Explanation 5

55 3 0
                                    

Bel tanda pelajaran telah selesai adalah sesuatu yang menurut anak anak sekolah seperti kami 'ada manis manisnya'. Saat bel dibunyikan jam 14.00 pm, seluruh murid SMP Raya timur secara serentak keluar kelas dengan muka yang sangat bahagia, berbeda sekali saat bel masuk dibunyikan.

Begitu pula denganku dan teman temanku, kami keluar kelas dengan bangganya karena berhasil lolos dari pelajaran IPA milik guru killer bu Rana.

"Anjir!" Namun semua kebanggaan kami sirna saat mendengar Keira menggumamkan kata itu. Secara serentak, aku, Naura, dan Aira berhenti melangkah dan menoleh pada Keira yang masih terpaku pada layar handphone nya.

Menyadari tatapan kami, Keira menoleh pada kami bertiga dan menunjukkan layar handphone itu pada kami. "Nih orang ngajak ribut."

Keira : ?

Putra : ?

Keira : ?

Putra : ?

Keira : lu kenapa ngikutin gue terus sih?

Putra : mang kenapa?
Putra : P
Putra : H
Putra : P

Keira : ???

Putra : ???

"Maksudnya apa coba!?" Omel Keira yang langsung membawa kami ke dunia nyata setelah sebelumnya aku terlalu fokus pada Chat Keira dengan orang bernama Putra itu.

"Putra anak SMP raya timur juga?" Tanya Aira.

Keira mengangguk setuju sebelum kembali memainkan ponselnya. "Dia seangkatan sama kita, dia kelas 8-6."

Seketika Naura melototkan matanya yang besar itu. "Dia berarti pinter dong? Apa daya nya, kita hanya anak kelas 8-3 yang kebetulan bisa masuk SMP raya timur ini?"

Aku hanya memutar bola mataku dan mengabaikan Naura. "Bodo dah." Ucap Aira yang keliatan tidak peduli.

*****

Seperti yang sudah kami perkirakan, 'kerja kelompok' yang harusnya mengerjakan tugas secara berkelompok, malah berakhir dengan makan bersama, dan ngobrol ngobrol.

Bahkan tugas kami sama sekali belum tersentuh. Kami sudah satu jam disini dan tugas itu bahkan belum disentuh.

"Gue bosen nih, mending nonton film di laptop gue aja yuk, untung gue bawa laptop." Tanpa menunggu jawaban dari mereka, aku mengeluarkan laptopku dari tas dan segera menyalakannya.

"Irena!" Suara terpekik Keira membuat kami bertiga menoleh padanya lagi. Sungguh, dia sudah membuat kami sangat kebingungan hari ini. "Kak Austin minta ketemuan sama lu!"

"Ha?!" Tanya aku, Naura dan Aira serempak pada Keira.

Aku pun menarik ponsel ku yang entah-sejak-kapan sudah berada di tangan Keira dan aku membaca ulang obrolan ku dengan kak Austin.

Dan sesuai dugaan ku, Keira membajak ponsel ku.

BBMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang