Gun and Roses Part 2

85 4 0
                                    

Aku berjalan lunglai menuju kearah sumber suara. Suara tembakan. Suara senapan yang dikokang paksa. Suara racauan kesal. Dan.. suara jeritan.

"Apa yang kau lakukan disana, bocah sok jago?" teriakku.

"Justin, cepatlah kemari!"

Dan anak itu berhasil membuat jantungku mencelos. Ya, seorang gadis manis terbaring dihalaman belakang kami. Ada darah mengalir dilengannya. Greyson berjongkok disampingnya sambil memegang erat senapan yang kutahu itu adalah milik Anna. Baiklah, anak itu membuat keributan besar dipagi hari dan menembak lengan seorang gadis cantik!

"Apa yang terjadi?" kataku setengah menjerit seraya merampas senapan itu dari tangannya.

"Maafkan aku, Justin. Aku sedang berlatih menggunakan senapan Anna dan meleset. Tak kusangka peluru dapat menembus dinding halaman belakang kita. Dan.. aku mendengar suara jeritan dan gadis ini sudah terkapar tak sadarkan diri di trotoar. Ku pikir ini salahku, jadi aku menggendongnya kesini. Ia perlu diobati. Aku merasa bersalah. Oh tidak, itu memang salahku,"

Aku menatapnya. Ia tampak kikuk. Dahinya berkeringat dingin. Oh Tuhan, masalah apa lagi ini?

"Kau harus mencari Anna sekarang. Aku tidak bisa mengobati gadis ini,"

"Bagaimana caranya? Anna itu sangat gaib, Justin. Kau tahu itu," Greyson berdiri dan beranjak. Tapi aku menarik tangannya.

"Kau atau aku yang pergi? Jika aku yang pergi lalu gadis ini terbangun, kau akan langsung dibunuhnya. Jika kau yang pergi, aku bisa menjaganya tetap diam," kataku sambil menggendong gadis itu masuk kerumah. Jeez. Dia sangat berat.

"Baiklah. Aku mengalah. Dimana kunci mobilnya?"

"Siapa bilang kau akan memakai mobil? Kau sumber kekacauan, Grey, pakai sepedamu di garasi,"

Greyson melengos pergi sambil menggumam kata kata kasar. Aku berhasil membuatnya kesal pagi ini.

****

Gadis itu masih terbaring di kamar tamu dan Greyson dan Anna belum juga kembali. Aku sungguh cemas dengan kedua jadi kuputuskan untuk menelepon Cody. 15 menit kemudian Cody datang bersama dengan Dean, adiknya. Jadi Cody lah yang kusuruh membalut luka yang terkena goresan peluru pada gadis itu. Sedangkan Dean memasak untuk sarapan kami.

"Apakah kau mengenal gadis itu, Justin?" tanya Cody.

"Tidak," aku menggelengkan kepalaku pelan dan menyesap kopi yang dibuatkan Dean. Well, ini pertama kalinya aku minum kopi di pagi hari.

"Aku seakan mengenalnya. Namun, entahlah." Cody mengacak rambutnya.

"Dimana Anna?" Dean datang dan membawa baki berisi telur, bacon, sandwich dan sebotol wine untuk sarapan kami. Komposisi yang buruk.

"Dia pergi dan Greyson sedang mencarinya,"

"Bagaimana bisa kau biarkan anak ceroboh itu pergi sendirian?" tanya Cody sambil meraih bacon yang tersaji dimeja.

"Entahlah. Tapi aku tidak mungkin meninggalkan rumah,"

"Kenapa?" tanya Cody dan Dean bersamaan. Mereka kakak beradik yang kompak.

"Red Kingston mencariku,"

Cody dan Dean berpandangan.

"Kau dalam masalah besar, Justin." ucap Dean. Dia terlihat serius.

"Kau tahu gadis didalam kamar tamu mu itu adalah Rosalina. Ya, Rosalina."

"Jadi apa masalahnya?" aku berusaha sesantai mungkin.

"Masalahnya adalah dia adik Red. Rosalina Kingston."

Mataku terbelalak dan cangkir kopi terjatuh dari tanganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gun and RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang