Cinta Dalam Diam

69 5 13
                                    

Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah dengan sepeda kesayanganku. Dia adalah sang kekasih pertamaku. Meski bukan cinta pertamaku, tapi keberadaanya tak bisa disandingkan. Bagaimana tidak? Saat dulu aku duduk di bangku SD kelas 3, di hari aku berulang tahun, ayahku membelikan itu untukku. Sejatinya aku tak meminta. Tapi aku sangat senang. Karena tubuhku yang kecil, jadi baru dibelikan, padahal temanku banyak yang sudah memiliki sepeda beroda dua. Sepeda ini juga memiliki warna yang kusukai, biru dan hijau. Dia selalu menemaniku kemanapun aku pergi. Its so special. Love you, Hiruku. Begitulah namanya.

Sesampainya di sekolah..

"Ran, kamu mirip siapa? Coba liat," kata Reina.
"Zee-zee Shahab. Kamu siapa? Aku malu tau,"
"Haha gapapa kali. Tenang aja. Nih punyaku, baca aja sendiri,"
"Oh iya,"

***

Yudha's POV

"Hhmm. Dia hobinya apa ya itu? Duh, kok ngga keliatan si?" Ujarnya dalam hati sambil celingak-celinguk.

"Kenapa si kamu yud, celingak-celinguk nggak jelas gitu," kata Dera teman sebangkuku.
"Eh? Nggak papa kok, Der. Hehe," jawabku terkejut.

Bel masuk berbunyi

Tring.. Tring.. Tring..

"Assalamualaikum adek-adek. Gimana kabarnya?" Tanya Kak Evil.
"Waalaikumsalam warahmatullaah wabarakatuh. Alhamdulillah baik, kak," jawab kami serempak.
"Kurang semangat nih. Udah pada sarapan belum nih?"
"Udah"
"Belum"
"Ada yang belum sarapan? Coba angkat tangan siapa aja yang belum sarapan."

Wah, ternyata dia mengacungkan tangannya. Dia belum sarapan? Kenapa dia nggak bilang? Kan bisa aku bawakan makanan dari rumah. *Plak. Pikiran macam apa ini? Aku bukan siapa-siapanya dia. Apa hakku? Huft.

"Kamu kenapa belum sarapan?" Tanya Kak Evil pada Kirana.
"Sudah biasa nggak sarapan, kak" jawabnya.

Subhanallah. Lembut sekali jawabannya. *Dor! Sadar, Yud. Inget!

"Kalau kamu? Kenapa?"
"Bangun kesiangan, kak"
"Takut terlambat, kak"
"Ngga ada makanan di rumah, kak"
Dan blablabla.

*Prok.
"Oke, jawabannya bervariasi. Walaupun jumlahnya ngga begitu banyak. Tapi tolong untuk kedepannya jangan lupa sarapan ya dek. Itu penting buat tubuh kalian. Yang nggak biasa sarapan, mulai dibiasakan buat sarapan ya,"
"Iya kak,"
"Oke, sekarang ayo keluar. Papan namanya dipakai,"

***

Kirana's POV

Ini keluar mau ngapain ya? Jangan-jangan yang aku baca di internet kemarin bakal terjadi sama aku juga. Nggak. Aku nggak mau. Nggak. Ini nggak akan terjadi disini.
:::

"Ran, hei! Kamu kenapa si? Ngelamun aja,"
"Eh! Kamu itu Rei, ngagetin aja deh,"
"Aku ngga ngagetin, cuma kamunya aja yang ngelamun sayang,"
"Hehe. Idih sayang-sayang, apaan,"
"Hahaha. Wajahmu itu lucu Ran kalo ngambek,"
"Heleh kamu mah,"
"Udah ah ayo, nanti telat,"

Sesampainya di lapangan..
"Ayo dek, baris per kelas. Kalau udah rapi jongkok,"
"Hah?"
"Laksanakan!"
"Siap, kak!"

----

Halo 🙋 Aku kambekkk 🙌
Alhamdulillah akhirnya part ini selesai juga🙏

Happy reading kawan🎉
Terimakasih atas dukungannya, terutama My star 2 dan 3👭😘
Jangan lupa vomentnya yaa 💗💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MuvonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang