Please Bantu Aku!

152 23 5
                                    

Mataku terus saja memandangi pria itu. Pria yang ku ketahui bernama Kevin itu terus saja berpura-pura tidak melihatku. Bahkan dia terkesan acuh terhadapku. Andai saja bukan dia satu-satunya orang yang bisa melihatku, aku tidak akan memohon-mohon seperti ini. Bahkan aku rela menunggu pria itu hingga ia selesai bekerja. Menunggu adalah sesuatu yang aku benci. Meskipun aku tidak mengingat masa laluku tapi aku yakin jika aku pasti tidak suka menunggu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku butuh bantuan dari pria itu. Aku butuh dia karena hanya dia satu-satunya yang dapat aku andalkan.

Senja mulai menyapa tapi pria itu belum juga menyelesaikan pekerjaannya. Akupun menghampirinya berharap dia berhenti mengacuhkanku.

"Apa pekerjaanmu belum selesai?"tanyaku pada pria itu. Sesuai dugaanku pria itu tidak menjawab.

"Apakah sulit sekedar menjawab pertanyaanku?"

Lagi-lagi pria itu diam.

"Kenapa kau mengacuhkanku!"ucapku sedikit berteriak.

Pria itu berjalan menjauhinya dan masuk kedalam sebuah ruangan.

"Kevin!"panggilku

"Bisa tidak kau jangan menggangguku. Aku tidak mau berurusan sama sekali denganmu. Jadi pergilah"ucap Kevin.

"Aku tidak bermaksud untuk mengganggumu. Aku hanya ingin meminta penjelasan kenapa kau memanggilku Agnesia? Apa kau mengenalku?"

"Aku tidak mengenalmu! Jika itu pertanyaanmu. Aku memanggilmu Agnesia karena aku melihat nama itu terukir dikalungmu, jadi kukira itu namamu"jelas Kevin.

Aku pun langsung meraba leherku, memang betul ada sebuah kalung yang melingkar disana. Aku pun langsung berjalan kearah cermin dan benar saja ada tulisan Agnesia dikalung yang ia pakai. Apa nama yang tertulis dikalung ini namanku?tanyaku dalam hati.

"Karena aku sudah menjawab pertanyaanmu, jadi tolong pergi dari hadapanku. Aku tidak mau berurusan dengan hantu sepertimu"

"Justru karena itu aku meminta bantuanmu. Karena hanya kamulah yang bisa melihatku. Aku harap kamu mau membantuku menemukan siapa sebenarnya aku? mengapa aku bisa meninggal? Karena aku sama sekali tidak mengingat apapun. Jadi aku mohon bantu aku"ucap Agnesia memelas.

"Sudah ku katakan aku tidak...."

"Please...bantu aku"ucap Agnesia sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

"Kau mau kan??"

Bukannya menjawab Kevin malah pergi meninggalkan Agnesia seorang diri diruangan itu.

Agnesia pun langsung meninggalkan ruangan itu setelah Kevin pergi meninggalkannya. Ia pun berjalan gontai keluar caffe. Apa yang harus kulakukan jika pria itu tetap tidak mau membantuku?

***

Kevin berjalan kembali ke depan meja kasir, ia terus saja teringat dengan perkataan wanita itu yang memintanya untuk membantunya. Ia tahu bahwa saat ini memang hanya dia satu-satunya yang bisa melihat wanita tapi apakah aku harus membantunya?

Membantunya? Sepertinya itu hal yang sulit untuk ku lakukan. aku bahkan tidak sanggup menatap wajah wanita itu. Wajah wanita itu mengingatkanku pada seseorang yang seharusnya tidak pernah kupikirkan lagi.







Haiiiiii......
Readers....Promise balik lagi nih. Adakah yang masih mengingat cerita ini?
Hehehehe, sepertinya sih kalian sudah pada lupa ya karena udah kelamaan ngilang. Hehehehe maafkan ya....

Akhirnya chapter ini publish. Kependekan ya? Ini masih buat tester kira-kira masih ada yang mau baca atau tidak. Jika masih nanti akan dilanjutkan. Jangan lupa vote dan commentnya ya ditunggu.







24.02.18



-CarlettaKei-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang