Apakah kalian tahu bahwa menetapkan sebuah pilihan itu sulit? Menurutku sangat sulit. Apalagi jika dihadapkan dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidup kita. Namaku Aleysia Keyra Nandheswara. Biasanya aku dipanggil Keyra. Aku baru berusia 17 tahun, usia yang masih sangat muda bukan. Aku sering mendengar bahwa usia 17 tahun adalah salah satu fase paling indah yang kita lewati sekali seumur hidup. Iya sih, emang 17 tahun itu indah, tapi menurutku biasa aja, toh kita hanya merayakannya dalam satu hari.
"Eh Key, ngapain lo bengong begitu? Awas loh lama-lama kerasukan." ujar Elyn yang sedari tadi sibuk memperhatikan Keyra.
Diem dulu deh Lyn, lagi konsentrasi mikir nih gue, lu mah ganggu mulu dah." jawab Keyra dengan muka masam.
"Ya gak gitu juga kali. Key, ke kelas yuk 5 menit lagi udah masuk nih." Lalu mereka berjalan meninggalkan kantin dan pergi ke kelas.
"Eh Lyn, sekarang pelajarannya siapa?"tanya Keyra dengan wajah polos.
"Keyra! Lo belom masukkin tas ke loker? Sekarang pelajarannya Bu Dita." teriak Elyn yang mendapati Keyra hanya termangu sambil memandang kearah tas nya lalu beberapa detik kemudian.
"Arghhhhhhhh, Lyn kenapa gak ngasih tau sih sebelum istirahat tadi." teriak Keyra sambil berlari kesana-kesini untuk mengambil beberapa buku di loker dan menyimpan tas didalam loker.
"Lah kan gue kirain lu udah tau kalo ada pelajarannya Bu Dita makanya gue diem aja, eh buruan Keyra,10 meter lagi Bu Dita nyampe." Ujar Elyn yang sedang berdiri didepan pintu kelas untuk memantau keberadaan Bu Dita.
"Bentar dulu kenapa, gue masih mau nyimpen tas dulu." sambung Keyra deng nada datar sedangkan Elyn sudah seperti orang tak waras yg berteriak di depan pintu kelas.
"Keyraaaaaaaa! Cepetannn." teriak Elyn sambil berlari menuju ke tempat duduknya. Sedari tadi Keyra dan Elyn heboh sendiri, teman-teman mereka yang lain sudah duduk dengan posisi yang rapi dan juga buku-buku yg sudah disiapkan.
"Iya bawel, ini juga lagi jalan ke tempat duduk." ucap Keyra sambil berjalan menuju tempat duduknya.
"Selamat siang anak-anak, hari ini kita kedatangan dua murid baru. Ayo nak silahkan masuk." ujar Bu Dita sambil mempersilahkan mereka masuk.
"Perkenalkan nama saya Evandra Nathan Deirich. Biasa disapa Nathan. Saya pindahan dari SMA Bakti Karang Bandung. Salam kenal semuanya." ujar Nathan sambil memamerkan senyum manisnya.
"Kenalin nama gue Jenoshine Elvaro. Biasa dipanggil Jeno. Pindahan dari Australia, tapi tenang gue orang indonesia asli kok cuman numpang sekolah disana."ujar Jeno yang juga memamerkan senyuman.
Kedatangan kedua cowok ini ternyata mengundang banyak perhatian dari kelas lain sehingga terjadi aksi saling dorong-mendorong di pojokkan jendela kelas XI IPA 1. Sepertinya cepat atau lambat kedua cowok ini akan menjadi trending topic di sekolah.
"Baiklah Jeno dan Nathan sekarang silahkan duduk ditempat yang tersedia dan bagi kalian yang masih berdiri di depan jendela sudah bisa kembali ke kelas masing-masing atau kalian tahu bukan apa yang akan terjadi jika membangkang." ujar Bu Dita dengan penuh penekanan, seketika itu juga kerumunan tadi sudah kembali ke tempat semula.
"Key, lo liat gak sih dari tadi? Gila tuh cowok berdua ganteng banget. Apalagi Jeno, ngeliat lesung pipinya dia pas lagi senyum bikin gue pengen loncatin mount everest tau gak sih." ujar Elyn sambil mengagumi setiap lekuk wajah sempurna yang dimiliki Jeno.
"Lebay banget sih Lyn, sampai harus ngeloncatin mount everest segala, pergi ke Nepal aja belom pernah. Ya, iya mereka emang ganteng, tapi kalo ngeliat dari sikap mereka pas perkenalan tadi, yang namanya Jeno keliatan bukan anak baik-baik deh, maksud gue mungkin aja dia termasuk anak nakal, mending si Nathan ngomongnya sopan udah gitu sikapnya keliatan kayak anak baik." sambung Keyra sembari mengeluarkan pendapatnya mengenai perkenalan Jeno dan Nathan tadi.
"Ini kan baru hari pertama setelah dia pindah dari Ausie Key, mungkin aja dia masih harus menyesuaikan diri disini. Jangan negative thinking dulu dong be positive kek." ujar Elyn tak mau kalah dari Keyra.
"Yaudah lah ter----, "Keyra! Ngapain kamu dari tadi? Saya lihat daritadi kamu ngomong terus, lagi ngobrol sama siapa kamu." ucapan Keyra terputus karena mendengar namanya dipanggil Bu Dita.
"Nggak kok Bu, saya lagi mikir dan baca-baca tentang materi yang diajarin ibu."ujar Keyra sambil menahan napas dalam-dalam, kalau sampai Bu Dita menangkapnya sedang berbohong maka hari ini adalah hari kematiannya. Dari sekian banyak guru, yang dapat menangkis ulah jahil Keyra adalah Bu Dita.
"Kalau begitu cepat jelaskan apa saja yang sudah saya ajari tadi." ujar Bu Dita dengan tatapan mata tajam yang terarah pada Keyra.
"Eumm.. Itt... Itu bu, ten..tang" sambung Keyra dengan tergagap. Baru saja Keyra mau menjawab tetapi ia sudah diusir dari kelas dan disuruh membersihkan area lapangan sekolah.
"Keluar kamu sekarang dari kelas! Bersihkan seluruh area lapangan." teriak Bu Dita yang dipenuhi amarah. Seketika itu juga Keyra langsung berdiri.
"Ah males banget Bu, lapangan kan gede banget masa Ibu tega sih nyuruh anak perempuan untuk ngebersihin tempat segede itu."ujar Keyra dengan nada yang dibuat santai.
"Kalau gitu saya aja yang ngebantuin Keyra, Bu." ujar salah satu siswa yang mengagetkan seluruh pasang mata yang ada didalam kelas.TBC
Next chapter will be upload 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here, Let Her Go
RomantikBagaimana reaksi kalian jika dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup? Apakah kalian sanggup bertahan? Jika suatu hal yang bersangkutan dengan cinta merupakan topik utama dalam hidup kalian, maka perhatikanlah itu dengan seksama. Aku melepaskan oran...