak mau menyakiti ibunya Apalagi, sampai mengeluarkan Raga jahatnya itu.

"Bu, Aku membuatkan ini untukmu." Katanya, memberikan kalung berbentuk Matahari senja yang terlihat begitu indah.

Apalagi, Kalung itu dihiasi oleh berlian permata yang terlihat sangatlah langka.

Namun, Lagi Ibunya tak memperdulikannya ia lebih memilih memakan makanannya.

"Bu, Ak.."

Prang!

Piring itu terjatuh dan Hancur berkeping-keping.

Sedangkan, Xavier hanya dapat terdiam kaku dengan wajah pucat pasi.

"KAU PIKIR BENDA ANEH ITU BAGUS UNTUKKU?! AKU MEMILIKI BARANG YANG LEBIH BAGUS DARIMU!! AKU TAK SUDI MEMAKAINNYA!!" Teriak Ibunya yang membuat Xavier semakin takut.

Xavier menundukkan kepalanya, digigit bibirnya kuat-kuat agar tak mengeluarkan isakan apapun.

"Ta.. Tapi.. Ak.."

"TAK ADA TAPI-TAPIAN!! KAU ITU TAK LEBIH DAN TAK LUPUT DARI ANAK YANG TAK BERGUNA."

Lagi, Ibunya membentakkan.

Xavier hanya dapat Menutup mata dan Menutup hati, Berharap bahwa Ibunya adalah seorang yang menyayanginya.

Hanya itu yang Xavier Inginkan, Kasih sayang.

† † †

Seperti biasa semuanya menatap Xavier sinis sekaligus hina.

Sebisa mungkin Xavier mengacuhkan semua tatapan mengejek Untuknya.

Namun, Kali ini entah mengapa hati dan naluri Xavier semakin menggelap.

Seperti, tak ada celah untuk keterangan lagi.

Tapi, sebenarnya memang tak ada keterangan yang Xavier dapatkan bukan?

Hanya Kegelapan saja.

† † †

Prang!

Xavier menggigit bibirnya kuat-kuat, Tubuh Xavier bergetar saking takutnya.

Sungguh, Ia benar-benar takut.

Xavier takut Kejadian Itu kembali terulang.

Parahnya, Xavier kembali menjatuhkan Guci kesayangan Ibunya...

Lagi...

Ibunya menatap Xavier dengan pandangan beribu-ribu kali marah.

"APA YANG KAU LAKUKAN LAGI HA?! TAK PUASKAH KAU MENYUSAHKANKU?!"

"CEPAT, KURUNG ANAK SIALAN ITU!!! AKU TAK MAU MELIHATNYA."

Sang Pengawal menatap patuh pada ratunya, Tak mau jika Merekalah yang menjadi Korban ratunya.

Bukan, Sang Pangeran.

Dengan kasar Sang Pengawal menarik tangan Pangeran mereka tanpa memperdulikan ringisan sakit dan perih dari Pangeran Mereka.

Prince of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang