Penting

62 0 0
                                    

To Recipient/s: <Cinta>

Date : 30 November 2009 at 01:25 PM GMT+8

Subject: Penting

Message:

Selamat Siang cinta.

Ada hal penting cinta. Baru 11 hari lalu aku manulis email ke kamu soal Putri. Dia nembak aku cinta. Hehehe

Perasaan senang karena bangga cinta, tapi juga aku merasa ada ujian di baliknya. Tentu saja aku masih setia ke kamu cinta. Tidak ada yang bisa menggantikan kamu dengan yang lain.

Kamu tau cinta? kalimat-kalimatnya disusun rapi sekali ketika ingin mengutarakan cintanya. Padahal aku dan dia belum pernah bertemu. Aku baca kalimat demi kalimat, agar aku tidak salah paham. Tapi berkali-kali aku terbius dengan kalimatnya. Indah sekali.

Dia mengatakan kata cinta dan sayang tanpa kata cinta dan sayang. Dia pintar menulis kalimat. Maksud yang benar-benar tertuntut dan runtut. Aku terbius bukan menjadi mencintainya. Tapi aku terkagum betapa indah kalimatnya.

Cinta, aku bahkan ketika sadar merasa sangat cemburu. Kenapa aku yang begitu mencintai dan merinduimu. Tak mampu menulis kalimat setajam itu. Setipis ari, tapi seberat biji besi. Mengagumkan.

Cinta. Aku masih setia kepadamu. Setia dalam jarak ribuan kilo dari fisikmu. Setia meski laut jawa ada membatasi kita. Bahkan hutan kalimantan jadi dinding yang kokoh menghalangi. Tapi aku tetap setia. Aku mencintaimu, tak akan bisa digantikan yang lain.

Tapi kau juga harus tau cinta, aku mebalasnya dengan penolakan yang sangat halus. Bahkan aku yakin balasanku tidak akan menyakitinya, meski dengan jelas tertulis bahwa aku tak bisa menerima. Aku berusaha semampuku agar tidak membuatnya kecewa. Tapi sekuat yang aku bisa, aku juga menjelaskan bahwa aku sudah punya cinta. Ialah Kamu.

Mau lanjut kerja lagi cinta.

Salam, kalimat hangat kerinduan. Perdu.

Sampaikan Surat ini KepadanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang