The New Thing

189 10 35
                                    

Kirana

Saat aku hendak keluar, tiba-tiba ada seorang laki-laki menghadangku di pintu.

"Siapa namamu?" tanyanya.

Aku tertegun. Dia tersenyum. Kupandang dia. Tubuhnya lebih tinggi daripadaku. Bahkan jika aku boleh katakan sangat tinggi, karena tubuhku pendek. Aku membalas senyumnya, namun sambil berjalan melewatinya.

"Permisi ya," kataku.

Aku menghampiri sahabatku yang tengah menggunakan sepatu. Dia tertawa melihat tingkahku. Jujur aku memang salah tingkah. Karena sejak dimulai acara pesta, dia memang memandangku terus menerus. Bahkan dia juga menumpahkan minumannya karena tersenggol seseorang tatkala tengah memandangku.

"Hei, siapa namamu?" Tanyanya lagi.

Aku tetap diam dan fokus pada sepatuku.

"Siapa namanya?" Tanyanya pada Reina.

"Kirana. Kirana Yuni Permata,"

Aku malu. Suasana menjadi ramai. Teman-temanku bersorak sorai. Bahkan Rahma, sebagai tuan rumah pun tertawa. Dia terlihat sedang berbisik dengan salah satu sahabatnya. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung harus bagaimana. Aku memilih senyum dalam diam.

"Ayo pulang, Rei" ajakku pada Reina

Dia hanya mengangguk. Lalu aku dan Reina menghampiri Rahma untuk berpamitan.

"Kita berdua pulang dulu ya, Ma. Happy birthday ya. Jangan kaget liat kadonya wkwk," kataku pada Rahma.

"Ah iya. Makasih ya udah nyempetin dateng kesini. Kalian hati-hati ya di jalan. Awas ya kalo kadonya isinya kodok, aku bunuh kamu ntar, hahaha"

"Siapa takut? Udah ah, bye Rahma. Bye juga semuanya,"

***

Di jalan

"Kayanya cowok tadi suka deh sama kamu, Ran" ujar Reina

"Ah apaan sih kamu, Rei. Aku nggak suka. Apalagi kamu liat kan kalau dia merokok? Aku nggak suka sama cowok yang merokok, Rei,"

"Iya sih. Tapi mending lho, lumayan dia kan ganteng,"

"Bodo amat"

Sejujurnya aku memang tak menyukai cowok tadi. Tapi, lebih jujur lagi aku penasaran dengannya. Siapa sih dia? Benarkah dia menyukaiku? Atas dasar apa? Bukankah tadi banyak cewek yang cantik-cantik? Kenapa harus aku? Kenapa dia berani menanyakan namaku di depan banyak orang? Sedangkan untuk menatap wajahnya aja aku tak mampu? Aneh.

***

Flashback mode : ON

Setelah melalui berbagai proses pendaftaran yang merepotkan, aku diterima di SMP Abdi Pratama, dengan rasa syukur yang tiada tara untuk-Nya. Di sekolah favorit kedua di kotaku. Luar biasa, bukan? Bahkan dari sekian banyak temanku, hanya aku dan dua temanku yang diterima.

Dan hari ini, hari pertamaku masuk sekolah. Jujur aku sedikit banyak takut karena aku tak begitu pandai untuk beradaptasi dengan mudah. Meskipun aku memiliki seorang teman dari SD tetangga, yang satu kelas denganku.

Keluarga baruku adalah kelas 7.2. Ketika aku memasuki kelas, aku bingung akan menempati bangku yang mana. Tapi ternyata temanku, Reina telah datang duluan. Beruntungnya..

"Hai, Ran. Sini duduk sama aku,"

Aku mengangguk dan duduk di sampingnya. Bangku nomer 2 dari depan pojok kiri, it's okelah.

Suasana MOS pun berjalan. Masing-masing siswa memperkenalkan dirinya disertai dengan asal sekolahnya.

Tanpa sepengetahuanku, di sudut kanan ada salah satu orang yang menatapku.

Siapakah dia?

------------------------- * * * -----------------------

Kira-kira siapa sih, yang ngeliatin Kirana? Ada yang bisa tebak?

Happy satnite sayang 😂
Gimana ceritaku? Amburadul ya? Wkwk. Maaf ya, abal-abal. Aku nggak jago soalnya, hehe.
Aku berharap banyak yang suka. Jangan lupa untuk voment ya 😄
Saran dan kritik sangat kubutuhkan, kawan 😅

Salam siapa
SH

MuvonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang