Part 15

666 82 10
                                    

HAPPY READING

.

.

.

"kau dari mana saja?"

Wonwoo menoleh saat ia mendengar sebuah suara, dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya menjawab "bukankah aku yang harusnya bertanya seperti itu?"

Wanita yang sedang duduk didepannya hanya terdiam, tak ada niatan baginya untuk menjawab

"duduklah dulu, aku ingin bicara padamu"

Wonwoo bukanlah anak yang tidak penurut, namun dia malas jika berhadapan dengan ibunya. dengan berat hati dia akhirnya mendekatkan diri dan duduk didepan ibunya

"apa kau tidak merindukanku?"

"hanya itu yang ingin dibicarakan? Ibu aku lelah. Kau bahkan sudah tau apa jawaban dariku"

Ibunya terkekeh pelan melihat kelakuan putra semata wayangnya ini. dengan pelan dia mengangguk

"baiklah aku akan langsung ke intinya saja. Aku bertemu teman lama saat pergi ke jepang dia memilik anak perempuan dan..."

"dan ibu ingin menjodohkan ku dengannya?" jawab Wonwoo yang sudah tau arah pembicaraan ibunya, ibunya menggeleng pelan

"tidak, bukan menjodohkan tapi akan mempertunangkan mu dengannya" ucap ibunya yang berhasil membuat Wonwoo sedikit tersedak ludahnya sendiri

Dengan cepat Wonwoo berdiri "pertunangan? Ibu, aku bahkan baru berusia 19 tahun"

"itu hanya pertunangan Wonwoo, bukan menikah kau tenang saja"

"aku tidak memiliki rencana untuk jatuh cinta pada gadis yang tidak ku kenali"

"terserah! ibu anggap kau setuju. Tidak ada penolakan ibu sudah merencakan ini bahkan sebelum kau lahir" ucap ibunya acuh dan pergi meninggalkannya membuat Wonwoo menganga

"pertunangan?" kepalanya berdenyut, dia bahkan baru saja bisa melupakan Kyulkyung dalam hidupnya, dan terlebih lagi perasaan yang berbeda telah ia rasakan saat dekat dengan Nayoung

"kenapa ibu membuat hidupku semakin rumit?"

***

Pinky menatap sebuah pintu bertuliskan 2-1, itu adalah kelas Mingyu. Seharian dia tak melihat Mingyu disekolahan pada akhirnya dia menyerah dan langsung pergi kekelas lelaki itu

Saat ia ingin membuka Pintu, seseorang lebih dulu membukanya dari dalam dan menampakkan sosok Nayoung

"oh hai?"

"Pinky? Mingyu tidak masuk hari ini"

Nayoung seakan tau siapa orang yang akan di temui Pinky, mendengar ucapan sahabatnya itu Pinky mengerutkan dahinya

"ke-napa?"

"jadi kau tidak tau?"

Pinky menggeleng, ia tak tau apa alasan Mingyu tak masuk hari ini

"seseorang mengatakan dia akan pindah, mungkin hanya gossip? Kau bahkan tak tau"

"dia tak mengatakan apapun padaku kemarin, apa dia..."

Pinky berbalik dan meninggalkan Nayoung, ia mengambil ponselnya yang tersimpan di saku blazernya

Dengan cepat Pinky memencet beberapa tombol angka disana, dan meletakkan ponsel itu didaun telinganya

Beberapa saat ia kembali mendesah untuk kesekian kalinya, tidak ada jawaban dari Mingyu

"apa tugasnya sudah selesai?"

***

Mingyu menatapi ponselnya yang terus berdering, nama gadis itu tertera didalamnya membuat ia enggan untuk menjawab

Setelah lama menunggu akhirnya ponsel itu diam dengan sendirinya

Dengan perasaan lega Mingyu memunguti ponselnya yang ia letakkan dimeja kosong tadi, ia melihat 16 panggilan dari Pinky

"aku tau, kau akan marah padaku" sedikit menghela nafasnya Mingyu menatapi langit biru

"namun setelah ini kau akan pergi bersama denganku untuk selamanya"

***

Wonwoo menatap aneh kesekeliling, dan ya disinilah dia. Dia sedang berada di café yang diberitahukan ibunya sejam yang lalu

Ibunya menyuruhnya datang untuk bertemu dengan gadis yang dibicarakan olehnya kemarin malam, dan Wonwoo sebenarnya sangat malas untuk menuruti ibunya tapi ancaman kecil dari ibunya berhasil membuatnya pasrah untuk datang

"air putih satu gelas, aku akan memesan sesuatu jika temanku sudah datang" ujar Wonwoo pada seorang pelayan

Pelayan itu mengangguki, dan segera pergi

Wonwoo merogoh saku celananya untuk mencari ponsel, dia bosan menunggu lama dan lebih baik jika dia menunggu gadis itu dengan memainkan games di ponselnya yang sedang menganggur

Seorang gadis datang dengan membawa beberapa buku tebal, ia juga dengan terburu-buru melepaskan kacamatanya dan seorang pelayan menghampirinya

"maaf nona ada yang bisa saya bantu?"

"oh ya, ibuku berkata bahwa dia memesan meja disini untuk dua orang. Meja nomor 15"

"baiklah mari saya antar"

Pelayan itu menunjukkan letak meja 15, meja itu terletak di pojok café dan didepannya dihiasi oleh jendela besar yang memperlihatkan jalanan seoul

Gadis itu dapat melihat seorang lelaki yang ia yakini adalah anak teman ibunya itu sudah menunggunya dengan ponsel yang berhasil menutupi wajahnya

"sudah aku sudah melihat mejanya, terima-kasih" gadis itu tersenyum dan melangkah sendirian untuk sampai ke meja tujuannya, saat sampai ia meletakkan terlebih dulu buku-buku tebal yang dipinjamnya diperpustakaan

"maaf apa kau menunggu la-"

Jeon Wonwoo meletakkan ponselnya dan dengan cepat menatap manik mata gadis yang sedang berdiri didepannya

"bagaimana bisa?" ujar gadis itu, lalu menghela nafasnya berkali-kali sebelum terduduk lemas di sofa café

"katakan padaku apa yang kau lakukan disini Jeon Wonwoo, jangan mempermainkanku. Ibuku memesan tempat ini untukku dan seseorang" ujar gadis itu lagi

Wonwoo terdiam sejenak, lalu mengedipkan beberapa kali matanya namun tak ada perubahan gadis itu memang nyata berada didepannya

"siapa.. maksud ku siapa yang mempermainkanmu? Ibuku menyuruhku kemari untuk bertemu anak temannya"

"jangan katakan kau..."

"aku tidak tau ternyata gadis bermarga Im itu adalah dirimu" ujar Wonwoo tersenyum manis tanpa beban lagi saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Nayoung

.

.

.

TBC

Ide udah ada sampai end, tapi ya begini... mentok banget gak bisa ngetik lagi pikiran bener-bener buntu buat ngetik kata-kata yang bagus wkwkwk miane jarang update ff ini, miane juga kependekan

Next chapter secepatnya soalnya pengen cepet-cepet tamatin ceritanya/? Hehe byeee~

Spirits School ㅡ Kyulkyung Pristin × Mingyu SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang