Kau Bisa Melihatku?

819 78 13
                                    

Derap langkah kaki terdengar disekelilingku. Canda, tawa terpancar dari orang-orang yang berada tak jauh dari tempatku berdiri. Ku alihkan pandanganku kepada sebuah keluarga yang tampak sedang menghabiskan waktu bersama. Melihat kegembiraan yang terpancar jelas dari raut wajah orangtua dan anak itu, membuat dirinya tanpa sadar mengeluarkan kristal bening yang mengalir dipipinya. Mengapa aku menagis? tanyaku dalam hati. Akupun tak mengerti mengapa aku begitu cengeng ketika melihat sebuah keluarga tampak begitu bahagia. Bukankah aku juga mempunyai keluarga yang bahagia? Tapi tunggu dulu. Kenapa aku bisa ada disini ya? Sekarang aku berada dimana? tanyaku terus pada hati kecilku. Dengan raut wajah kebingungan kulangkahkan kakiku menyusuri taman itu. Aku terus saja berjalan hingga aku tak memperhatikan langkahku. Dan tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu hal yang aneh pada tubuhku.

Zzzttttt!!

Sulit ku percaya. Aku melihat diriku dapat ditembus orang. Kebingungan serta merta menyelimutiku. Ada apa dengan tubuhku. Kenapa mereka bisa menembus tubuhku? Aku kan manusia, jika saling bertabrakan pasti akan merasakan sakit. Tapi, aku tidak merasakan itu. Tapi hal itu mustahil kan? Kecuali jika aku hantu maka aku....perkataanku seketika terhenti. Tiba-tiba saja mulutku kelu. Tidak mungkin! Tidak mungkin jika diriku ini....
.

.
Kata-kataku terhenti. Dengan rasa penasaran aku melangkahkan kakiku menuju salah satu pria yang sedang duduk disebuah bangku taman.

"Permisi boleh aku tanya ini ada dimana?" tanyaku pada pria itu. Pria didepanku itu tetap saja bergeming sambil memainkan ponselnya.

"Permisi"ucapku lagi dan kali ini aku berusaha untuk menyentuh tangannya.

Bbyyuuss!!

Aku menatap nanar kedua tanganku. Tanganku tak mampu memegang apapun. Seketika itu juga aku berlari ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Aku terus saja berlari. Tak ku pedulikan sudah berapa orang yang sudah kutabrak. Tabrak? Mereka bahkan tak bisa merasakan kehadiranku. Aku terus saja berlari, kini aku tidak tahu aku harus kemana. Aku terus mempertanyakan apa yang terjadi pada tubuhku? Hingga akhirnya aku memperlambat langkahku. Aku lelah. Ya lelah sedari tadi terus saja berlari tak tentu arah. Aku terus saja berjalan dengan menundukkan kepalaku.

Rasa lelah melingkupi tubuhku. Bayangkan saja sudah beberapa kali aku berusaha mengajak berbicara orang-orang itu tapi apa yang ku dapatkan. Lagi-lagi aku diacuhkan. Hufftt! Bagaimana caranya aku kembali ke kekehidupanku. Kenapa aku bisa seperti ini saja, aku tidak tahu. Aku sudah berusaha mengingat kejadian apa yang bisa membuat aku menjadi seperti ini. Tapi percuma aku tidak mengingat apapun. Aku terus saja bergulat dengan pikiranku sendiri. Hingga tanpa sadar aku menabrak seseorang.

Bruk!

Tubuhku terasa sakit. "Maaf"ucap pria yang baru saja kutabrak barusan. Setelah mengucapkan kata itu pria tersebut langsung saja pergi meninggalkanku. Aku masih terpana ditempatku. Wait..!! Tadi dia bilang maaf? Berarti dia bisa ngeliat aku dong? tanya ku dalam hati. Seketika itu juga kesadaranku kembali. Aku langsung saja mengejar pria tadi.

"Hei....tunggu...tunggu aku"ucapku sambil terus belari dan melambaikan tangan kearah pria itu. Namun pria yang dikejarnya itu seakan tidak menghiraukan panggilanku.

"Hei.. Kamu!! Kamu engga tuli kan? Kamu bisa ngeliat aku kan??"aku mencecarnya dengan beberapa pertanyaan yang ada di otakku. Karena merasa diabaikan aku terus saja mengikuti pria itu kemana pun pria itu pergi.

Brukk!!

"Awww!! Kalo mau berhenti bilang-bilang dong"ucapku sambil mengelus-elus jidatku yang terasa berdenyut-denyut.

Pria itu malah menatapku dengan sinis.
"Kenapa? Mau marah?"tanyaku tak kalah sewot.

"Untuk apa kau mengikutiku??"tanya pria itu.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang